Cerita 2

8 1 0
                                    

Terpampang jelas dimatanya huruf² berjalan yg dirangkai sehingga bertuliskan 'SMK NEGERI 12' yg dibawahnya terdapat pagar besi yg sudah terkunci.

Perempuan dengan seragam putih abu abu dan hijab yg menutupi kepalanya, mulai celingukan mencari orang didalam sana yg mungkin bisa membantunya masuk.
Namun dia tidak melihat seorangpun disana.

"Sedang apa disini?"
--Tiba tiba suara seseorang mengagetkannya dari belakang. Ia membalikan badanya dan melihat orang yg bertanya tadi. Ternyata Pak Guntur, salah satu juru kebun di sekolah itu yg dapat dibilang paling muda.

"Saya ingin masuk pak, tapi pintu gerbangnya sudah dikunci:(" --jawabnya dengan wajah kelelahan.

"Apa kamu yakin ingin tetap masuk? Sedangkan kamu terlambat sudah hampir setengah jam, apa tidak takut kena hukuman?"--tanya juru kebun itu dengan keheranan.

" Saya yakin pak, saya tidak takut kena hukuman. Kan lebih baik terlambat daripda tidak sama sekali pak:v"-- jawabnya dengan penuh keyakinan.

"Hebat kamu, jarang ada anak seperti kamu, saya saja dulu sering mbolos sekolah karna kesiangan:v"--jawab juru kebun tersebut (jawaban ato curhatan yak?)

" Kalo begitu ayo kita masuk, kebetulan kuncinya saya yg pegang, karna satpam sekolah kita sedang ijin."--lanjut juru kebub tersebut sambil mengambil kunci di saku celananya.

"Ya ampun pak, kenapa tidak bilang dari tadi. Saya kira bapak juga tidak bisa masuk makanya bapak ada disini."--jawabku dengan sedikit kesal.

" Sudah sudah, gausah pasang muka kesal gitu, yg penting kan sekarang kamu bisa masuk, jangan lupa ijin dulu ke ruang BK!"--seru juru kebun itu sambil membuka gerbang untuk Lisa.

"Terima kasih pak."-- ucap Lisa.

Lisa langsung berlari menuju ruang BK. Setelah mendapat surat dari BK, ia langsung menuju ke ruang kelasnya. Suasana saat itu sangat sepi karena di saat jam pelajaran. Sampailah ia di depan ruang kelas yg diatas pintunya terdapat papan bertuliskan "X OTKP 4". Itu adalah jurusannya saat ini. Dengan nafas yg berat, ia mengetuk pintu sambil mengucapkan salam sembari melangkahkan kaki menuju pak Satrio (Guru MTK di sekolahnya) yg sedang menerangkan materi didepan teman² kelasnya.

Dia masuk dan langsung menyalami tangan pak Satrio. Lisa tau kalau Pak Satrio adalah salah satu guru killer disekolahnya. Tapi ia tetap memberanikan diri untuk masuk ke kelas.

Tanpa ia menjelaskan alasannya terlebih dahulu, pak Satrio sudah memberikan beberapa pertanyaan pedas. " Lisa, jam berapa ini? Apa kamu tidak punya jam di rumah? Bisa bisanya terlambat sekolah sampai hampir satu jam pelajaran, mana jiwa pelajarmu, mau jadi apa kamu nantinya."--tegur pak satrio.

Lisa hanya menundukan kepalanya dengan wajah sedih sekaligus takut.
"Ya Alloh, kuatkanlah hambamu ini"--batin Lisa.

"Sekarang kamu saya hukum. Berdiri dibawah tiang bendera sambil hormat sampai jam pelajaran saya selesai."--lanjut pak satrio.

" Iya pak"--jawab Lisa sambil menunduk tanpa sedikitpun mentap pak Satrio yg pastinya terlihat sangat garang dan teman temannya yg sudah pasti sedang memperhatikan Lisa dengan tatapan sinis dan penuh  keheranan. "Semoga mereka masih mau berteman denganku:("--batin Lisa.

"Ya sudah, tunggu apa lagi"--Tegas pak Satrio menyuruhnya keluar.
Akhirnya Lisa buru buru pergi ke lapangan.

" Hadeh, gini amat ya nasib gue."--gumam Lisa sambil berjalan menuju ke lapangan. Sesampainya di lapangan ia terkejut ketika melihat ada seorang pria dibawah tiang bendera. Entah siapa, yg jelas dia seorang laki laki, tapi Lisa tidak peduli. Yg terpenting sekarang dia harus menyelesaikan hukumannya dan segera kembali ke kelas mengikuti pelajaran selanjutnya.

Lisa mendekat dan berdiri di bawah tiang bendera, lebih tepatnya di samping laki laki itu.



Sekian dulu...
Lanjutnya di cerita 3..
Tunggu kelanjutannya, jangan lupa vote dan komen juga boleh..

Don't Give Up too FastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang