Chapter 4

1.4K 177 75
                                        

-Apa kabar semuanya? Semoga dalam keadaan sehat ya ^^
Mohon maaf sebelumnya dikarenakan ff ini lama update, karena ff ini adalah ff remake dan harus melalui proses edit dan disesuaikan dengan Perthsaint. Jika menemukan banyak typo tolong komen na teman-temanku agar aku bisa langsung mengeditnya.-

Happy Reading~

.

.

.

Perth berlari sekuat tenaga menghampiri Saint, orang-orang yang melihat langsung kecelakaan itupun segera mengelilingi tubuh Saint yang tergeletak dan mungkin sudah tidak sadarkan diri.

"Minggir! Minggir dia Kakakku! Dia Kakakku!"

Perth menerobos diantara orang-orang itu. Rasanya sangat lemas melihat ini.

Perth segera memeluk Saint dan ia tidak sadar sudah menangis, "Saint bertahanlah jangan tinggalkan aku. Tolong dia... haaa... kalian jangan hanya melihat! Tolong dia kumohon!"

"Cepat panggilkan ambulan!" seseorang berteriak dan yang lainnya hanya melihat sedih pada Perth yang kini memeluk Saint dengan histeris. Baju seragam Perthpun sudah terkena darah Saint.

"Ambulan datang sebentar lagi."

Ambulan tiba dengan cepat, Saint segera dibawa ke Rumah Sakit bersama dengan Perth yang terus memegang tangan Kakaknya. Darah masih keluar dari kepala Saint.

Kakakknya tidak boleh meninggal, Saint harus selamat. Dia belum membalas sedikitpun kebaikan Saint, dia belum menagih janji Saint.

Sampailah mereka di Rumah Sakit, Perth terus menggenggam tangan Saint sampai tidak ingin melepasnya saat Saint akan masuk ke ruang gawat darurat untuk segera mendapatkan pertolongan medis.

"Saint... haaa... jangan tinggalkan aku."

"Kau tunggu diluar jangan ikut masuk, kami akan berusaha menyelamatkannya." seorang suster melepaskan pegangan tangan Perth dari tangan Saint.

"Tapi Kakakku..." air mata Perth terus keluar melihat Saint dibawa masuk ke dalam.

Anak itu berjongkok dan bersandar di tembok terdekat, menautkan kedua tangannya dan mulai berdoa untuk keselamatan Kakaknya dan semoga Tuhan mendengarkan doanya.

Saint masih ditangani dan Perth tak hentinya berdoa, kadang ada beberapa suster yang keluar masuk dari ruangan itu. Saat Perth memanggilnya, mereka tampak sibuk dan mengabaikan Perth, anak itu semakin khawatir pada kondisi Phinya itu.

Perth akhirnya menunggu tanpa kepastian, anak itu terlihat sangat frustasi, sampai keluarlah Dokter dari ruangan itu.

"Keluarga pasien?"

"Aku Dokter, bagaimana keadaan Kakakku?" Perth langsung bertanya pada intinya.

"Apa ada orangtuamu?"

"Katakan saja padaku Dokter bagaimana keadaannya? Saat ini hanya aku keluarganya."

Dokter itu terlihat bingung, apa anak seusia Perth akan mengerti jika diberi tahu keadaan pasiennya. Perth masihlah anak-anak.

"Katakan Dokter kumohon."

Perth berlutut didepan Dokter itu dengan air mata yang kembali turun.

"Baiklah, ikut ke ruanganku nak." Dokter membantu Perth agar berdiri dan mengajaknya ke ruangan pribadinya untuk menjelaskan keadaan Saint.

Meski ia tidak terlalu yakin Perth akan paham dengan penjelasannya nanti.

Perth terus berdoa selama perjalanan, semoga dia tidak mendapatkan kabar yang menyedihkan tentang Kakaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Adorable BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang