Bagian 1

3.2K 133 50
                                    

"Aakkhhh sa...sakit oppahhhhh.. Lepaskan daehwi lepasssssss aowh", daehwi terus saja merintih kesakitan akibat ulah kakaknya sendiri. Rambut panjang yang semula terikat rapi sekarang sudah terlihat berantakan. Seragam sekolah yang ia pakai pun sudah nampak acak-acakan.

Daehwi merasakan sakit di bagian kepalanya sebab sedari tadi kakaknya itu terus saja menjambak rambut panjang miliknya, tanpa memperdulikan sama sekali rintihan yang keluar dari mulutnya.

"Oppa ampun oppa lepaskan aku hikss", daehwi mulai terisak kembali. Ia merasakan sakit di sekujur tubuh dan juga hatinya.

"Apa kau bilang? lepas? Berani-beraninya kau mengatakan itu setelah membohongiku"

"Tidak oppa.. daehwi tidak berbohong. Tolong percaya padaku, aku mohon ini sakit hiksss"

"Berhenti menangis dan katakan yang sejujurnya kenapa baru pulang malam-malam begini. Ayo katakan kau keluyuran kemana seharian ini", geram si pelaku penjambak.

"Daehwi tidak bohong oppa... a..aku hanya pergi ke perpustakaan kota mengerjakan tugas, sungguh"

"Hah kau pikir aku tidak melihatmu tadi keluar dari pekarangan sekolah bersama hyunjin dan sekarang kau masih saja terus mengelak daehwi". Terlihat jelas kilatan di mata pemuda itu mengisyaratkan kalau ia sedang jengkel. Jangan lupakan rahang yang mengeras tercetak jelas di wajahnya akibat menahan marah. Bisa daehwi rasakan aura deep seketika menguar keseluruh penjuru ruangan tempat ia berada.

"Tolong percaya padaku, ini tidak seperti yang oppa pikirkan. Aku berani bersumpah kami hanya mengerjakan tugas kelompok, tidak lebih", mata tak seimbang daehwi kini dihiasi oleh genangan air mata serta kilatan ketakutan

"Ck aku bahkan tidak mempercayai kata-katamu meski kau bersumpah sekalipun. Kau bilang kau ada kelas tambahan di sekolah tapi ternyata kau malah pergi dengan si brengsek hyunjin. Jalang sialan!"

Daehwi terus saja menggelengkan kepala pertanda tidak setuju dengan apa yang di tuduhkan kepadanya

"Ta..tapi kami hanya mengerjakan tugas yang di berikan minhyun saem oppa, kami satu kelompok di sekolah tidak lebih"

"Aku tidak peduli! Yang pasti kau harus aku hukum karna sudah berbohong. Ayo ikut aku", daehwi di seret paksa mengikuti kakaknya. Menaiki satu persatu anak tangga menuju lantai dua rumah besar yang di tinggalinya.

Sesampainya di lantai dua, daehwi kembali di seret masuk ke dalam kamar pribadi miliknya. Lalu orang itu memfokuskan pandangannya pada sebuah lemari besar di sisi ranjang tempat tidur.
Ia menekan tombol merah yang ada di dinding, dan seketika juga lemari kayu besar bergeser ke samping.
Terdapat sebuah pintu berwarna coklat di baliknya.

Saat pintu terbuka terpangpang lah sebuah ruangan yang minim pencahayaan. Sebuah ruangan yang tidak begitu luas, hanya terdapat sebuah rak yang di penuhi oleh buku-buku berjejer rapi meskipun sebagian sudah nampak usang. Dan di pojok ruangan terdapat sebuah sofa memanjang berbahan kulit sintesis, masih terlihat empuk dan layak pakai.

"Ayo masuk", titahnya

Daehwi menggeleng enggan

"Masuk daehwi! "

"nggak mau oppa. Tolong lepaskan daehwi. Daehwi nggak mau masuk ke ruangan itu. Daehwi takut", tubuh ringkihnya seketika beringsut mundur, sedangkan pergelangan tangannya masih di tarik paksa oleh sang lawan.

"Kau mau masuk ke dalam sana atau aku menghukummu di ruangan ini saja. Tapi ingat jika kau tidak masuk ke dalam maka hukumanmu akan bertambah dua kali lipat dari biasanya"

Mendengar itu daehwi sempat tertegun dengan opsi pilihan yang di tawarkan untuknya, sebelum akhirnya memilih pasrah saja di seret masuk ke dalam ruang neraka tersebut.

HATE OR LOVE✔🌷🌷➖ J I N H W I🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang