9. 1st Jealous

2.5K 395 78
                                    

Menurut Joohyun,  dia pantas untuk cemburu,  apalagi kalau suaminya cipika cipiki sama perempuan lain. Dia saja tidak pernah di cium Seokjin,  kok berani-beraninya wanita ini mencium pipi Seokjin. 

"Nunim,  lasernya keluar." tegur Taehyung yang kebetulan ada di sebelahnya. 

Jadi malam ini adalah malam ulang tahun perusahaan. Semua pemilik saham,  pekerja,  semua di undang. Karena Seokjin pekerja sekaligus calon pemilik,  jadi Joohyun bisa datang.  Selama 7 tahun dia bekerja di sini,  tahun ini adalah perayaan yang paling meriah.  Entah kenapa.  Apa karena dia kini datang sebagai tamu,  bukan sebagai pegawai,  jadi dia merasa terkejut dengan kejutan dalam pesta. 

"Perempuan itu siapa sih?"

"Mantannya Seokjin hyung.  Waktu Kuliah.  Ah,  anak pemilik saham. Sepertinya dia yang disuruh orang tuanya untuk datang ke acara ini.  Sebelum sama Nunim,  kupikir dia akan bersama perempuan ini."

"Harus cipika cipiki?" Tanya Joohyun. 

Taehyung mengangguk.  "Kan amerika kalau bertemu sukanya cipika cipiki. Perempuan itu bersekolah di amerika."

"Kapan putusnya?" tanya Joohyun lagi. 

"Hm,  waktu hyung pergi wajib militer? Entahlah aku lupa.  Putusnya juga tidak tahu kenapa."

"Lintah." ucap Joohyun, tapi kalau dilihat dari gelagatnya perempuan ini tidak mungkin seperti lintah. Perempuan ini anggun sekali.

"Lebih baik Nunim makan saja,  jangan perhatikan Seokjin hyung.  Dia memang harus menjilat kan? Agar para pemegang saham memilihnya untuk menjadi direktur?"

Joohyun menoleh,  "bukankah katamu kalau punya keturunan akan di berikan?"

"Memang Seokjin hyung sudah punya keturunan?" tanya Taehyung balik.  "Kan belum.  Jadi dia mencari cara lain. Kalau Nunim sendiri,  kapan membuka hati untuk Seokjin hyung?"

Joohyun tidak menjawab. 

"Nunim tahu Paman Lee?  Dia menyuruh Seokjin hyung untuk meninggalkan Nunim pas tahu kalau surat nikah belum masuk balai kota.  Untungnya sekarang sudah masuk."

"Kenapa meninggalkan aku?"

"Mencari perempuan yang bisa punya keturunan,  supaya bisa mewarisi perusahaan.  Semua orang disini sayang Seokjin hyung. Jadi semua berusaha agar Seokjin hyung yang memegang perusahaan."

"Kenapa tidak Taehyung saja?"

"Dari kecil aku sudah di ajari cara mengurus hotel oleh kakek.  Jadi aku tidak bisa mengambil jatah Seokjin Hyung." jawabnya acuh tak acuh.  "Nunim lihat, Seokjin hyung di rangkul dan tidak di lepaskan. Ih, lupa dia istrinya ada di sini. Ayo Nunim kita samperin."

Joohyun menggeleng. "Aku di sini saja. Aku mau makan."

***

Seberapa keras Joohyun mencoba, dia tidak bisa untuk tidak protes saat mendengar perempuan dari amerika bernama Chungha itu harus menginap di rumah Seokjin.

"Kenapa dia menginap di rumah ibu?" tanya Joohyun,  sebelum pulang ke rumah. 

"Dia rindu masakan rumah, dan dulu Nak Chungha juga pernah menginap di rumah kan ya?" kata ibu Seokjin. 

"Iya,  kamar tamu yang di lantai atas itu masih ada kan Bu? Aku suka pemandangannya kalau pagi hari."

Ah,  pantas saja.  Pantas saja Seokjin bersikeras untuk menempati kamar tamu itu di banding membiarkan aku yang tidur di sana. Rupanya supaya kenangannya masih ada. 

"Joohyun mau menginap juga?  Atau pulang ke rumah?"

"Loh,  seokjin dan istri tidak tinggal di rumah ibu?"

Their Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang