Mimpi yang terlihat nyata

21 8 0
                                    

☆☆☆

"Hahh.. hh.. hh.."
Suara napasku yang beradu cepat bersama langkah kakiku yang sedang berlari. Ku lewati pohon-pohon besar di depanku. Aku sudah tak peduli bagaimana penampilanku sekarang, yang aku pikirkan adalah bagaimana aku bisa menghindar dari mereka.

Bahkan sekarang aku dapat merasakan bahwa mereka semakin dekat mengejarku. Mereka adalah alasan mengapa aku berlari dengan tergesa-gesa seperti ini.

Tiba-tiba saja mereka berdua sudah berada di depanku dengan menunjukkan gigi taring mereka.

"Hahaha, percuma saja kau lari. Bagi kami, kau seperti sedang berjalan."

Ejek lelaki itu kepadaku. Aku merasakan takut yang amat sangat. Apalagi jika melihat pandangan mereka yang ingin segera menghisap darahku.

"Bagaimana jika kita segera merasakan darahnya, Silk? Aku penasaran apakah rumor itu benar?" Kata wanita itu kepada lelaki yang mengejekku tadi. "Terserah kau saja, Coline." Jawab lelaki yang bernama Silk tersebut. Dengan perlahan tapi pasti, mereka berjalan mendekatiku. Bagaimana ini? Aku sangat takut, aku tak tahu harus berbuat apa. Melawan mereka yang seorang vampir? Itu ide gila, bagaimana mungkin aku dapat melawan mereka? Atau mungkin aku lari saja? Itu juga tak mungkin, sudah jelas mereka dengan mudahnya dapat mengejarku. Apalagi aku juga sudah lelah dari tadi terus berlari.

"Hei, apakah kau takut? Tenang saja, kami akan melakukannya dengan cepat, agar kau tak lama merasakan sakit." Kata Coline yang ternyata semakin dekat denganku. "Hei, ku kira kau ingin bermain dulu dengannya?" Kata Silk dengan seringainya. Aku tak dapat membalas ucapan mereka terhadapku. Aku masih merasakan takut, dan tiba-tiba tubuhku kaku. Seperti ada tali yang tak terlihat mengikat tubuhku. Ternyata Coline melakukan sesuatu pada tubuhku, dan dengan sekilas aku sudah berada dekat dengannya. Aku berusaha lepas, tapi hal itu membuat tubuhku tambah sakit.

Saat hembusan napas Coline semakin dekat dengan leherku, tiba-tiba saja tubuh Coline dan aku terlempar jauh ke belakang masing-masing. Terlihat sesosok laki laki yang berhadapan dengan Silk. Kemudian mereka bertarung dengan kekuatan masing-masing. Tubuh Silk sebenarnya lebih besar dari orang itu, tapi ternyata orang itu dengan mudahnya memotong kepala dari leher Silk. Ku dengar dengan jelas bagaimana Coline menjerit histeris saat melihat Silk sudah tak bernyawa lagi. Dia pun lalu memandangiku dengam tatapan dinginnya lalu berlari ke arahku. Sebelumku sadari apa yang telah terjadi tiba-tiba Coline sudah berada di depanku, dan menggigit tanganku. Lalu melihat ke arahku dengan senyuman puas sebelum dia berlari meninggalkanku di kegelapan malam.

Ku lihat rasa sakit bekas gigitan Coline tadi, tidak terlalu parah, hanya 2 titik yang mungkin bekas taring Coline. Tapi tak lama aku merasakan sakit yang sangat di seluruh tubuhku, terutama pada jantungku. Aku menggeliat dan merasakan perasaan sakit yang luar biasa. Menyadari jika Coline telah kabur dan menyadari apa yang sedang terjadi padaku, lelaki tadi berlari menghampiriku. Aku sudah terkapar di tanah, lalu dipeluknya tubuhku sambil menangis tersedu. Aku tahu, Coline tadi tidak menghisap darahku. Tapi, memberikan racun pembunuh dalam tubuhku.

Dengan posisi seperti ini, aku dapat melihat dengan jelas bagaimana wajahnya dan samar ku lihat tanda bulan sabit. Ku lemparkan senyuman terhadapnya sebagai tanda terima kasih. Lalu dengan perlahan semuanya menjadi gelap.

Aku terbangun dari tidurku. Ternyata itu semua hanyalah mimpi. Tapi kenapa semua itu seperti nyata? Siapa Coline dan Silk? Dan siapa lelaki itu? Banyak pertanyaan yang membuatku bingung. Tapi tunggu, apakah aku menangis?

☆☆☆
T

he end.


Salam hangat, Sampai jumpa!

© 2019, adshilf.

Short Story - Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang