Semakin dekat

159 8 1
                                    


"Bang!! anterin gue ke sekolah!"

"Ogah.. males gue mau tidur, masih ngantuk"

"Abang terbangsat emang lo, giliran nganter cewek lo aja gercep. Lah gue, adek lo sendiri lo telantarin" gerutu Kara.

Mereka berdua sarapan dengan cekcok ringan, hampir setiap hari.

"Elahh baperan banget sih lo.. iye gue anterin" Taeyong mengalah dan melanjutkan sarapannya yang tersisa setengah.

Kara lebih dulu berjalan dan menunggu Taeyong di depan rumah.

"Buruan woy!! ntar gue telat nih" Kara berteriak supaya kakaknya lebih cepat.

"Ntar.... gue belom mandi dek" balas Taeyong berteriak dan menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

Kara melongo mendengar jawaban Taeyong.

"Sialan.. punya abang kok begini banget ya, nggak bisa diandelin." keluh Kara seraya menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Suara klakson motor mengalihkan pandangan Kara menuju asal suara itu. Kara melihat ke gerbang rumahnya di mana seorang lelaki kini diam disana melihatnya namun terus membunyikan klaksonnya.

Kara memperhatikan orang tersebut dan Kara berbinar seketika saat mengenali motor besar itu. Ten.. batin Kara lalu berlari menemui Ten yang sudah menunggu disana.

"Ayo berangkat bareng gue" ajak Ten dan memberikan helm pada Kara.

Kara mengangguk antusias dan tersenyum sumringah.

"Kok lo tau gue belum berangkat?" tanya Kara basa-basi.

"Emang biasanya jam segini lo udah berangkat?" Ten berbalik bertanya dan tersenyum mengejek.

Kara nyengir kuda, memang dia tidak pernah datang pagi ke sekolah. Malahan dia selalu datang paling akhir batinnya.

"Nyengir lagi lo kek iklan pepsodent, ayo cepetan naik bentar lagi telat"

Kara mengangguk dan menaiki jok belakang motor Ten.

Ten melihat paha Kara terekspos, Ten langsung membuka jaket hitamnya dan ia serahkan pada Kara.

"Tutupin paha lo, gue nggak mau paha lo jadi tontonan gratis para pengguna jalan"

Kara melihat jaket yang diberikan Ten dan bergantian melihat roknya. Memang kependekan batin Kara lalu tersenyum dan menutupi pahanya dengan jaket Ten.

"Makasih" ucap Kara dan diangguki oleh Ten.

Ten masih diam belum menjalankan motornya membuat Kara bingung.

"Kok diem? katanya bentar lagi telat"

"Lo yakin nggak pegangan? gue mau ngebut biar cepet sampe" balas Ten.

Kara dengan polosnya memeluk perut Ten, membuat sang empu tersenyum puas dan mulai melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Kara hampir berteriak karena kaget, lelaki ini mengendarai motor dengan kcepatan tinggi namun sangat berhati-hati. Ten mahir membawa motor batin Kara.

Mereka sampai di sekolah tepat waktu. Mereka berjalan beriringan menyusuri koridor sekolah untuk menuju kelasnya yang terletak agak jauh.

Kara melihat tangannya yang di genggam tiba-tiba oleh Ten, perlahan Ten mengaitkan jemarinya pada jemari mungil Kara.

Kara tersenyum dan melanjutkan perjalanannya, Kara tak peduli bisik-bisik yang terdengar tidak mengenakkan dari siswa-siswi yang melihat mereka di koridor ini.

Ten pun begitu, Ten berjalan dengan tatapan lurus tak menggubris pujaan dan hujatan yang menyertai langkahnya bersama Kara.

Mereka sampai di kelas dan disambut godaan dan siulan heboh dari Edo si ketua kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Whisper [Ten NCT Fan Fiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang