akhir dari semuanya

4 3 2
                                    

Panji side

“ Sedang lihat apa ?”

“ AAAA.......!!!!!!!!!Pergi dariku!!!!”

Aku sungguh kaget bukan main, membuat aku berteriak kencang dan menutupi wajahku dengan tangan.

“ hei nak, kenapa berteriak?”

suaranya terdengar seperti suara wanita, ku beranikan membuka mata dan menatap kearahnya. Terlihat wanita tua yang ku temui di restoran itu, sedang menatap ku bingung. Dahinya yang berkerut, kini semakin berkerut karena bingung meliat ku berteriak kencang layaknya gadis perawan. Ku elus dadaku lembut, entah lah rasanya setelah kejadian tadi. Membuat jantungku semakin berdetak kencang, bukan berarti aku sedang jatuh cinta. Tapi ini karena kejadian aneh yang kurasakan hingga di kejutkan oleh wanita tua ini. Ahhh.. ya tuhan, seandainya dia pria. Sudah ku tabok dia dari tadi batinku.

“Kenapa berteriak ?” tanya wanita tua itu sekali lagi, “ Ahh tidak nyonya, saya hanya kaget. Ketika anda berada di belakang saya tadi “ jawabku dengan sopan. Dilihat-lihat wanita tua ini tidak semenyeramkan yang ku pikirkan. Dia terlihat biasa saja, malah sekarang tersenyum tulus kepadaku. Bukankah dia tadi menatapku begitu aneh, sampai-sampai tidak berkedip sama sekali. Aku bukannya marah atau apa kepada wanita tua ini, hanya saja aku penasaran kenapa dia menatapku seperti itu dan lagi aku takut dia akan jatuh hati dengan ketampanan seorang Panji wijaya.

“ Wkwkkwkwkkw” aku terkekeh aneh karena memikirkan hal itu, hingga aku sadar bahwa wanita tua itu menatap aneh kearah ku. Aku pun dengan cepat menormalkan sikap dan ekpresi ku agar terlihat biasa.

“ Maafkan aku nak muda, aku menganggetkan mu tadi “

“ tidak apa-apa nyonya”

setelah percakapan canggung diantara kami tadi, kini suasana kembali hening. wanita tua itu terlihat menatap kearah pintu kamar yang baru saja ku intip tadi.

“ Jangan sesekali kau mendekati apalagi sampai masuk kamar ini !” Wanita tua itu berujar dengan tatapan yang masih lurus kearah kamar bernomor 099 itu. Aku berkerut bingung, kenapa tiba-tiba dia tidak memperbolehkanku mendekati kamar itu.

“ saya tidak bermaksud begitu nyonya, hanya saja...” belum sempat aku menjelaskan, tiba-tiba dia sudah memotong pembicaraanku.

“ Kalo ku bilang jangan, ya jangan !!” bentak wanita tua itu sambil menatap tajam kearahku, gleek

aku meneguk liur takut. Nyaliku tiba-tba ciut setelah di bentak olehnya. Dibalik itu semua ada satu hal yang mengganjal di pikiran ku, sepertinya ada hal aneh yang terdapat di kamar bernomor 099 ini.

“ I..Iya nyonya “ jawabku gagap, wanita tua itupun tersenyum hangat kepadaku. Kemana perginya sosok galak dan menyeramkan tadi, sungguh wanita tua aneh batinku.

“aku senang bisa berbicara denganmu dan sekali lagi maafkan aku karena telah mengagetkan mu . Jika kau ingin berkunjung, aku tinggal di kamar nomor 103. baiklah kalo begitu aku permisi dulu “

“ Ahh... I..iya nyonya” wanita tua itupun akhirnya pergi, disaat wanita tua itu sudah tidak terlihat lagi. Barulah aku bisa bernafas lega.

“ Ya tuhan..... aku bisa-bisa terkena serangan jantung. Jika terus-menerus berada di dekatnya “

aku masih berdiri di depan kamar bernomor 099 ini, anehnya tidak terdengar bunyi musik itu lagi. Aku pun bergidik ngeri, membayangkan semua kejadian aneh yang ku alami hari ini.

Skip. Author side

Panji melangkah cepat masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu kamar dengan cukup keras.

ROOM 099Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang