Part 4 : Sarapan

59 17 0
                                    

Jam di dinding kamar menunjukkan pukul 22.00 malam. Aku masih belum ngantuk untuk tidur. Aku segera mengambil smartphone di dalam tas, aku menyimpan nya di dalam tas agar tidak basah sore tadi. Seperti biasa kebiasaanku sebelum tidur mengecek pesan-pesan yang masuk di WhatsApp, aku melihat grup kelas cuma ada satu pesan yang masuk, wajar masih satu hari dibuat, mungkin satu bulan lagi grup akan seperti pasar pikirku.

Reza : Kepada teman-teman besok diharapkan semuanya ngumpul KRS yang udah ditandatangani PA masing-masing ke gue, jam 11.00 gue tunggu di kantin, sekian dari kosma ganteng

Kemudian aku cek lagi pesan yang lain, aku telah ditambahkan ke grup PA. Hj.Astuti. Yang tidak tahu PA itu apa, PA itu semacam dosen pembimbing kita. Kemudian aku mengecek pesan-pesan yang ada di grup PA tersebut, jumlah sudah hampir ratusan, isinya mereka ingin menandatangani krs besok dan kumpul di kampus jam 08.00 pagi. Kemudian aku mengecek anggota grup nya, jumlah nya 6 orang termasuk aku, aku melihat satu-satu anggota nya, kemudian aku terfokus ke satu nama Satria.
"Sial" ucapku dalam hati. Aku tidak tahu harus senang atau sedih satu PA dengannya. Yang pasti dia bakal mencoba mendekatiku lagi besok.

"Alisa bangun" teriak ibuku dari luar kamar, jam di dinding sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Aku segera mandi, kemudian pergi menghampiri ibu di ruang makan. Ibuku berencana hari ini mengajaku untuk pergi ke acara ulang tahun tanteku.

"Aku gak bisa pergi Bu, aku harus minta tanda tangan dosen hari ini" kataku menolak ajakan ibuku, sambil mengoles selai roti coklat kesukaanku.

"Yah, ibu sendiri perginya dong, tapi kamu ke kampus berangkat sama ibu aja ya, sekalian" jawab ibuku kecewa.

Memang dari dulu ibuku dan aku kalau pergi ke mana-mana selalu berdua sejak ayahku pergi ninggalin ibuku saat umur 1 tahun, aku sangat sedih tidak bisa menemani nya pergi.

"Yasudah aku ke kampus sama ibu aja" jawabku sambil tersenyum.

Setelah sarapan aku pun bersiap-siap membawa apa saja keperluan yang harus aku bawa ke kampus, sedangkan ibu sudah menunggu di mobil. Setelah siap akupun langsung menuju mobil, tapi tak ada ibu di dalam nya. Kemudian aku mencoba mencari, aku melihat ibu sedang berbicara dengan seseorang di depan pagar rumah. Wajah orang tersebut tidak terlalu jelas, sebab terhalang oleh ibuku. Aku pun menghampiri ke sana, aku terkejut melihat siapa yang sedang berbicara dengan ibuku, dia Satria.

"Sedang apa dia ke sini" tanyaku dalam hati.

"Hai, Alisa" sapa Satria tersenyum ke arahku yang datang menghampiri.

"Alisa, kamu lupa kalo Satria mau jemput kamu?" Tanya ibuku.

"Mana ada" jawabku singkat dengan nada yang jutek.

"Kamu gak baca grup, aku kan bilang mau jemput kamu" kata Satria dengan senyum nya yang menurutku seperti iklan Pepsodent.

"Oh aku lupa" jawabku singkat, padahal aku tidak tahu, karena tidak membaca isi pesan grup yang sebegitu banyaknya.

"Yasudah kamu berangkat sama Satria aja" kata ibuku sambil tersenyum ke arahku, seperti nya ibuku sudah terhipnotis dengan gombalan Satria. Belum sempat aku menjawab, "Siap Tante" kata Satria sambil menyalami tangan ibuku kemudian berjalan menuju motor nya, dia tidak pakai mobil kali ini.
Aku hanya terdiam mematung tidak tahu harus berbuat apa.
"Ayo Alisa" teriak Satria dari atas motor CBR nya.

"Malah bengong, tu Satria nungguin"
Ibuku memecah lamunanku.

"Yaudah Bu, aku pergi dulu ya" jawabku sambil menyalaminya kemudian berjalan dan naik ke atas motor Satria.

"Hati-hati" teriak ibuku dari depan pagar, kemudian motor Satria pergi meninggalkan rumah.

Diatas motor Satria hanya diam tidak berkata sepatah katapun, dia hanya fokus mengemudikan motornya. Cahaya matahari pagi sangat berkilau, membuat pandanganku sedikit silau untuk melihat sekitar. Tanpa aku sadar, Satria bukan menuju kampus, dia melaluinya kemudian belok ke kiri, dia berhenti di depan toko fotocopy, belum sempat aku bertanya.

"Tunggu bentar ya, aku belum fotocopy KRS nya hehe" ucap Satria sambil cengengesan.

Kemudian dia masuk ke toko fotocopy tersebut. Aku menunggu diatas honda kira-kira 3 menit dan kemudian Satria baru kembali dengan fotocopy KRS yang ada di tangan. *Buat kalian yang tidak tahu KRS itu apa, KRS itu singkatan dari kartu rencana studi, gunanya sebagai bukti telah mengikuti ujian, biasanya sebelum ujian, KRS ditandatangan oleh dosen sebagai bukti dia mengikuti ujian.

"Gak lama kan" kata Satria yang baru saja tiba di depan ku.

"Ayok ke kampus" jawabku singkat.

"Sarapan dulu yuk, aku lapar nih, tu di sana lontong nya enak loh" kata Satria sambil menunjuk warung yang ada di sebrang jalan.

"Aku udah sarapan" jawabku.

"Aku belum, temani aku."

"Ini udah jam 8 Satria" aku melirik jam tanganku.

"Santai aja Alisa, dosen tu gak akan ada jam 8, mungkin sekarang dia lagi mandiin anaknya" jawab Satria dengan senyum memaksanyam

"Percayalah sama aku, kamu gak akan sesat" lanjutnya.

"Apaansih, awas kalo dosen nya nanti dah gak ada di kampus, aku gak akan percaya lagi sama kamu!" Jawabku sedikit mengancamnya.

"Bagus lah, percaya sama aku tambah rukun iman kamu nanti haha"

"Ga lucu."

Aku dan Satria kemudian pergi ke sebrang jalan untuk sarapan. Awalnya aku tidak ingin sarapan, karena Satria memesan lontong nya dua, dan memaksaku untuk sarapan.

"Mubazir itu gak boleh tau, itu sama aja kasih makan ke setan" katanya merayuku untuk makan lontong yang di hadapanku.

"orang setannya lagi makan di depanku" jawabku sambil tertawa, menyindir dia yang sedang makan di depanku.

"Mana ada setan ganteng kayak aku"

"ih sok ganteng"

"Biarin, dari pada sok cantik, aku kan laki" jawab Satria.

Aku yang mendengarnya tertawa melihat nya. Ekspresi saat dia bilang aku laki itu sangat lucu, sampai orang yang makan di bangku sebelah kami merasa jijik melihat Satria.

Satria adalah laki-laki yang bisa buat aku tertawa lagi, entah kapan terakhir aku merasa bahagia seperti itu, aku lupa, mungkin sudah sangat lama. Hatiku yang yang beku, perlahan mencair setiap mengobrol dengannya. Setelah sarapan kami berdua segera berangkat ke kampus.

Don't forget voment guys

Hujan OktoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang