Chapter Dua Puluh Sembilan

5.5K 355 57
                                    

BUDAYAKAN VOTE + COMMENT
sebelum membaca.
Terima kasih


Ini sudah hari ke tujuh sejak Christop memberinya waktu. Itu berarti malam ini, pria itu bisa saja datang ke mari tanpa bisa dicegah.

Bahkan sejak kemarin hati Cala begitu gelisah, ia sangat takut bahkan hanya untuk memejamkan matanya saja. Dan itupun juga mempengaruhi napsu makannya, selalu jika para maid mengantarkannya makanan tidak pernah Cala habiskan, bahkan terkadang ia sama sekali tidak menyentuhnya.

Meminum jika haus.

Hanya butuh waktu satu minggu saja tubuhnya yang begitu berisi sedikit menyusut, pipinya menirus.

Hingga suara decitan pintu membuat Cala mendongakkan kepalanya dengan cepat. Matanya menatap was-was, Christop terlihat begitu kacau dengan tangannya yang berlumuran darahpun sudah mengering.

Cala beringsut mundur, menggeleng takut. "A-aku tidak bisa menggugurkannya," jelas Cala takut. "Aku t-tidak b-bisa."

Tanpa membalas perkataan Cala, Christop segera membungkam mulut Cala dengan bibirnya. Melumatnya dengan kasar, pikirannya kalut.

Tidak ada kelembutan. Cala merasakannya.

Bahkan ia juga dapat merasakan Christop benar-benar kacau. Apalagi melihat tatapan sayu milik pria itu yang terlihat kecewa, kacau, menyesal, semua seperti menjadi satu.

Cala mencoba bernapas, ciuman Christop yang begitu ganas benar-benar membuatnya kehabisan napas namun Christop terus melumatnya seakan tidak memberikan kesempatan Cala untuk beristirahat.

Cala mencoba bernapas, ciuman Christop yang begitu ganas benar-benar membuatnya kehabisan napas namun Christop terus melumatnya seakan tidak memberikan kesempatan Cala untuk beristirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hingga semua itu berjalan selama dua jam tanpa henti, Christop yang sudah merasa puas langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi sedangkan Cala berbaring di atas kasur. Meringkukkan tubuhnya.

Ia merasakan kram di perutnya yang begitu sakit. "Akh," rintih Cala menekan perutnya.

Bahkan Cala harus menggigit bibir bawahnya untuk menahan gejolak sakit yang begitu hebat. "Sayang, mama berharap kau baik-baik saja." Cala berkata lirih menangis. Hanya satu yang ditakutkan, terjadi sesuatu dengan janinnya.

Bahkan kram di perutnya tidak hilang-hilang. Rintihan Cala membuat Christop yang baru keluar kamar menghampiri gadis itu.

Christop dapat melihat kesakitan di wajah Cala. "Ada apa denganmu?"

Cala menggeleng. "S-sakit," kata Cala meringkuk menahan sakit di perutnya.

Christop yang melihat itu segera menyibak selimut yang menutupi tubuh Cala. Matanya terbelalak melihat bercak darah yang begitu banyak. "Kita ke rumah sakit," kata Christop segera mengambil dress di dalam lemari dan memakaikannya untuk Cala.

Setelah Cala berada di gendongannya, Christop segera pergi. "Christop, t-tolong bayi k-kita...." Setelah mengatakan itu Cala kehilangan kesadarannya sedangkan Christop tertegun.

Fall In Love With The Devil ✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang