Chapter 3

8.4K 884 172
                                    

.

.

...

Luhan menggenggam tangan Suzy, telapak tangannya dingin. Mereka duduk di ruang tamu, sementara Yoona dan Sehun masuk ke ruang keluarga, untuk membicarakan masalah ini secara baik-baik.

"Tenanglah, semua akan baik saja. Ibuku, Yoona tidak akan membuat calon cucunya lahir tanpa seorang ayah. Dia sangat baik." Senyum Luhan, dia melakukannya untuk menghibur Suzy, menepuk-nepuk punggung tangan Suzy yang gemetar digenggamannya.

Matanya begitu khawatir selama mereka menunggu, fokusnya tidak di sini, melainkan pada Sehun.

Luhan memperhatikan Suzy, wajahnya pucat dan kelopak matanya meredup, sementara napasnya tidak tenang. Duduknya gelisah.

"Suzy... minumlah," Luhan memberikan segelas air putih pada Suzy.

Tersentak, Suzy menatap tidak nyaman pada Luhan. Dia tersenyum sumbang.

"Apa yang kau takutkan, hm?"

Suzy mengambil gelas dari tangan Luhan dengan gerakan terburu buru.

Sehun keluar, ekspresinya tidak terbaca. Luhan menatap ibunya yang berjalan di belakang Sehun. Dia berharap ibunya bijaksana mengambil keputusan, ini masa depan Suzy dan calon bayinya. Suzy menegang, dia gugup, dan tidak berani mengangkat kepalanya ketika Yoona menatapnya.

"Dua hari lagi mereka akan menikah." Yoona berkata agak susah, dia mengepal erat tangannya di sampingnya. Dia sangat berat memberikan restu, keadaannya tidak akan pernah berubah, karena bagaimana pun, anak yang dikandung wanita yang baru dikenalkan oleh putranya adalah calon cucunya.

Jika Oh Sehun melakukan perbuatan yang mempertaruhkan reputasi keluarga, sudah sepatutnya dia mempertanggungjawabkannya.

"Pernikahan kalian hanya di bawah tangan, sementara peresmian pernikahan kalian ke publik dilakukan setelah Sehun menamatkan pendidikannya."

Luhan menangkap kekecewaan di dalam suara ibunya.

"Luhan, tunjukkan kamar Suzy."

"Baik, bu." angguk Luhan, kemudian merangkul bahu Suzy, dan membantunya berdiri.

"Biar aku saja yang membawanya ke kamar." cegah Sehun.

Luhan tersenyum mengangguk, mungkin Sehun-lah yang dibutuhkan oleh Suzy. "Baiklah, aku pergi."

Luhan berlalu dari sana, meninggalkan mereka berdua. Dia menaiki anak tangga yang melengkung menuju kamar ibunya.

Sehun menghela napas lambat dan mencoba tersenyum pada Suzy.

"Kita pergi." ajaknya.

.

Luhan membuka pintu kamar ibunya pelan-pelan, dia tidak meminta izin sebelumnya, dia pikir ibunya tidak ingin bertemu dengan siapa pun dulu, karena dia butuh waktu sendiri, tapi Luhan tidak bisa membiarkannya sendiri.

Luhan menghampiri ibunya ke tempat tidur, dan duduk di sebelahnya. Dia belum bisa menerima masalah ini masuk ke rumahnya.

"Ibu, kau baik?"

"Tidak..." jawab Yoona tanpa menoleh pada Luhan.

Luhan mengambil perhatian ibunya, dengan menarik tangannya ke atas pangkuannya. "Apa yang ibu pikirkan? Suzy?"

"Aku kecewa pada Sehun," Yoona yang pada awalnya memunggungi Luhan, kemudian berbalik. Dia sangat kecewa dan marah.

"Kenapa dia bisa melakukannya?"

N.E.V.E.R || HunHanGs || TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang