Bagian 6

1.4K 104 29
                                    


Jinyoung baru saja pulang dari sekolah. melangkahkan kedua kaki ke dalam rumah besar yang di tinggalinya. Berjalan dengan lesu nampak tidak ada semangat sama sekali dalam dirinya. Tampilan jinyoung juga terlihat begitu urakan, seragam sekolah ia keluarkan dan satu kancing atas dibiarkan terbuka, serta dasi yang masih melilit di leher sengaja ia longgarkan.

Jinyoung menaiki satu persatu anak tangga membiarkan sepasang tungkai kaki itu membawanya ke lantai dua rumah tersebut, lebih tepatnya menuju kamar daehwi.
Ngomong-ngomong ini adalah hari ke tujuh dimana daehwi mendiamkan jinyoung dan enggan keluar rumah setelah insiden pemerkosaan yang ia lakukan tempo hari. Demam daehwi memang sudah membaik tetapi yang jadi masalah sekarang adalah daehwi yang terus saja mengurung diri dan selalu menangis setiap saat membuat kepala jinyoung ingin pecah saja rasanya. Kekeras kepalaan gadis itu sungguh membuat jinyoung hampir hilang kewarasan.

Sesampainya di depan kamar, jinyoung segera menarik nafas dalam-dalam sebelum meraih gagang pintu kamar tersebut. Jinyoung membuka pintu secara pelan dan mendapati ruangan yang tampak gelap gulita, selalu begitu. Lampu kamar sengaja di matikan oleh si empunya.

Jinyoung beralih meraba-meraba dinding mencari letak saklar lampu lalu ia hidupkan kembali. Bisa jinyoung lihat dimana daehwi sedang terduduk diam sambil memeluk lutut memandang keluar dengan tatapan kosong melalui kaca jendela yang gordennya sengaja di sibakkan.

Jinyoung kembali menghela nafas, berjalan menghampiri gadis itu dan mengambil tempat duduk di hadapannya. Jinyoung segera meraih tangan dingin daehwi, sangat pas untuk ia genggam.

"Sudah makan?", Tanyanya pelan. Sorot mata jinyoung tidak pernah lepas dari manik gadisnya, mata tidak seimbang daehwi selalu saja berhasil menarik atensi jinyoung ke arahnya. Jinyoung begitu memuja gadis di hadapannya ini sebab itulah ia akan melakukan apapun untuk mendapatkan daehwi sepenuhnya termasuk jika perlu membawa kabur daehwi ke tempat yang jauh tidak ada satu orangpun yang bisa mengenali mereka berdua, dan hidup bersama di sana. Ya jinyoung sudah merancang rencana tersebut jauh-jauh hari jika sewaktu-waktu kedua orang tua mereka nanti sudah mengetahui perihal perbuatan bejat yang di lakukan jinyoung selama ini terhadap daehwi adiknya sekaligus gadis yang di cintainya tersebut.

Egoiskah?

"Sudah makan eumm?", Tanya jinyoung sekali lagi sesekali mengelus lembut pipi daehwi. Namun bukannya menjawab, daehwi malah menepis segera tangan jinyoung dan melayangkan tatapan tajam ke arahnya pertanda tidak suka dengan kehadiran jinyoung di sekitarnya.
Jinyoung tertawa miris. Bukankah sudah ia katakan? Jinyoung sangat benci dengan penolakan, apalagi penolakan tersebut berasal dari mulut daehwi. Sungguh jinyoung tidak suka!. Jinyoung bisa saja melayangkan hukuman terhadap daehwi, tetapi kali ini ia urungkan mengingat kondisi mental daehwi yang belum stabil, sebisa mungkin jinyoung menahan emosi karna bagaimanapun ia tidak ingin daehwi semakin membenci dirinya.

"Kau pasti belum makan seharian ini kan? sarapan tadi pagi saja tidak kau sentuh. Mau ku buatkan sesuatu eum?, tawar jinyoung sekali lagi.

"Tidak perlu! Aku tidak lap- "kriukkk", belum sempat daehwi menyelesaikan ucapan perutnya malah bergemuruh kecil yang tentu saja bisa di dengar jelas oleh jinyoung. Padahal niat daehwi ingin sekali menolak tawaran pria di hadapannya ini tetapi perut sialannya malah berbunyi di waktu yang tidak tepat.

Jinyoung hanya memutar kedua bola mata melas.

"See? Mulutmu bisa saja mengatakan 'tidak' daehwi tetapi tidak dengan perutmu. Perutmu tidak bisa menyangkal ucapanmu itu", jinyoung memperlihatkan senyuman teduh di wajah tampannya yang tidak biasanya ia perlihatkan selama ini. Lalu bangkit dari tempat duduknya.

"Tunggulah sebentar, aku akan ke dapur membuatkanmu makanan", Jinyoung mencium puncak kepala daehwi sebelum melesatkan diri ke lantai bawah menuju arah dapur, sama sekali tidak mengindahkan tatapan tajam daehwi.




HATE OR LOVE✔🌷🌷➖ J I N H W I🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang