***
"Udah pacarannya?"
"Axel?"
Eliza menatap tak bersahabat kearah Axel.
"Cowok PMS, ngapain lo disini?" Tanya Eliza sengit.
Axel mengacuhkan pertanyaan Eliza dan malah berjalan kearah Daniel. Tak disangka sangka Axel menarik kerah seragam karate Daniel untuk membisikkan sesuatu.
"Lupain semuanya." Tajam Axel.
Eliza yang melihatnya pun tak tinggal diam. Eliza mendekati Axel dan mendorong keras bahunya.
"Maksud lo apa hah? Dateng-dateng ngajak ribut."
Axel menatap datar Eliza kemudian berlalu begitu saja.
"Dasar aneh! Ngga jelas banget sih temen lo Dan," ucap Eliza.
"Mungkin dia ada masalah," acuh Daniel. Namun matanya tak beralih sedikitpun dari punggung Axel yang semakin menjauh.
🍀🍀🍀
"El, Lo ngga papa? Tadi kata anak-anak lo dibawa ke ruang pengobatan sama kak Daniel," ucap Arjuna setelah Eliza sampai di lapangan.
"Gue ngga papa. Btw, Daniel sama Axel kenapa ada di sini sih?"
Arjuna sebelumnya memang sudah mengenal Axel dan Daniel karena dulu mereka pernah satu tim basket.
"Lo ngga tau? Mereka itu yang bakal ngelatih kita selama seminggu."
Arjuna tidak terkejut kalau Eliza tidak mengetahuinya. Karena menurut Arjuna, Eliza selalu tak tahu apa-apa.
"Oh," respon Eliza. "Tapi Jun, Lo udah ngga marah kan sama gue gegara tuh HP?"
"Elah, udah gue ikhlasin berpulang ke penciptanya. Nih gue dah beli baru," sombong Arjuna sambil memamerkan handphone barunya.
"Alay lo. Tap-..."
Lip lup... Lip lup...
Ucapan Eliza terputus karena seseorang menelpon Arjuna.
"Bentar ya." Ucap Arjuna sambil lalu.
Setelah beberapa menit menerima telepon, Arjuna kembali. Namun ada yang berbeda, raut wajahnya berubah menjadi panik, khawatir, sedih bercampur menjadi satu.
"El, lo ngga papa kan kalo gue balik duluan?" Tanya Arjuna sambil menggendong ransel nya.
"Ada apa Jun? Lo ngga papa kan?" Eliza berdiri dari duduknya, ia menjadi ikut khawatir.
Arjuna menatap Eliza dengan mata yang berkaca-kaca kemudian memeluk Eliza.
"Ada apa Jun?" Bentak Eliza yang setengah frustasi.
"Mama,"
Eliza merasakan Arjuna terisak dibahunya. Itu membuat Eliza yakin sesuatu yang buruk telah terjadi.
"Mama Vanya kenapa Jun?"
"Mama kecelakaan dan sekarang kritis El," jawab Arjuna parau.
Eliza mematung ditempat nya. Eliza berusaha tetap tegar agar Arjuna tidak semakin terpuruk.
"Ayo kita ke rumah sakit sekarang," ucap Eliza sambil menarik tangan Arjuna ke arah parkir mobil dengan mata berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELIZA
Teen FictionEliza Nevada. Kesepian yang menjadikan sifatnya berubah. Kurangnya kasih sayang seolah membuat jiwanya melayang. Namun, siapa sangka sifatnya yang buruk hanyalah topeng demi mendapatkan secuil saja perhatian. Datangnya orang baru melengkapi k...