Chapter Lima Belas

6.9K 425 54
                                    

BUDAYAKAN VOTE + COMMENT
sebelum membaca.
T

erima kasih




Cala menekuk lututnya, membenamkan wajah cantiknya dengan bahu yang bergetar. Apalagi, gadis itu duduk terpojok di sudut ruang kamar.

Bahkan jika melihat kondisinya bisa langsung menilai jika Cala sedang tidak baik-baik saja. Gadis itu menangis. Ia lelah.

Lelah dengan semua perlakuan Christop yang menurutnya kejam. Menyetubuhinya, lalu setelah puas pergi begitu saja. Dadanya terasa sesak, jelas. Siapa yang tidak kecewa dan sakit hati jika yang meperlakukanmu seperti itu orang yang kamu cintai?

Jika kalian bertanya Cala mencintainya, jawabannya adalah Ya. Hidup selama satu bulan dengan pria itu membuat Cala takluk. Dan dengan mudahnya Cala bisa jatuh cinta dengan pria semacam Christopher. Padahal Cala tipe gadis yang susah untuk ditaklukkan.

Banyak pria yang mendekatinya, dari wajah tampan hingga biasa saja membuat Cala tidak mudah jatuh dalam pesonanya. Tapi entah kenapa hatinya takluk begitu saja oleh pria kejam berhati iblis itu.

Cala menangis. "Tuhan. Aku lelah," gumamnya dengan sendu.

Seperti biasa, Christop selalu menyetubuhinya berulang kali tanpa henti. Tidak membiarkan Cala beristirahat barang sekejap. Tadi, sehabis Christop puas pria itu langsung meninggalkannya. Dengan tangan yang masih terikat, tubuh  telanjang. Tapi Cala berusaha menggigit talinya untuk melepaskan dan berhasil meskipun gusi dan bibirnya berdarah, dan luka. Bahkan pergelangan tangannya membiru dan lecet-lecet.

Cala mendongakkan kepalanya, bahkan kepalanya terasa pening bibirnya perih karena luka yang mengering. Rambutnya berantakan, mata yang sembab dengan wajah bekas air mata yang mengering itulah keadaan Cala sekarang. Begitu menyedihkan dan mengerikan.

Sudah tiga jam lamanya Cala terduduk di sudut kamar, dan selama itu pula Cala menangis. Ia ingin kabur, tapi ia takut jika Christop akan membunuh papanya.

Cala memantabkan dalam hati jika ia harus kuat. Meskipun jiwa dan raganya harus menahan luka.

"Akh," ringisan keluar dari bibir Cala ketika ia mencoba berdiri merasakan selangkangannya yang nyeri begitu sakit. Apalagi pergelangan tangannya serasa berat.

Dengan langkah pelan, Cala mencoba untuk berjalan menuju kamar mandi berniat membersihkan diri. Melihat dirinya seperti ini membuatnya sedih karena melihat betapa lemah dirinya.

Sesampainya di kamar mandi, Cala langsung mendudukkan tubuhnya di tepi bathup, ia merasa kepalanya sangat pening. Bahkan penglihatannya sedikit memburam, ia hanya takut jika tiba-tiba pingsan. Ia tidak boleh selemah itu. Menghela napasnya, Cala mencobanya berulang kali secara teratur. Hingga serasa sudah tidak terlalu pening, Cala memutuskan untuk segera membersihkan diri.

°°°°°

Christop menggeram frustasi, melihat wajah Cala yang tersiksa–––membuatnya kasihan dan tidak tega. Karena itulah ia langsung meninggalkan gadis itu begitu saja setelah melakukan pergulatan panas selama delapan jam dan ia merasa puas berbeda dengan Cala yang tersiksa.

Christop merasa ia harus berhati-hati, jangan sampai ia merasa simpati dengan Cala atau semuanya akan hancur berantakan.

"Akh sial! Jalang itu benar-benar membuatku kacau!" geramnya meremas gelas kaca yang dipegangnya begitu kuat hingga pecah. Bahkan darah segar sudah menghiasi telapak tangannya.

"Tuan, tangan anda berdarah!" ujar salah satu maid takut. Melihat darah yang keluar terus membuatnya ngeri.

Christop menoleh, menatap tajam maid itu lalu seketika tertawa. Menyeramkan, membuat maid itu berjalan mundur scara perlahan karena takut dan was-was.

"Mau kemana kau!" desis Christop membuang gelas kaca yang sudah pecah berkeping-keping itu ke lantai.

Langkahnya yang pelan, dengan wajah yang begitu menyeramkan membuat otomatis maid itu bergerak mundur hingga tubuhnya sudah menempel pada tembok. Bahkan keringat dingin sudah membasahi pelipisnya, wajahnya pucat pasi.

Christop terkekeh, lalu mengapit rahang maid itu. "Bawakan jalangku kemari, sekarang juga." Desis Christop tepat di depan wajah maid itu.

Maid itu mengangguk takut. "B-baik tuan."

Lalu setelah beberapa detik kepergian maid itu, Hansel muncul dengan wajah sedikit terkejut karena melihat kekacauan yang dibuat oleh Christop. "Tuan, anda baik-baik saja?" tanya Hansel menghampiri Christop.

Christop menatap Hansel datar. "Kau bisa melihatnya sendiri tanpa kujawab."

"Saya akan menyuruh untuk maid mengobati anda," kata Hansel yang akan berbalik.

"Tidak usah, aku sudah menyuruh maid bodoh itu membawakan jalangku kemari." Mendengar penuturan Christop membuat Hansel diam.

Sepertinya, harapannya akan sia-sia. Mengingat perilaku Christop kepada gadis itu yang sudah terlewat batas. Hansel hanya berharap, gadis itu baik-baik saja. Dan kuat dengan siksaan Christop.

"Ada apa paman kemari?" tanya Christop.

Hansel mengangguk. "Saya hanya ingin memberi tau jika Serkan sedang berada di Moskow."

Christop tersenyum miring, Rusia? Batinnya.

Sepertinya akan menarik.































Note: Meskipun cerita MPC aku publish ulang, tapi ceritanya nggak akan selengkap dulu. Akan ada beberapa bagian yang aku sensor. Sensor ini dalam artian cerita mengandung unsur 17 tahun  ke atas. Karena biar aman, lebih baik aku potong bagian yang nggak semestinya. Dan, kalo mau baca versi lengkapnya tanpa sensor, kalian bisa beli e-booknya di playstore bagian buku. Cari aja penggilaMatcha.

Atau kalo enggak, bisa beli versi pdf ke aku lewat whatsapp. Dan pembayaran bisa melalui transfer ke rekening, ovo, atau pulsa.

Oiya, harga versi e-book atau pdf sama ya.
Nomor wa: 089667748603

Nomor wa: 089667748603

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















Fall In Love With The Devil ✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang