Bermain

101 7 10
                                    

Hai teman-teman.. udah penasaran belum sama cerita-cerita yang akan dipublish disini? Kalau belum, kalian harus banget baca hehe dan bagi yang udah penasaran langsung aja yuk, baca ceritanya~

Kisah pertama ini adalah perjalanan tentang sebuah pertemanan dari seorang teman yang pernah satu sekolah denganku. (Tapi di cerita ini aku belum berteman dengannya)

Mulai dari dia yang penyendiri, tidak memiliki seorang pun teman, hingga saat dia dikucilkan oleh teman-temannya secara bergiliran.

Mari kita simak cerita tentang pengalamannya...

*Autor P.OV*

Temanku ini bernama Qori (nama disamarkan/ aku karang sendiri).

Dia adalah anak pertama dari 3 bersaudara.

Dulu waktu dia masih di Taman Kanak-kanak, dia ini bukan termasuk anak yang pintar, membacanya pun belum lancar, makanya setiap kali dia ingin main bersama teman-teman rumahnya (tetangga) dia harus latihan membaca terlebih dahulu.

Latihan membacanya akan dibimbing oleh ibunya sambil beliau menyuapi Qori makan siang.

Ibunya termasuk sosok yang tegas. Kalau Qori lamban, baik dalam membaca atau melakukan apapun sudah pasti akan kena marah. (Huuh seram ya)

Setelah selesai latihan membaca dan makan siang, Qori segera berlari ke rumah temannya untuk bermain. Kalau rumah teman yang satu ditutup (menandakan penghuninya sedang tidur siang) maka Qori akan ke rumah temannya yang lain dan begitu seterusnya sampai menemukan teman bermain. (Kaya tukang kredit aja datengin rumah orang satu-satu haha).

Kemudian saat sedang asyik bermain, ibu Qori seringkali menjemputnya dan menyuruh dia tidur siang. (Hal yang dibenci anak kecil dan dirindukan orang dewasa). Karena Qori tidak berani membantah maka dia patuh saja.

Walaupun Qori bukan anak yang pintar akademik tapi dia termasuk anak yang cerdik dan kreatif (walau kadang tidak digunakan dengan baik). Seringkali saat tidur siang dia hanya pura-pura tidur, kemudian dia akan kabur keluar diam-diam untuk bermain saat ibunya sudah terlelap. (Dasar anak bandel haha)

Pernah suatu waktu dia ketahuan. Kalian pasti tau kan apa yang akan terjadi? Iya, dia dimarahi habis-habisan. Padahal kenyataannya dia hanya ingin bermain. Karena teman yang dia punya hanya para tetangganya itu. Adik Qori masih sangat kecil (bayi lah pokoknya), jadi belum bisa main bersama. (Btw adiknya kembar loh..)

Di TK (taman kanak-kanan) Qori sama sekali tidak punya teman. (Kok bisa?) Dia juga tidak tau kenapa. Tapi saat sudah dewasa, dia pernah berfikiran mungkin karena dia berangkat ke TK hanya diantar saja (tidak ditungguin) itu juga saat awal masuk saja. Seiring berjalan waktu, saat Qori sudah mulai hafal jalan ke TK nya, akhirnya dia selalu berangkat sendiri. Dia hanya diberi uang saku Rp 1.000,-. (Iya sih itu zaman dulu, kalau sekarang seribu dapet apa??? )

Jika kalian mengira jarak dari rumah ke TKnya hanya berjarak disebrang jalan saja, kalian salah. TKnya kurang lebih berjarak 2km dari rumah Qori. Untuk seukuran anak berumur 6 tahun, berangkat sendirian di pinggiran jalan raya, itu sudah hal yang luar biasa.

Dia memang mengerti saat itu Ayahnya harus bekerja dan Ibunya harus mengurus kedua adiknya. Jadi perhatian untuk Qori teralihkan untuk sementara waktu. Dia tidak dapat merasakan perhatian seperti anak-anak TK lain. Diantar, ditungguin, dijemput, jajan sepuasnya, bermain ayunan dan perosotan, berkenalan dengan anak dari kenalan ibu/ayahnya yang menunggu di TK.
( Qori : "Siapa tau mau dijodohin?"
Autor : "Apaan sih.. TK aja belom tamat wooy.. itu mah impian lu masa sekarang wkwk"
Qori : "Ya kan kali aja gitu.. eh kok lu tau?"
Autor: "Next." )

Iya! Dia jarang sekali main perosotan dan ayunan, bahkan sangat jarang. Karena di tempat itu sangat ramai dengan anak-anak lain. Dia minder.. tidak percaya diri. Kau tau apa yang dia lakukan? Dia hanya bermain kunci gerbang TK (Sumpah aku ngetik ini merasa tersayat *lebay). Hanya kunci gerbang yang bisa dia mainkan tanpa berebut dengan anak-anak lain, dia memainkannya dengan menggeser tuasnya sampai menimbulkan bunyi "tak tuk tak tuk" (suara sepatu kuda~).

Ceritamu adalah Ceritaku (Based On True Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang