"Huh, senior cewek itu cerewet banget sih, mana suaranya cempreng kek motor kawasaki gitu. Ga tau apah, ni ribet binggo gegara disuruh make aksesoris konyol kek gini." gerutu Juli dalam hati.Di hari pertama ospek, para senior menyuruh (dengan paksa pastinya) mahasiswa baru atau disingkat Maba menggunakan aksesoris konyol, seperti sekarang ini, yakni menguncir rambut sebanyak tanggal lahirnya. Apes bagi Juli yang terlahir pada tanggal 29, sehingga ia harus menguncir rambutnya sebanyak itu. Maba juga harus menggunakan tas yang berasal kardus bekas, dan diberi tali rafia supaya mudah membawanya, kemudian menggunakan kaos kaki warna sesuai warna jurusan, berhubung Juli berasal dari jurusan Seni Rupa maka ia harus menggunakan kaos kaki warna jingga yang menyolok, dan terakhir tak lupa kalung papan nama, yang diisi dengan nama peliharaan masing-masing beserta jenis hewannya. Juli menggambil nama salah satu hamster kesayangannya, Pulpy.
Karena terlalu banyak menggerutu, Juli tidak memperhatikan langkah kakinya, yang membuat dirinya jatuh tersungkur gara-gara tersandung kakinya sendiri. Senior yang melihat dirinya jatuh, tak menggubrisnya seperti tak memiliki hati. Dia hanya diam dan tetap meneriakkan kata-kata menyuruh para Maba untuk berlari berkumpul ke audit fakultas.
"Heh cowok Pink Cat, cepet bantuin berdiri cewek Pulpy Hamster tuh." Teriak senior dengan ketus
"Hei Pulpy, sini aku bantu beresin barang-barang kamu yang berantakan itu." Ucap cowok Pink Cat
"Eh iya, tengkyu yaa... senior itu nyebelin binggo ya, liat aku jatoh bukannya nolongin malah tetep treak treak kek gitu, aku sumpahin jadi genderuwo luh. Selow ngapa kak" cerocos Juli
"Hahaha, iya cerewet banget, kupingku aja sampe panas kek gini" jawab Pink Cat
"Buset dah, itu telinga apa komvor, bisa panas kek gitu, hahaha... beteweh namaku Julian dari jurusan seni rupa, kamu?"
"Aku Andi, dari jurusan seni rupa juga."
"HEH !!! Kalian berdua, buruan kumpul, kamu lagi Pink Cat, baru hari pertama masih pagi juga udah modusin cewek aja, cepet kumpul." teriak senior itu.
Percakapan mereka pun terhenti sejenak karena teriakan senior itu, kemudian mereka bergegas berlari kecil.
"Duh, senior cewek itu kenapa sih, dari tadi ngeselin banget, jangan-jangan dia lagi PMS, cewek mah kek gitu kalo, lagi PMS hobinya ngeselin, pas nabrak tembok, eh malah temboknya yang minta maap hahaha." Ucap Juli sambil berbisik.
"Hahaha, emang kamu bukan cewek?" Jawab Andi
"OOoooo jelas, aku cewek tapi bukan seperti cewek-cewek pada umumnya."
"Masa, berarti kamu cewek ora umum donk, hahaha"
"Lah kok bisa?"
"Katanya ga seperti cewek pada umumnya, berarti ora umum donk, hahaha."
"Dih, ora umum kan berarti abnormal donk guweh, ya ga gitu juga keleus, maksud aku bukan kek gitu."
"Trus, harussnya kek gimana, kek nenek.?
"Hih, kamu ngeselin juga ya ternyata...." Juli manyun sambil mendorong pelan Andi.
"Pengen rasanya kubungkam mulut senior itu pake lakban deh, dari tadi ngemeng mulu kek bakul bakpao..."
"Ah, kurang itu, dilakban doang sih masih bisa nyerocos, sumpal dulu mulutnya pake kaos kaki norak ini, baru di lakban, hahahaha"Mereka pun berlari-lari kecil menuju ke audit, sambil berceloteh konyol dan tertawa-tawa cekikikan.
*sekian dlu bab Pertemuan Awal ini, jangan lupa komen, like, dan suscribe yaaa... #eh kayaknya ada yang janggal, tp apa ya.... ya udahlah, Byeeee..... :-*
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Kanvas Kosong
Novela Juvenil[ON GOING] [UPDATE SEMINGGU SEKALI] Terinspirasi kisah nyata... "Kalian pasti pernah merasakan cinta bertepuk sebelah tangan, inilah rasa yang Julian alami saat ini."