B a d H u s b a n d [ 3 ]

811 84 4
                                    

S e h u n M a r a h
.
.
.

❤❤❤

Hujan turun membanjiri seluruh penjuru kota, semua orang sibuk mencari tempat berteduh entah di depan sebuah toko, di bawah pohon rindang, dan halte bus.

Tidak terkecuali dengan wanita mungil itu yang kini memandangi butiran-butiran air yang turun dari atas langit itu.

Wendy hanya mampu melihat hujan turun dari balik kaca jendela kantornya, dia berpikir mungkin hujan akan reda beberapa saat lagi. Melirik arloji yang melingkar di tangannya jam sudah menunjukan pukul 7 lewat 30 menit.

Membereskan peralatan kantornya, Wendy memilih pulang tanpa menunggu hujan berhenti.
Berjalan melewati koridor kantor yang sepi karena sudah sebagian karyawan telah pulang, mungkin tinggal dirinya yang berada di gedung besar ini.

Sampai di area lobi kantornya, Wendy mengambil panyung yang memang disediakan oleh pihak kantor untuk para karyawan disaat tertentu. Misalnya saat ini.

Membuka panyungnya saat telah sampai di luar gedung, Wendy memilih menggunakan aplikasi ojek online itu untuk menjemputnya.
Setelah mengirimkan alamat tempatnya berada saat ini kepada sang supir online itu Wendy memilih menunggunya di depan gerbang kantor.

.
.
.
.
.

Piiip! Piiip

Hingga bunyi suara klakson yang berasal dari mobil yang berhenti tepat didepan matanya.
Wendy merasa ditidak memesan taxi, lalu kenapa mobil ini berhenti dihadapannya?.

Kaca mobil turun perlahan hingga menampakkan sosok angkuh yang dibencinya muncul dari dalam mobil itu.

Sehun membuka pintu mobil miliknya, lalu berjalan keluar untuk menuju tempat Wendy berdiam seperti patung.

"Ngapain kamu disini?"

Pertanyaan Sehun hanya dijawab oleh hembusan angin.

"Kamu bisu ya?"

Masih tidak ada tanggapan dari wanita disampingnya.

"Aku tanya sekali lagi, kamu ngapain disini? Mau jadi hantu penunggu gerbang kantor?"

"Dengar ya Bapak Zackwill yang terhormat, saya sedang menunggu jemputan saya. Kalaupun saya jadi hantu, orang yang pertamakali saya cekik itu bapak."

"Kamu ini nggak ada sopan-sopannya dengan atasan sendiri."

"Sudahlah pak, saya malas berdebat dengan bapak.

.

.

.

.
20 menit...

"Ini sudah lebih dari 10 menit, untuk menunggu jemputan kamu itu."

"Memangnya yang suruh bapak nunggu siapa?kalau bapak mau pergi, ya...silahkan. Gak ada yang larang."

Sehun menatap tajam sosok mungil dihadapannya, dengan perasaan yang tidak dapat dijelaskan. Perempuan ini, sangat baik dalam menguras emosi yang dimilikinya. Padahal, dia menunggu berharap Wendy mau pulang bersamanya tapi lihatlah untuk mengajak perempuan itu sangat sulit. Atau Sehun saja yang berbelit-belit.
Sedari tadi dia hanya menanyakan hal-hal yang sebenarnya tidak penting, tapi agar bisa lebih lama dengan Wendy, Sehun rela mengorbankan waktu berharganya.

Grebb!

Sehun tidak bisa lagi menahan emosinya, dia langsung menarik lengan Wendy dan mendorongnya masuk kedalam mobil mewah miliknya, setelah sebelumnya dia membuka pintu mobil tersebut.

"Masuk!"Dengan nada memerintah.

Wendy hanya bisa meringis akibat perlakuan kasar atasannya itu.

Sehun berjalan menuju pintu kemudi, lalu menutupnya dengan sangat keras.
Mengunci semua pintu dan jendela mobilnya secara otomatis.

"Buka! Buka, pintunya!"

Wendy mencoba untuk terus membukanya, tapi sia-sia.

"Apa-apaan ini, kenapa bapak melakukan ini?"

"Turunkan saya, bukain pintunya pak! Saya mau pulang!"

"DIAM KAMU, DIAM." bentakan Sehun membuat nyali Wendy menciut, matanya entah kenapa tiba-tiba memanas. Mungkin karena baru kali ini dia melihat sosok Sehun yang mengerikan.

Wendy hanya merasa...

Takut




Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang