Part 2 - Hantaman Keras

24 9 0
                                    

🌾🌾🌾

-Sahabat-
Dia akan ikut bahagia ketika kita bahagia,
Dan dia akan menggantikan luka dengan senyum ceria.

🌾🌾

Entahlah sudah tiga hari ini Akil terus-menerus menghubunginya, membuat Feby ketar-ketir sendiri karena ingin bercerita masalah ini kepada Aisyah namun ia tidak berani. Mengingat kondisi sahabatnya itu yang tak kunjung membaik, bahkan akhir-akhir ini dia sering masuk UKS karena mimisan yang membuat tubuhnya lemas.

Saat ini Feby sedang duduk di sudut perpustakaan, menunggu Akil seperti yang dijanjikan cowok itu tadi malam. Feby juga heran dengan sikap Akil yang terasa berbeda kepada dirinya, entah hanya perasaannya saja atau memang kenyataannya Akil berbeda.

Di sisi lain, ia juga khawatir jika nanti Aisyah akan melihatnya berbincang-bincang dengan Akil berdua saja. Selain ia tahu bahwa Aisyah mengangumi orang itu, Aisyah paling tidak suka melihat dirinya berduaan dengan cowok yang bukan mahramnya, membuat Feby selalu menjaga jarak dengan cowok agar tidak membuat sahabatnya itu kecewa, meskipun ia juga tahu bahwa Allah akan jauh lebih kecewa melihatnya yang seperti itu.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya sosok Akil berjalan ke arahnya sembari tersenyum tipis. Ibarat kata ini kali pertama bagi Feby melihat senyum seorang Akil, lantas ia pun hanya menautkan alisnya tidak paham.

“Ada apa?” tanya Feby to the point saat Akil baru saja mendudukkan tubuhnya di kursi yang bersebrangan dengannya.

Akil memutar bola matanya malas. “Gue baru duduk loh, Feb,” katanya membuat Feby menaikkan sebelah alisnya. Jujur saja, ia heran dengan sahabatnya yang mengagumi Akil yang seperti ini. Apanya yang patut dikagumi coba?

Mendingan Vero kemana-mana...

Batin Feby. Vero adalah salah satu most wanted di sekolah mereka yang jago bermain basket namun memiliki sikap bad boy. Kadang Feby sering memergokinya bolos ke kantin. Kenapa ia tahu? Karena ia pun juga seperti itu. Namun jika aksinya diketahui oleh Aisyah, pasti gadis itu akan mendiamkannya hingga Feby memasang wajah se-memelas mungkin. Dan ketahuilah, Aisyah tak bisa melihat orang bersedih.

“Gue mau ngmong jujur sama lo,” ucap Akil pelan.

Feby mengernyit dalam.

Ini anak maunya apa sih?

Geramnya dalam hati. “Ngomong aja,” tanggap Feby tak acuh.

“Gue suka sama lo.”

🌾🌾

“Gue suka sama lo.”

Sebuah kalimat yang menghantam keras hati seorang Aisyah. Rasanya bagai disambar petir di siang bolong.

Ia tadi sedang berjalan di sela-sela rak buku untuk mencari novel. Dan pandangannya tak sengaja menangkap kedua sosok yang sangat familiar dalam hidupnya sedang berbicara berhadapan. Satu sang sahabat dan yang satu lagi adalah sosok yang menjadi penyemangat dalam belajarnya.

Tak terasa sebuah cairan bening menetes di pipinya. Menyadari hal itu, Aisyah segera menyekanya kemudian mengembalikkan novel yang tadi sempat ia baca sinopsisnya, lalu ia langsung berjalan cepat keluar dari perpustakaan untuk pergi ke taman belakang sekolahnya yang mungkin cukup sepi dan pas jika untuk menengkan diri.

Saat sampai di taman belakang sekolah ia melihat Vero sedang duduk dengan satu kaki yang sudah dia angkat ke atas kursi yang ia duduki, bajunya pun sudah ia keluarkan dari dalam celana denga dasi yang sudah acak-acakan. Aisyah pun memilih duduk yang jauh dari Vero. Bukannya takut, namun baginya dekat-dekat Vero akan menimbulkan fitnah.

Aisyah menatap lurus kearah depan, padangannya pun sudah kabur karena tertutupi oleh cairan bening yang sejak tadi sudah ia tahan namun tetap saja jatuh. Dengan cepat Aisyah menyeka air matanya, karena ia sangat benci dengan kesedihan.

Mana mungkin ia pulang dengan keadaan mata yang sembab hanya karena masalah yang sama sekali tidak penting untuk kehidupannya seperti ini.

Jika dipikir-pikir mengapa ia sampai menangisi hal seperti ini. Siapa dia bagi seorang Akil? Bahkan manusia itu pun tak tahu perasaannya.

Kecewa? Ingin kecewa dengan siapa? Apakah Feby? Salah dia dimana? Jika dilihat dari gerak tubuhnya tadi, dia terlihat biasa saja bahkan sedikit risih. Lalu.. apa yang harus ditangisi? Bukankah hanya buang-buang waktu saja.

Jika Feby nanti bahagia bersama Akil, apakah ia malah akan bersedih? Sahabat macam itu, bersedih ketika melihat sahabatnya bahagia.

Aisyah menggelengkan kepalanya. Merutuki dirinya yang menangisi hal yang tidak penting. Dan sikapnyapun tak sengaja ditangkap oleh mata Vero. Vero hanya mengernyit dalam, sedikit heran dengan sikap Aisyah.

“Lo kenapa, Syah?” teriak Vero agak keras membuat Aisyah langsung mendongak kaget. “Ngapain lo?” teriaknya lagi. Aisyah hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum kikuk. Bahkan dalam keadaan seperti ini pun Aisyah masih mencoba untuk tetap tersenyum, meskipun senyum itu berbeda dari biasanya.

Tak terasa bel pergatian jam pun telah berbunyi. Mendengar itu ia segera bergegas menuju kelasnya. “Aku duluan, Ver. Assalamu’alaikum,” ujar Aisyah pelan namun masih didengar oleh Vero.

“Yoi, wa’alaikumsalam. Hati-hati Syah,” jawabnya sembari memasang senyumnya, yang pasti akan membuat Feby teriak jika anak itu melihatnya. Namun biasa saja bagi Aisyah. Aisyah hanya mengangguk kemudian meneruskan langkahnya menuju kelas.

Sampai di persimpangan kelas, Aisyah bertemu dengan Feby yang keluar dari perpustakaan. Tatapan Feby pun sedikit berbeda saat bertemu Aisyah, namun Aisyah tetap memasang senyum manisnya.

“Tumben ke perpus,” ujar Aisyah saat mereka sudah berjalan berdampingan.

Feby diam seakan sedang mencari alasan. “Emm.. pengen aja sih. Lo tau kan kalo sebenernya gue itu anak yang rajin,” candanya namun terkesan sangat dipaksakan dan kaku.

Aisyah tersenyum mendengar jawaban Feby. Ternyata sahabatnya itu benar-benar mampu menutupi masalahnya, meskipun tak terlalu rapat. “Aamiin.. Yasudah, aku masuk dulu ya, Feb.” Setelah itu Aisyah memasukki kelasnya yang sudah terisi oleh penghuni kelas itu, tak terkecuali Akil. Dia sudah duduk santai dengan pandangan yang menatap Aisyah penuh tanya. Membuat Aisyah juga bingung sendiri.

Tak harus berlarut dalam kebingungannya, untung saja guru mata pelajaran jam itu pun segera masuk dan mengakhiri kebingungan Aisyah.


🌾🌾

#RAWSBestfriend

I'm back🤣
Sorry for typos, semoga suka.
Ambil baiknya buang buruknya.

Terima kasih sudah membaca ❤️

-Zea-

The Last Message #RAWSBestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang