Kedai kopi

13 2 0
                                    

"Bagaimana kalo kita ke Kedai kopi, kebetulan aku juga sendiri" ajaknya.
Kebetulan apanya coba. Aduh jantungku serasa mau copot. Tapi kalo dipikir-pikir boleh juga minum secangkir kopi disore hari, siapa tau setelah itu aku bisa bersikap normal dan tidak gerogi seperti ini.
"Kopi ya? Boleh juga"
Kami berjalan menuju kedai kopi yang berjarak cukup dekat dari Toko Buku. Sambil berjalan aku berfikir. Gio tidak membeli apa-apa dari Toko Buku tadi terus dia juga tidak ditemani siapa-siapa dan yang paling aneh tiba-tiba saja dia mengajakku menikmati secangkir kopi.
"Pacarmu apa kabar?" Tanyaku mencoba mencarikan suasana.
"Pacar yang mana?"
"Itu Gita?"
"Oh sudah lama putus."
"Maaf"
"Gapapa. Yang penting tak usah dibahas lagi" katanya
Aku bingung mau bicara apalagi. Aku memutuskan diam sambil menikmati kopi.
"Rein, liburanmu menyenangkan?"
"Biasa saja"
"Kenapa biasa saja?"
"Gaada yang spesial"
"Ko gitu" ia menerawang
"Ya karna gaada orang yang spesial"
"Jangan bilang kamu juga habis putus ya." Suara Gio terdengar seperti nada meledek
"Kepo" aku mengulum senyum.
"Biarin. Karena aku penasaran. Mau cerita ga?"
"Liat aja di blog pribadiku"
"Oke"
Tidak terasa senja beranjak gelap. Senja pergi meninggalkan langit. Aku pulang duluan berjalan keluar untuk menunggu angkutan umum. Sesampainya di rumah ponselku tiba-tiba berbunyi. Ternyata ada notif dari Gio Saputra. Entah Kesamben setan apa aku ini, dengan gamblangnya aku bercerita kisah percintaan ku di masa lalu yang menyakitkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Satu hati dua pelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang