Sendiri Bukan Inginku🍀

314 94 60
                                    

-----------------------

"Sebenarnya aku rapuh dibalik topengku ini."

--------------------------------------


Banyak orang bilang kebahagiaan itu diukur oleh materi, mungkin orang tua Eliza salah satunya, bagi mereka uang adalah segalanya.
Bahkan menurut mereka kebahagiaan dapat dibeli dengan uang.
Eliza mungkin memiliki segalanya, tapi satu yang tak dimilikinya yaitu kasih sayang.
Eliza selalu kesepian hidup sendiri tanpa kasih sayang penuh dari orang tuanya.

Seperti hari ini, pulang sekolah yang seharusnya mungkin ada ibu untuk tempat bersandarkan lelah, tempat berkeluh kesah namun yang ada hanyalah rumah mewah tak berpenghuni.
Sepi, suram dan tak terlihat hidup, itulah rumah Eliza.

Eliza menghela napas lelah, dia berjalan gontai memasuki rumahnya.
Saat masuk kedalam rumah, Eliza disambut oleh ART rumahnya, Mbok Ami.
Di rumah besar ini Eliza hanya tinggal dengan beberapa pekerja orang tuanya, termasuk Mbok Ami. Orang tuanya hanya akan datang ketika mengambil berkas kantor atau barang yang dibutuhkan saja, selebihnya mereka sering ke luar kota bahkan luar negeri.

"Non Liza baru pulang? Mau makan sekarang?" Tanya Mbok Ami.

"Makan nanti aja mbok. Oh iya, mama sama papa ngga mampir?"

Mbok Ami yang mendengar pertanyaan Eliza merasa iba. Bagaimana tidak, dia mengenal betul putri majikannya ini sejak kecil. Eliza selama ini hidup mandiri mengingat kedua orang tuanya yang jarang berada di rumah.

"Nggak non." Jawab Mbok Ami lirih.

"Oh yaudah, Liza ke kamar dulu mbok."

Eliza merebahkan tubuhnya ke kasur. Dia mengambil ponsel di dalam tas dan berniat menghubungi Arjuna untuk mengajaknya ke danau.

"Dasar ya si babi. Udah tuju kali gue telpon kaga diangkat. Gue doain lubang idungnya jadi dua." Ucap Eliza menggebu.

Karena Arjuna tidak mengangkat telponnya, Eliza memutuskan untuk mandi dan pergi ke danau sendiri.

Berbalut hodie putih dengan rambut digerai Eliza siap untuk pergi. Saat sampai di dasar tangga, tiba-tiba pintu rumah besar itu terbuka menampilkan sosok wanita cantik memakai setelan kantor yang terlihat terburu-buru.
Dia adalah Clara Felica, orang yang telah melahirkan Eliza.

"Mama?"

Clara menatap Eliza kemudian mengamati penampilan Eliza.

"Liza kamu mau ke mana?" Tanya Clara sambil mencari sesuatu di laci meja TV ruang keluarga.

"Keluar sebentar. Mama nginep hari ini kan?" Tanya Eliza ragu.

"Tidak, saya harus keluar kota memeriksa perkembangan perusahaan. " jawab Clara masih sibuk dengan barang yang dia cari.

Kalimat formal, sungguh Eliza membencinya. Apakah seperti ini hubungan antara ibu dan anak di seluruh dunia? Apakah sama sepertinya?

"Kapan mama mau perhatiin Eliza?mama sama papa selalu sibuk sama kantor. Liza sendiri ma." Ucap Eliza sambil menahan isakan keluar dari bibirnya. 

Clara yang mendengar ucapan Eliza menghentikan kegiatannya.

"Liza, saya seperti ini juga buat kamu, dengan uang hidup kamu akan lebih bahagia. Kamu bisa mendapatkan segalanya dengan mudah. Kamu tidak perlu bersusah payah."

ELIZA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang