Pelayan restoran datang membawa pesanan kami, sambil tersenyum dia meletakan makanan di atas meja dan kemudian pergi meninggalkan kami berdua. Aku dan Satria langsung melahap makanan karena sudah sangat lapar sekali saat itu, saat makan kami tidak banyak bicara, hanya menikmati makanan dan pemandangan kota Jakarta dari ketinggian.
"Kamu tau gak penemu nasi goreng" tanya Satria.
"Thomas alpa Edison" jawabku asal.
"Itu penemua bola lampu Munaroh!"
"Habisnya pertanyaan kamu aneh, nasi goreng kok ditemukan, emang barang? kataku.
"Yaudah deh yang masak nasi goreng pertama kali" kata Satria
"Mana aku tau, emang ada?"
"Ya ada lah, gak mungkin hantu yang buat"
"Emang siapa""Kakek buyut aku" kata Satria.
"Goblog sia"
Satria tertawa melihat ku kesal.
Setelah selesai makan aku langsung meminta Satria untuk pulang karena badanku sudah sangat capek dan ingin sekali memeluk kasur di rumah.
"Kunci motorku hilang!" Ucap Satria panik saat tiba di parkiran.
"Coba cek lagi" kataku mencoba menenangkan dia yang mondar-mandir di depan motornya.
Kemudian Satria berhenti dan menatap ke arahku sambil tersenyum
"Di saku celana tidak ada, di saku jaket juga tidak ada, di hatiku ada, tapi ada kamu" kata Satria dengan nada gombal yang biasa dia gunakan"Apaansih sempet-sempet nya nge gombal" jawabku jutek melihat tingkah laku Satria yang bodoh.
Tiba-tiba datang seorang satpam menghampiri kami.
"Ini motornya ya dek?" Ucap satpam sambil menunjuk motor Satria
"Iya pak" jawab Satria cepat
"Oh ini kuncinya, tadi ketinggalan" ucap satpam sambil memberikan kunci motor ke Satria.
"Alhamdulillah, terimakasih banget pak" ucap Satria bersyukur sambil menyalami tangan satpam seperti sedang bermaaf-maafan saat lebaran.
"Sama-sama dek" ucap satpam lalu pergi.
"Dasar teledor" kataku memarahi Satria
"Ya maaf, habisnya kalau dekat kamu aku sering lupa kalau ini di dunia atau di surga" kata Satria cengengesan
"Apaansih ga jelas banget, ayo pulang" bentakku sambil menarik bajunya agar segera pulang.
"Ga jelas seperti hubungan kita?" tanya Satria tiba-tiba.
Aku terdiam dan menatapnya dengan sinis, kemudian dia tersenyum.
"Kan kita cuma temen" jawabku cepat, kemudian senyum menjengkelkannya hilang.
Kemudian dia segera menyalakan motor dan mengantarkanku pulang di perjalanan kami hanya saling diam, Satria tidak seperti biasanya yang selalu menggodaku atau sekedar ngomong gak jelas di atas motor. Aku pikir dia lelah atau mungkin gara-gara perkataanku tadi, yang aku pikirkan saat itu apakah dia marah denganku tapi aku tidak berani bertanya, yang aku lakukan hanya diam menikmati indahnya ibukota dan dinginnya udara malam.
"Akhirnya sampai juga, ngantuk banget uhhh"ucapku saat motor Satria sampai tepat di depan rumahku.
Kemudian aku turun dari motor, dan melihat wajah Satria yang masih cemberut.
"Mau singgah dulu gak?" Tanyaku.
Satria hanya geleng-geleng.
"Yaudah aku masuk dulu ya, hati hati di jalan" kataku sambil berjalan ke rumah.
"ALISHAAA!" teriak Satria yang membuat aku terkejut
"Apa?" Jawabku yang sudah berada di depan pintu pagar.
"I Love you" teriak Satria.
Seketika darah dalam tubuhku membeku mendengar apa yang baru saja Satria katakan.
"MAU GAK JADI PACAR AKU?!" teriak Satria.
Aku masih di depan pintu gerbang diam mematung dan tidak bisa bicara seperti mulutku saat itu terkunci rapat.
"Jawab alisha" teriak Satria.
Setelah menarik nafas dalam-dalam akhirnya darahku mengalir seperti biasa lagi. Mulutku sudah tidak seperti terkunci, tapi masih sulit untuk mengeluarkan kata-kata.
"Aku pikir dulu, besok aku jawab" teriakku.
"Oke, jangan lupa jawab besok ya! Aku tunggu!" Jawab Satria kemudian motor nya melaju cepat dan hilang seketika dari depan rumaku.
Pikiranku masih kacau, aku masih seperti patung di depan rumaku, ini pertama kali ada seorang cowok yang menyatakan perasaannya langsung di hadapanku walau tidak dari dekat tapi ini membuat jantungku seperti mau meledak. Tidak seperti mantan pacarku yang yang di SMA dulu yang cuma mengatakan lewat bbm.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Oktober
Romancebercerita tentang seorang perempuan cantik bernama Alisa Putri. perempuan yang suka sekali dengan hujan karena hujan yang membuat dia bertemu seseorang yang memberi kebahagiaan di setiap hari.