Cast:
Na Jaemin(NCT’s Jaemin)
Heena(SM Rookie’s Heena)Peringatan:
Cerita ini hanya fiksi belaka.-Sometimes we hope, sometimes we lose-
Jaemin melihat bayangan dirinya yang terpantul di cermin di depanya. Sendu, hanya itu ekspresi wajah yang dapat ditangkap dari raut wajahnya. Kursi roda yang kini ia duduki seolah semakin membuatnya terpuruk oleh keadaan.
Dengan cepat ia memalingkan wajah lalu berbalik menuju sebuah tempat tidur lengkap dengan peralatan medisnya.
“Jaemin, apa kau tahu apa yang terpenting di dunia hiburan?”, tanya seorang laki-laki yang kini haya bisa ia ingat lewat memori otaknya.
“Bukan hanya seberapa banyak yang bisa kau lakukan untuk ada di layar kaca dan dibicarakan semua orang. Tapi seberapa banyak orang yang bisa mengingatmu ketika kau sudah tidak ada. Tapi kini lihat kondisimu, aku khawatir kau akan kesulitan”, kata-kata bagai peluru yang menembus jantungnya itu kembali terngiang di gendang telinganya.
Ada segudang rasa bersalah dan kecewa yang membabat habis kepercayaan dirinya saat ini. pertanyaannya bukan lagi tentang seberapa cepat ia bisa sembuh, tapi seberapa lama sisa waktu yang ia miliki untuk bisa kembali agar mimpinya tidak hancur.
***
“Anyeong, Nana!”, sapa Heena ramah ketika ia barus aja melewati pintu kamar Jemin dan duduk di tepi ranjangnya.“Ya! Apa yang sedang kau lamunkan?”, tanya Heena sambil menepuk pelan pundak Jemin.
“Emm.. Tidak ada”
“Jangan berbohong, Jaemin-ah. Aku tahu ini pasti karena kondisimu saat ini bukan?”, Jaemin tak langsung menyahutinya, ia lebih memilih bungkam dan sibuk dengan dunianya sendiri.
Mereka membungkus suasana dengan keheningan sesaat, sebelum Heena meraih remote tv dan mencari chanel acara music kesukaannya. Raut wajah Mark, Heechan, Jeno, Renjun, Chenle, dan Jisung memenuhi layar tv lengkap dengan senyum sumringahnya karena berhasil menduduki peringkat pertama lewat lagu baru mereka.
“Harusnya kau juga ada disanakan?”, tanya Heena masih menatap layar tv itu.
“Apa kau kesini untuk menghiburku atau mengejekku?”
“Kau mau tahu bagian yang aku sesali ketika aku datang kesini?”, tanya Heena tanpa mau mendengar jawaban dari Jaemin.
“Kau! Kau adalah bagian terburuknya. Aku tidak habis pikir kau menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya”,tutur Heena yang langsung membuat Jaemin menumpahkan seluruh emosinya.
“Ya, aku berbeda. Aku tidak berguna! Aku bahkan ingin gila rasanya karena ini! Apa kau tahu rasanya?!”
“Jaemin, jangan paksakan dirimu seperti ini”, lirih Heena.
“Lalu apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus tersenyum sepanjang hari ketika mereka sudah selangkah lebih maju, daripada aku yang hanya bisa memutar roda itu? Atau aku harus tertawa karena kondisiku sekarang?”
“Mau mendengar saran dariku?”, Jaemin berbalik menatap manik mata gadis asal Jepang yang kini tersenyum ke arahnya.
“Satu-satunya hal yang harus kau khawatirkan saat ini adalah dirimu. Jangan jadi siapapun atau mendengar apapun. Lakukanlah seperti dirimu! Aku tidak banyak berharap, tapi sayangnya kau sudah banyak memberi harapan untuk orang-orang di sekelilingmu. Bersemangatlah, Nana!”
“Apa aku benar-benar bisa melakukannya?”, tanya Jaemin merendahkan dirinya.
“Tentu saja. Aku akan datang kesini setiap hari untuk memastikannya”
Hari itu untuk pertama kalinya Jaemin tersenyum setelah insiden yang menyebabkan dirinya harus menghabiskan tiga bulan di ruangan rumah sakit mengerikan ini.
“Nana, cobalah untuk berdiri perlahan-lahan”, perintah Heena.
“Aku tidak mau, bagaimana kalau aku jatuh? Aku tidak ingin berlama-lama disini karena ini!”
“Oh ayolah, kau sudah enam bulan disini. Dan lagi aku sudah membaca semua artikel tentang cidera punggung. Coba saja perlahan”
“Tidak. Aku takut jatuh”
“Ya! Kau bahkan belum mencobanya bagaimana bisa tahu jatuh atau tidak?!” , Heena membuang nafasnya kasar lalu kembali mengontrol emosinya.
“Ok. Aku akan memegangimu, jadi kau tidak perlu khawatir akan jatuh atau tidak”, kedua tangan Heena kini memegangi lengan Jaemin seolah mengintrupsi lelaki tersebut untuk menuruti perintahnya.
Dengan perlahan tubuh Jaemin ikut terangkat seiring dengan kata-kata yang terus menyembur dari bibir Heena. Kini bahkan tinggi Jaemin sudah melampaui pucuk kepala Heena dan semakin membuat gadis itu tersenyum.
“Yokshi! Akhirnya kau bisa berdiri!”, jerit Heena dengan rasa bangganya.
“Kau benar, terimakasih Heena-chan! Aku bahkan tidak menyangka aku bisa berdiri tegak tanpa alat bantu”
“Tapi bisakah kau duduk perlahan sekarang? Tanganku pegal terus memegangimu seperti ini”, keluhnya yang langsung dihadiahi serangan kecil dari Jaemin di pucuk kepala gadis tersebut yang kini sejajar dengan dadanya.
“Ya! Na Jaemin!”, Heena juga tak mau kalah ia menyarangkan cubitan kecil pada kedua lengan Jaemin.
“Awhh!! Sakit!!”
“A..apa sesakit itu? Oh aku minta maaf”
“Wajahmu lucu kalau sedang panik. Hahahaha!”, tidak tahan dengan tingkah menyebalkan lelaki di depannya ini, tangan Heenan malah berusaha untuk menggelitik laki-laki tersebut.
“Jadi yang tadi itu lucu? Kalau begitu tertawalah sampai akhir hayatmu!”, kini Jaemin tahu mengapa ia benar-benar merindukan gadis itu.
Gadis yang kini hanya bisa ia curi pandang ketika ia sedang berada di agensinya. Ia tahu mungkin ini terdengar pengecut. Tapi waktu berubah, keadaan berubah, seorang pasti juga berubah.
Tapi walaupun terlihat dewasa, seseorang pasti masih meyimpan sisi anak-anak mereka. Seperti cintanya yang masih ia simpan dalam diam. Hanya teruntuk Heena. Seseorang yang membangkitkan mimpi itu lagi.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Dream (NCT Dream)
FanfictieMimpi. Satu hal yang membuatmu lebih hidup dari siapapun. Satu hal yang membuatmu merasa paling nyaman di dunia ini. Satu hal yang membuatmu menikmati masa mudamu lebih dari siapapun. Selamat bermimpi... ps: Ini adalah kumpulan cerita pendek tentan...