Cerita 5

10 0 0
                                    

Buku bertuliskan huruf dan angka berada didepannya. Sekarang ia mulai menggerakan otak dan pulpennya. Satu per satu apa yg ia dapatkan di otaknya, ia tuangkan di dalam buku itu sebagai jawaban dari permasalahan.

Tiba tiba.. "Klunting"--suara ponsel yg berada disampingnya memecah konsentrasinya.

" Siapa sih nih ganggu aja,-"--gerutunya sambil membuka layar ponsel.

Whatsapp
4 panggilan tak terjawab
Wardan : Maaf ya gue ganggu. Gue cuma pengin minta tolong sama lo, gue ga bisa ngerjain PR dari pak Satrio. Gue denger denger lo pinter matematika, lo bisa bantu gue ngga?
Ini gue udah didepan rumah lo.

"Wagelaseh, gimana nih, rumah gue masih berantakan. Mana muka gue udah kaya curut lagi."--ketus Lisa yg panik.

Ia bergegas memakai jilbab dan keluar menemui Wardan.

Ibu, ayah ,dan adiknya sontak kaget melihat Lisa berlari dari kamar menuju keluar rumah.

" Lisa, kamu mau kemana?" --Tanya ibunya yg khawatir terjadi sesuatu.

"Ga kemana kemana bu, itu ada temen Lisa didepan rumah mau ngerjain PR bareng."--jawab Lisa tanpa menghentikan larinya.

Ia membuka pintu dan ternyata benar, seorang anak lelaki berada didepannya dengan senyum simpulnya. Berjaket abuabu, bercelana jeans pendek, dan menggendong tas hitam.

" Hay Lis."--Sapa Wardan kepada Lisa

" lo udah lama didepan rumah gue?"--Tanya Lisa yg tidak menjawab sapaan Wardan.

"Belum terlalu sih."--Jawab wardan.

" Yaudah,ayo masuk."--ajak Lisa

Wardan duduk diruang tamu, dan Lisa masuk lagi ke kamarnya untuk mengambil buku dan alat tulisnya.

Ketika Lisa keluar lagi dari kamarnya, ia mendapati ibunya sedang ngobrol dengan Wardan seperti orang yg sudah kenal.

"Eh nak wardan, apa kabar nak?"--sapa Ibu Lisa

" Alhamdulillah baik bu."--jawab Wardan.

"Lho, ibu kenal sama Wardan?"--Tanya Lisa dari belakang, mengagetkan Ibunya dan Wardan.

" Kenal dong, Wardan ini kan anak temen ibu, yg pindah ke rumah sebelah dua hari yg lalu."--ujar ibunya.

"Hah, kok ibu ga pernah crita?"--ketus Lisa.

" Memangnya sejak kapan kamu peduli kalo ibu sedang crita. Nanti kalo ibu crita, yg ada malah ibu kaya ngomong sama patung, dicueki . Ya kan?"--Ibunya menjelaskan.

"Hehe, iya iya deh maap."--jawab Lisa dengan tawa kecil yg membuatnya terlihat manis.

" Ya sudah, ibu ke dalam dulu. Kalian silahkan mengerjakan PR dulu."--Ujar ibunya Lisa sembari meninggalkan Lisa dan Wardan.

"Iya bu."--jawab Lisa dan wardan.

Wardan memandangi Lisa yg terlihat lucu ketika tertawa.

" Ngapain lo liat liat, nanti lo suka lagi sama gue."--ketus Lisa yg tau dari tadi dirinya diperhatikan oleh wardan.

"Iih pede gile, siapa juga yg ngliatin lo."--Jawab Wardan yg salah tingkah karena terciduk memperhatikan Lisa.

" Njirr, tau aja kalo gue ngliatin."--Batin Wardan.

"Halah, ngeles aja loh. Ngaku aja ngaku. Udah ketauan juga."--ketus Lisa membuat wardan semakin salah tingkah.

" Udah udah yu kerjain PRnya."--Seru Wardan.

***
Setelah selesai mengerjakan PR. Ibunya Lisa menghampiri mereka berdua.

" Lis , tolong belikan gas di deket pasar ya. Gas ibu abis, besok ngga bisa masak kalo ngga beli sekarang."--perintah Ibunya Lisa kepada Lisa.

"Oke bu. Eh, pasar kan jauh bu, mana udah malem lagi. Kenapa ngga mang udin (tukang kebun dirumahnya) aja yg suruh beli."--Ujar Lisa.

"Mang udin tadi ijin, anaknya lagi sakit. Udah kamu aja sana. Minta temenin wardan aja. Wardan mau kan nak?"--Seru ibunya sambil memberikan kunci motor kepada Lisa.

"Oh iya mau bu."--Jawab wardan

Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya Lisa mau pergi ditemani wardan.

" Ya udah ayo, keburu kemaleman.
Kamu yg depan."--Ujar Lisa sembari memberikan kunci motornya.

"Oke deh."-- jawab wardan.

Selama dalam perjalanan, Lisa dan wardan hanya saling diam.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di penjual gas.

Lisa turun dari motor dan mendekati toko yg menjual gas itu. Sedangkan Wardan menunggu di motor.

" Pak beli gas 1."--ujar Lisa ke penjual gas.

"Oh iya neng sebentar saya ambilkan."--balas penjual gas itu.

Setelah gas diberikan kemudian ia membayar dan kembali ke motor.

" Udah."--tanya Wardan

"Iya ini udah."-- jawab Lisa

Belum sempat menyalakan motor. Tiba tiba hujan deras disertai angin datang mengguyur daerah itu.

" Eh hujan Lis, kita berteduh disana dulu ya."-- ujar Wardan sambil menunjuk sebuah halte didekat pasar.

"Iya udah ayo."--Jawab Lisa yg terdengar halus tidak seperti biasanya.

Mereka menaiki motor kemudian menepi dihalte.

Melihat wajah Lisa yg pucat karena kedinginan. Wardan merasa kasihan.
Dan melepas jaketnya kemudian ia selimutkan di punggung Lisa. Sambil berkata " Lo ga biasa ujan ujanan yah? Muka lo pucet bgt."

"Engga kok, ini tadi gue kaget aja tiba tiba ada ujan. Makanya pucet"--jawab lisa yg terdengar tidak masuk akal.

Wardan hanya diam, tidak lagi menjawab pernyataan Lisa. Takut Lisa tidak nyaman.

Setelah beberapa menit saling diam.
Wardan membuka pembicaraan.

"Gue boleh jujur ngga Lis?"--Tanya wardan.

" Jujur soal apa?"-- Tanya Lisa penasaran.

"Soal perasaan gue ke elo."

"Maksud lo?"

"Maaf ya kalo gue lancang, tapi jujur setelah gue dihukum bareng elo, gue sering merhatiin lo dari jauh. Gue ngrasa lo beda dari cewe yg lain. Dan ga bisa dipungkiri.... gue suka sama elo."-- ujar wardan menjelaskan perasaanya.

" Tapi gue ngga maksa lo buat jawab sekarang ko. Lo boleh pikir pikir dulu."--lanjutnya.

Mendengar penjelasan wardan, hati Lisa berasa terbang ke angkasa. Jantungnya berdebar². Tapi Lisa tidak bisa menerima perasaan wardan.

"Maaf dan, sebenarnya gue juga ngrasa lo beda dari cowo lain. Lo baik , lo perhatian sama gue meskipun udah sering gue cuekin. Tapi gue ngga bisa nrima perasaan lo. Gue pengin temenan aja sama lo."--Jawab Lisa tanpa pikir panjang.

" lo yakin Lis? Kalo itu yg lo mau, gue terima keputusan lo. Mungkin gue juga terlalu buru buru ngungkapin perasaan gue."--ujar wardan.

Setelah hampir setengah jam berteduh, akhirnya hujanpun reda.
Mereka berdua memutuskan kembali ke rumah.

"Hujannya udah reda dan, kita pulang aja yu."--Ajak Lisa.

"Iya ayo."

Perjalanan pulang mereka ditemani keheningan. Keduanya semakin canggung dari sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Give Up too FastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang