---------------------------
"Andai aku lebih mengenalmu, mungkin ucapanku tak kan membuat hatimu pilu."
------------------------------------------
Sesampainya di UKS, Daniel mendudukkan Eliza di ranjang ruangan tersebut.
"Dan, mendingan lo balik ke kelas deh. 5 menit lagi bel bunyi."
"Tapi, lo gimana? Gue temenin lo dulu deh."
"Bentar lagi anak PMR juga ada. Lo balik gih."
"Yaudah deh. Nanti kalo ada apa-apa telpon gue ya."
Eliza hanya mengangguk sambil tersenyum. Daniel tidak buruk, ia lebih meyenangkan dan perhatian, pikir Eliza. Sebelum Daniel menghilang keluar dari UKS, Eliza memanggilnya.
"Dan,"
Daniel menoleh ke arah Eliza dengan menyuguhkan senyum manisnya.
"Iya, El. Lo butuh sesuatu?"
Eliza menggeleng pelan, "makasih plus maafin gue ya."
Daniel mengernyitkan dahinya kebingungan.
"Makasih karena udah perhatian sama gue, and maafin gue karena udah bentak lo di kantin tadi."
Daniel hanya tersenyum, "all for you girl's."
"Apaan sih lo."
Tak bisa dipungkiri bahwa sekarang Eliza blushing, dan hal ini membuat Daniel tak bisa menahan tawanya.
"Gue ke kelas dulu. Bye."
"Daahh." Ucap Eliza sambil melambaikan tangannya pelan.
Belum 5 menit Daniel pergi dari UKS, seorang gadis memasuki ruangan tersebut sambil menunduk.
Eliza yang baru saja akan membaringkan tubuhnya pun terlonjak kaget.
"Kak,"
"Anjir! Lo ngagetin gue tau nggak sih." Eliza mengamati gadis didepannya ini. Gadis cupu dengan kacamata yang bertengger di hidungnya, rambutnya yang dikepang dua, dan kaus kaki selutut di kakinya.
"Lo anak PMR? Kalo iya, cepet obatin tangan gue gih."
"Sa- saya bukan anak PMR kak, " ucap gadis itu gugup.
"Terus kalo lo bukan anak PMR ngapain lo disini?" Tanya Eliza sambil memutar bola matanya jengah.
"Saya mau jelasin sesuatu ke kakak."
Flashback on.
Seorang gadis keluar dari perpustakaan dengan terburu buru. Berjalan cepat tanpa melihat sekitar, dengan 2 buku tebal ditangannya.
Gadis tersebut berjalan melewati koridor kantin dengan memelankan langkahnya.
"Woy!! Lo anak cupu kesini coba!"
Gadis tersebut menoleh, dengan langkah ragu gadis itu mendekati pria yang memanggilnya tadi.
"I-iya kak. Ada apa ya?"
"Nama lo siapa?" Tanya salah satu dari mereka.
"Lesya Dyani." Jawab Lesya sambil menundukan kepalanya. Dia benar-benar tidak mengerti apa maksud kakak kelasnya ini. Lesya mengenal kakak kelasnya ini, kalau tidak salah namanya Aro Galibra. Teman baik salah satu bad girl Neptunus, Eliza Nevada.
"Liat buku lo,"
Lesya memperlihatkan kedua bukunya pada Aro.
"Ini kak."
Tak disangka Aro mengambil salah satu buku Lesya dan berlari ke arah kantin. Lesya yang melihat buku kesayangannya dibawa kabur oleh Aro pun langsung mengejarnya.
Saat dikantin karena fokus mencari keberadaan Aro, Lesya tidak melihat jika ada Kang Cecep didepannya. Alhasil, Lesya menabrak Kang Cecep. Lesya pikir itu tidak masalah, jadi ia tetap melajukan larinya untuk mengejar Aro.
Tapi ternyata akibat perbuatannya, mangkuk berisikan kuah panas yang dipegang Kang Cecep tumpah ke lengan Eliza.
Hal yang membuatnya lebih terkejut adalah, setelah Lesya berlari menjauh, Axel berdiri tepat diposisi yang harusnya menjadi posisinya.
Flashback off.
"Pas saya mau balik dan minta maaf, saya ngga cukup berani sama kalian kak." Lesya menautkan jarinya resah, resah jika Eliza marah besar padanya.
Eliza menganga mendengar pengakuan dari Lesya. Artinya, ia salah paham kepada Axel. Yang membuat Eliza semakin merasa bersalah adalah, ia telah mengguyurkan jus ke kepala Axel.
"Maafin saya kak," ucap Lesya penuh harap.
"Makanya lain kali ati-ati. Kalo gini kan gue yang malu." Ucap Eliza sambil mengacak rambutnya frustasi.
"Lo mendingan pergi deh. Gue eneg liat muka lo!"
"Tapi kakak maafin saya kan?"
"Iya-iya gue maafin lo. Sekarang lo pergi sana!"
Lesya langsung pergi setelah Eliza mengusirnya. Meninggalkan Eliza dengan rasa bersalahnya.
Lo emang bodoh, El!
Update lagi guys!
Vomment jangan lupa.
Ku tunggu jejak kalian.See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
ELIZA
Novela JuvenilEliza Nevada. Kesepian yang menjadikan sifatnya berubah. Kurangnya kasih sayang seolah membuat jiwanya melayang. Namun, siapa sangka sifatnya yang buruk hanyalah topeng demi mendapatkan secuil saja perhatian. Datangnya orang baru melengkapi k...