Jalan bareng?

27 2 1
                                    

Selesai makan Albin dan Gempita kembali ke aktivitas nya masing-masing dimana Albin yg sedang bersiap-siap untuk pergi sedangkan Gempita masih sibuk membersihkan piring bekas makannya tadi.

Gempita Pov
Hari ini adalah hari yg paling males buat ngapa-ngapain, selesai mencuci piring gue langsung naik ke kamar dan betapa terkejut nya gue saat ngeliat bos tengil ada di dalam kamar gue lebih tepatnya kamar asing yg semalam gue tidurin.
"Ngapain lo disini ini kan kamar gue hus... huss... sono pergi gue mao tidur lagi" Usir gue dan langsung mengambil komik yg ada di rak meja.
"Kamu lupa ya kalo ini apartemen saya, kenapa saya yg di usir? Kan ini punya saya" jawab Albin dan melihat Gempita yg sedang melotot gak percaya kalo dia ternyata nginep di apartemen nya bis tengil itu.
"Jadi ini apartemen lo kalo gue mendingan gue pulang, oh iya makasih tumpangan tidurnya." Jwb ku sambil mengambil handphone dan tiba-tiba tangan gue di tarik dan membuat gue menghadap bos tengil itu. Gue merasakan maskulin bos tengil dan getaran jantung gue yg gak berdetak normal.
"Apa?" Protes gue sambil melepaskan tangan yg dia tarik.
"Saya mau ngajak kamu jalan bisa?"Tanya Albin dgn hati-hati takut Gempita gak mau jalan dgn nya.
"Gue Harus pulang, lagian ngapain lo ngajakin gue jalan segala?" Tolak gue dan langsung berbalik menghadap pintu.
"Ayo lah kamu ingat kan aku pernah janji ke kamu buat ganti handphone kamu? Selagi saya ada waktu dan kamu juga jadi kapan lagi jalan sama saya?" Kekeh Albin dan meraih kunci mobil yg ada di nakas.
"Tapi nanti gue gimana? Gue gatau daerah sini gue takut di culik" melas gue dan membuat Albin tertawa akibat ketakutan yg ga pernah di duga olehnya.
"Kok malah ketawa si?" Kesel gue sambil melipatkan kedua tangan ke dada.
"Hahaha udah jgn ngambek gini ayo kita kemobil" berjalan mengikutin Albin dan masuk ke dalam mobil.


Author Pov
Betapa terkejutnya Gempita ketika masuk kedalam mal yg tidak pernah sama sekali dia datangi selama tinggal di Jakarta, memang Jakarta ada kota kelahirannya tapi dia begitu benci dengan kota kelahirannya karna bagi dia kota ini hanya semua kota yg menceritakan tentang kesedihan tanpa ada kebahagian yg dia rasakan selama di kota ini. Seperti kali ini dia bertemu dengan bos tengil yg ga jelas asal-usul nya dan mengajak nya pergi, mungkin hanya sekedar resflesing atu mencuci mata.
" kamu kenapa? Ko kayak terkejut gitu?" Heran Albin yg memperhatikan gerak gerik Gempita yg merasa sangat takjub dgn mal ini.
"Gue belum pernah kesini, ini sungguh di luar kendali gue ini luar biasa" jujur Gempita yg memang ga bisa nahan rasa takjub nya terhadap mal ini.
"Kita cari handphone dulu yuk buat kamu, kamu bebas pilih deh mau yg mana biar saya yg bayar nanti" Sambil melihat sekeliling mal dan mencari tempat handphone dan tertujuh pd semua toko yg sederhana namun sangat ramai oleh pengunjung.
"Kesana yuk kaya nya bagus-bagus" tawar Albin sambil menggandeng tangan Gempita, ia hanya bisa pasrah dgn sikap Albin ia tak ingin memalukan Albin di tempat ramai kaya gini sebab, jika dia memarahi Albin hanya  hal sepele kaya gini ia yakin bahwa Albin akan melakukannya lebih dari yg dia mau.
"Kamu masuk gih nanti kalo udah bilang saya ya biar saya bayar semua" Tanpa menghiraukan kata-kata Albin, Gempita langsung masuk dan memilih semua case pink dan anti gores tebal
Untuk layar hp nya yg letak retak akibat jatuh pas kejadian waktu itu.

Setelah meminta pelayan untuk mengambilkan barang yg dia mao, Gempita mencari Albin yg sedang santai di sebuah restoran kecil di samping tempat toko handphone.
"Udah milih nya?" Tanya Albin dan hanya di jawab oleh anggukan dgn Gempita.
Mereka langsung kembali ke toko handphone dan membayar semua yg di beli Gempita. Ketika pelayan meminta untuk Gempita keluarkan handphone Albin heran karna menurut dia bukankah Gempita beli handphone baru dan kenapa pelayan memintanya untuk mengeluarkan handphone nya.
"Ini" Suara Gempita sambil mengeluarkan handphone dari tas ranselnya.
"Kamu gak beli handphone baru aja?" Heran Albin sambil melihat pelayan sedang mengganti anti gores milik Gempita.
"Gak usah ga terlalu parah kok yg penting udah diganti aja, sekalian irit uang biar bisa ditabung aja" jawab Gempita sambil mengambil handphone yg sudah kembali seperti semula dan memasang casing yg dia beli.

Bagian tak berjudul 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang