.
.
.
.
Seorang pria berjalan memasuki Mansion dengan terburu-buru, tapi dia masih mengatur setiap langkahnya untuk tetap terlihat berwibawa. Dia kuat, postur tubuhnya tinggi dan terjaga. Ekspresi wajahnya tidak terduga. Fitur wajahnya sangat dewasa dan arogan. Berangkat dari Luar Negeri menggunakan private jet setelah mendapatkan kabar yang membuatnya tidak tenang selama membahas prospek proyek bisnis berskala besar dengan rekan bisnisnya. Oh Sehun, dia adalah pria yang bertemperamen dingin, landing di bandara pribadi miliknya, di halaman belakang Mansion.
Kedatangannya di ruang utama sangat sigap direspon oleh para pelayan. Para pelayan langsung menghentikan pekerjaannya, dan mereka berbaris dengan terlatih memberikan hormat pada tuannya.
"Tuan muda, anda sudah datang. Nona kecil sudah menunggu anda sejak kemarin..." Kepala pelayan bermarga Han yang berdiri di ambang ruang makan langsung mengejar tuannya dari belakang menuju lantai atas, sementara dia membawa nampan.
"Tuan..." dua perawat pribadi putrinya yang berdiri tidak jauh dari tempat tidur membungkuk hormat padanya.
"Bagaimana kondisinya, Dokter?" suaranya konsisten pada keadaan, tetap lembut seperti tidak terprovokasi dengan apa yang dia alami selama tinggal di mansion ini. Kekhawatirannya muncul dan terlihat jelas di wajahnya yang anggun, tapi itu tidak mengubah pandangan Oh Sehun.
"Hanya demam biasa, anda tidak perlu khawatir, Nona." senyum Dokter itu cukup menenangkan, dia berusaha menghibur nona mudanya untuk meredakan kecemasannya.
Gadis itu adalah, ibu pengganti putrinya, belum menyadari kehadirannya.
Oh Sehun tetap acuh tidak acuh menatapnya, dan apa yang dilakukan olehnya, adalah hal sudah biasa dia lihat.
Dia mengusap rambut putrinya, bahkan garis alisnya yang indah tetap terlihat khawatir, dan mereka yang berada di sana, memberikan pertanyaan, Kapan dia menyerah pada kenyataan yang tidak akan mudah mengubah pandangan seorang Oh Sehun? Mungkin sekalipun banyak pengorbanan yang telah dia lakukan, itu akan berakhir percuma.
"Tuan muda, Oh. Anda sudah datang." sapa Dokter bermarga Lee dengan sopan.
Luhan menghentikan usapannya di kepala putrinya, dan langsung melihat pada Oh Sehun. Luhan segera bangun dari pinggir ranjang.
"Sehun, kau sudah datang." Senyumnya berusaha baik.
Luhan mundur, mengambil jarak begitu Sehun mendekati ranjang putrinya. Sehun duduk di ranjang.
"Bagaimana dengan keadaan putriku, Dokter?"
"Kau tidak perlu cemas, Dokter sudah memberikan suntikan, dua jam lagi dia akan sadar, dan panasnya akan berangsur-angsur turun." Luhan menjelaskan sebelum dokter memulai.
Sehun melihat, matanya yang kelam itu selalu menatap tidak berperasaan padanya. Lima tahun sudah berlalu, dia tetap bertindak dan memperlukannnya dengan cara yang dia inginkan, hanya ada ketidakcuhan dan ketidakramahan. Luhan akan memberikan senyum yang tidak pernah tahu, apa kesalahannya, sehingga ketidaksukaan pria itu memang seperti menjadi caranya hidup.
Luhan langsung menunduk, bulu matanya berkibar samar atas peringatan Oh Sehun dari sepasang matanya yang sipit, dan itu melarangnya agar tidak berbicara padanya.
Dia seperti tidak diizinkan bersuara, salah satu yang tidak disukai oleh Sehun darinya.
"Aku tidak berbicara padamu.." Sehun berucap, perhatiannya kembali pada Dokter Lee.
KAMU SEDANG MEMBACA
N.E.V.E.R || HunHanGs || TAMAT
Fanfic🔼🔞🔼 Xi Luhan, memiliki ketulusan, dan bahagia menjadi ibu pengganti untuk putri kecil, Oh Sehun. Oh Sehun, duda yang bertahan pada keegoisannya. Dia menolak memperisterikan, Luhan. "Ketakutanmu justru membuat gairahku tidak sadar menginginkanmu."...