Chapter 4

9.7K 812 210
                                    


.

.

.

"Turunkan aku di sini." Perintah Suzy. Lelaki itu mengabaikannya.

"Turunkan aku di sini?!!" Ulang Suzy, nadanya meninggi.

"Kau pikir aku akan menuruti kemauanmu. Jangan bertingkah! Aku masih marah."

Suzy menggeram. Dia membenci lelaki ini. "Kita sudah berakhir dan untuk apa kau kembali menggangguku. Aku sudah bahagia dengan hidupku, sekarang."

Dia sangat marah, dia mencengkeram kemudinya. "Siapa yang lari dariku!!"

Suzy menoleh dengan perasaan marah, dia menahannya, karena didalam sana baby-nya menendang nendang tidak tenang.

Suzy mengusap perutnya. "Aku tidak lari darimu, justru karena orang tuamu-lah, memaksaku lari darimu." Seraknya.

Meninju setirnya, Suzy tercekat sedih.

"Lalu kenapa kau tidak bersabar menungguku, dan memilih Sehun."

"Dia baik padaku."

Dia melirik sinis, "Untuk itu kau menerimanya, itu alasannya bukan?!" Tuduhnya.

Suzy mengatup mulutnya. Dia memejam matanya, sesak. "Awalnya, aku menerimanya untuk menutupi perasaanku, padamu. Dan perasaan itu berubah ketika hubungan kami memasuki bulan ke empat. Aku mencintai Oh Sehun." Lirih Suzy, dia bersungguh sungguh mengakuinya.

"Lalu kau membenarkan caramu."

Suzy tertegun, tangannya gemetar dipangkuannya. Rasa bersalahnya pada Sehun keluar bersama air matanya. Dia menangis tanpa isak, "Aku melakukan itu karena mencintainya."

Mengepal tinjunya, otot wajahnya mengeras, "Dan aku akan membawamu pergi bersamaku." Menekan pedal gasnya, dia menambah kecepatan mobilnya.

Suzy menggeleng kuat menahan ketakutannya, "Turunkan kecepatannya." Pinta Suzy memohon sambil memeluk perutnya.

Dia mengabaikannya, dia menambah kecepatan mobilnya, emosinya sedang berkelahi sekarang. Dia tidak akan mendengarkan siapapun.

Suzy menahan ketakutannya, napasnya tegang didadanya, bibirnya pucat dan tubuhnya mendingin.

"Tidak, kau akan membahayakan kita." Cemas Suzy berteriak. Lelaki itu tidak mengurangi kecepatan mobil yang dikenderainya, apalagi pada saat menyalip lawannya, dan sekalipun mereka berada ditikungan.

Suzy memeluk erat perutnya, dia berdoa untuk keselamatan mereka, dan juga anak didalam kandungannya.

.

Mereka mendengar suara ponsel.

Dia meraba saku celananya, mencari dimana ponselnya. Dia tidak menemukan ponselnya disakunya. Mengumpat marah, ponselnya berada dikursi jok belakang mobil. Dia agak kesusahan mengambil ponselnya karena dia sedang menyetir.

"Bisakah kau mengambil ponselku!" dia menyerah dan berakhir meminta bantuan pada Suzy.

Suzy menghiarukannya, dia membuang wajahnya keluar jendela.

N.E.V.E.R || HunHanGs || TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang