Jalan-Jalan

138 12 0
                                    

Ten melajukan motornya membelah jalanan kota Jakarta yang tidak terlalu padat karena masih jam 3 siang. Semilir angin yang masih terasa panas kini menerpa wajah Kara yang tidak tertutup kaca helm.

Tangannya kini melingkar pada pinggang Ten. Bukan kemauannya namun diancam oleh lelaki menyebalkan ini.

Ten tak pernah melepas senyumnya yang terukir di balik helmnya karena gadis ajaib yang kini tengah ia bonceng.

Ten berhenti di sebuah mall dan mengajak Kara untuk masuk. Kara hanya mengikuti kemana Ten akan membawanya tanpa mau berontak lagi. Lelaki ini sungguh cerdas dalam ancam mengancam batin Kara.

"Mau ice cream?" Ten menoleh pada Kara namun tangannya tetap menggandeng tangan Kara.

Kara berbinar mendengar tawaran Ten dan dengan cepat Kara mengangguk antusias.

"Yaudah yuk!" Ten membawa Kara menuju stan ice cream dan memesan ice cream untuknya dan juga Kara.

"Hmm lo mau ice cream yang mana?"

"Vanilla" jawab Kara cepat, matanya masih berbinar menatap deretan ice cream berbagai bentuk dan varian rasa.

Ten mengiyakan dan memesan ice cream yang Kara inginkan. Ten sungguh gemas melihat Kara yang masih berbinar melihat berbagai macam ice cream, lalu Ten mengacak rambut Kara.

"Apaan sih lo main acak rambut orang aja?, berantakan kan jadinya" omel Kara menatap tajam Ten dan memperbaiki ikatan rambutnya.

Namun gerakan tangannya terhenti karena dihalangi oleh Ten. Kara menatap heran pada Ten.

"Nggak usah dikuncir" ucap Ten melepaskan kunciran Kara yang hampir selesai oleh gadis itu.

"Ishh kenapa dilepas? suka-suka gue dong mau nguncir atau enggak" Kara berusaha meraih ikat rambutnya yang diambil Ten.

Ten langsung mengangkat tangannya tinggi supaya Kara tidak bisa meraih ikat rambutnya.

Kara masih berusaha melompat untuk menggapai tangan Ten, namun nihil ia tidak bisa karena lelaki ini terlalu tinggi batinnya.

Kara mendengus sebal dan menatap malas pada Ten.

"Lo resek banget sih, balikin!" ucap Kara malas.

Bukannya memberikan ikat rambut itu pada Kara, Ten malah membuangnya pada tempat sampah yang tidak jauh dari stan ice cream itu.

Kara sudah ingin memaki Ten namun kata-kata Ten membuatnya terdiam seketika.

"Gue nggak mau leher lo jadi tontonan gratis buat cowok-cowok berengsek" ucap Ten lalu mengambil ice cream pesanannya karena di interupsi oleh pedagang ice cream itu.

Kara melihat sekelilingnya dan benar saja banyak para cowok yang memperhatikannya dengan tatapan menjijikkan.

"Ayok!" Ten memberikan ice cream pesanan Kara dan menuntun gadis itu menuju sebuah meja di dekat stan ice cream itu yang memang disediakan untuk para pengunjung.

Kara mengikuti Ten karena tangannya terus saja digenggam erat oleh Ten.

Kini keduanya duduk bersebelahan di bangku panjang itu. Kara terlihat berbinar lagi saat memakan ice creamnya.

Ten ikut tersenyum karena Kara. Sungguh ajaib gadis ini batin Ten, baru saja dia marah-marah pada Ten namun saat berhadapan dengan ice cream mood gadis ini sudah membaik saja.

"Abis ini mau kemana?" tanya Kara tanpa menoleh pada Ten karena asik memakan ice creamnya.

"Lo maunya kemana?" Ten balik bertanya sambil memperhatikan cara Kara makan ice cream

Whisper [Ten NCT Fan Fiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang