Chapter 3

2.4K 238 85
                                        

Happy reading~

.

.

.

Perth menyeringai, "Aku ingin melihat secara langsung bagaimana orang yang sakau, seperti akan lebih seru dibandingkan yang di film-film. Setelah itu aku akan melaporkan pada orangtuaku kalau keponakannya itu tidak sebaik yang mereka kira dan menyimpan rahasia buruk."

Anak itu kemudian turun dengan langkah sedikit berisik agar Saint sadar dengan keberadaannya, botol itu sudah Saint taruh di saku jaketnya dan Perth benar-benar memperhatikannya agar dia bisa dengan mudah mengambilnya nanti.

"Perth kau sangat rapi, mau kemana?" Saint akhirnya menyadari keberadaan adiknya dan berdiri menghampiri Perth.

"Aku jenuh dirumah, aku mau jalan keluar."

"Sendiri? Biar Phi temani, kau kan masih sakit."

Perth tampak berpikir sejenak.

"Boleh juga tawarannya dan aku nanti akan diam-diam mengambil botol itu saat dia lengah."

"Sungguh? Yasudah antarkan aku."

Saint mengangguk dengan antusias, "Tunggu, aku mau berganti baju dulu sebentar."

"Jangan, sudah kau pakai itu saja aku tidak suka menunggu."

Saint tersenyum pada Perth dan berjalan ke arah lemari dan mengambil dompetnya.

"Baiklah, aku akan mengajakmu ke tempat yang bagus dan mentraktirmu makan enak di tempat favoritku."

"Ya terserah kau saja yang penting kita keluar."

Keduanya berjalan keluar rumah, namun setelah itu Saint berjalan ke garasi mungkin dia akan mengeluarkan mobilnya.

"Untuk apa kau membawa mobil? Jalan kaki saja agar kakiku bisa banyak bergerak dan tidak kaku."

"Siapa bilang aku akan memakai mobil, tunggu sebentar kau juga akan suka."

Perth melihat Saint yang memasuki garasinya, tidak lama kemudian suara motor terdengar bersamaan dengan Saint yang keluar dari garasi.

Anak itu melongo, bagaimana bisa Saint mempunyai motor sport sekeren ini?

Saint memberhentikan motornya dan memberikan helm pada Perth, anak itu masih terkejut dan belum menerima helm dari Saint.

'Motornya sangat keren, sejak dulu aku berandai memiliki motor seperti ini, namun aku belum cukup umur untuk mengendarainya.'

"Perth, pakailah. Kau bisa tidak naiknya?"

Perth mengambil dan memakai helmnya lalu menaiki motor Saint, "Motor ini punyamu?"

"Tentu saja, namun aku sudah jarang sekali memakainya. Kupikir kalau sekarang aku pakai ini kau akan menyukainya."

"Tidak kusangka kau memiliki motor sekeren ini." pujinya pada Saint membuat laki-laki berparas manis itu tersenyum kembali.

"Jika kau suka, aku akan memberikannya padamu. Tapi panggil aku Phi dan jangan marah-marah terus padaku." tawar Saint.

"Aku bisa memintanya pada Pho." ucap Perth dengan nada dingin.

Saint membulatkan bibirnya, "Padahal aku menawarkannya padamu dengan syarat yang sangat mudah, baiklah berpegangan yang erat."

Saint menjalankan motornya keluar dari halaman rumah, setelah sampai dijalan dia mulai menaiki kecepatannya dan reflek Perth langsung berpegangan.

My Adorable BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang