Cuma Kamu Yang Tau

838 48 0
                                    

Happy Reading^^

"Negatif? Mksdnya apa ini?? Hah!" -Hyunjin ngusak2 rambutnya.

"Knpa lo diem?! Puas udah bkin rumah tangga gue hmpir hancur?!" Gue gk tahan buat maki dia, kesel, gue dorong dia smpe bentur tembok.

Plak!

"Makan tuh sakit ati gue! Pelakor!" Saking keselnya gue sampe nampar Sarah.

"Mulai hari ini kamu saya pecat, ambil pesangon kamu bsok di kantor saya!" - Hyunjin.

"Pak, pak tlong jgn pecat saya. Saya minta maaf saya cuma-" - Sarah narik baju Hyunjin.

"Cuma apa?! Cuma terobsesi sama suami org?! Anak sulung smpe hmpir benci sama ayahnya gara2 lo, gk punya hati!" Gue dorong dia lg.

"Msih untung saya gk laporin kamu ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik," - Hyunjin.

"Gue mau lo minta maaf sama kluarga gue skrg! Buat Kavin gk benci dan percaya lg sama ayahnya!"

"Gue gk bisa, itu salah dia lah knpa gk percaya sama ayahnya?" -Sarah malah ktawa.

"Lo gk bisa kabur gtu aja ya! Lo hrus tanggung jawab atas semua perbuatan lo! Dasar gk tau diri, perusak rumah tangga org, gue muak liat muka lo!"

"Maaf dok permisi, sayang ayo plg. Jgn ribut di sini ya," - Hyunjin narik gue kluar.

"Aku msih mau ngomong sama dia! Aku blm puas klo dia-" tiba2 gue ngerasa pandangan gue agak kabur.

"Ha kan, apa aku blg? Kamu psti blm mkan ayo plg kita sarapan," - Hyunjin nuntun gue smpe ke mobil.

Gue dibawa plg, sampe rumah gue disambut sama org2 yg bingung. Wajar bingung, org gue perginya gk blang2. Mana sama Hyunjin lg, mereka taunya kan rumah tangga gue lg kacau.

"Ayah ngapain di sini? Blm puas bkin bunda nangis?" - Kavin udah mau pergi dr situ tp lgsg gue tahan.

"Bunda gk pernah ajarin kamu bersikap kurang ajar sama org tua, temenin ayah kamu ngobrol."

"Tp bun-" - Kavin.

"Kavin," gue natap dia tajem.

"Bunda aja ngobrol sama ayah abang mau jlan, ayo om!" - Kavin pergi sama Bang Chan.

"Kavin! Kamu-"

"Jgn dipaksa mungkin dia msih marah sama kamu nnti biar aku dketin dia pelan2," - Hyunjin senyum smbil nahan tangan gue.

"Maafin aku gk bisa bujuk dia," gue nunduk.

"Gpp pelan2 aja," - Hyunjin.

"Ekhem, jd gmna?" - Felix.

"Ya ampun sorry ya lo jd kelamaan gendong Kaila, sini biar gue gantiin. Aduh dd sama siapa td? Kok anteng bgt?" Gue ngambil Kaila dr Felix.

"Gpp santai aja gue nyusul Kavin sama abang dlu ya," - Felix senyum trus pergi.

"Anak ayah," - Hyunjin nunduk buat main sama Kaila.

"Eh senyum, tau ya klo itu ayah? Pinternya, mana ayahnya?" Gue senyum liat Kaila sama Hyunjin.

"Sini coba sama ayah," - Hyunjin ngambil Kaila dr gue.

"Dd sama siapa itu? Sama ayah?" Gue bnerin tangan Kaila yg kelipet.

"Kita jlan2?" - Hyunjin.

"Tp Felix gmna?"

"Biarin aja dia ikut lagian buat temen Kavin dia kan msih marah sama aku," - Hyunjin.

"Ayo!"

Gue sama Hyunjin nyusulin yg lain msuk mobil. Hyunjin dduk di depan sama Kaila, gue di tengah sama Bang Chan dan Felix. Ya, Kavin yg bawa mobilnya gue sengaja biar dia bisa ngobrol lg sama ayahnya.

"Lo utang cerita sama gue," - Bang Chan bisik ke gue.

"Hasil testnya negatif, bang dia sengaja manfaatin keadaan biar gue pisah sama Hyunjin."

"Mksd lo?" - Bang Chan.

"Sarah itu gk pernah hamil, bang foto yg Hyunjin pingsan trus tidur sama Sarah itu hoax."

"Foto? Bah, gue gk pernah ngomong sama lo soal foto. Tau drmna lo?" - Bang Chan.

"Pengacara gue," gue senyum ke Felix.

"Jd Kavin, mau kan maafin ayah?" - Hyunjin tp yg ditanya diem aja.

"Pelan2," gue ngusap pundak Hyunjin smbil senyum.

"Vin, om punya cerita tp nnti aja om ceritain. Kamu mau kan dengerin?" - Felix.

"Cerita apa om? Msih sambungan yg wktu itu? Pjg bgt kyknya ceritanya om," - Kavin ktawa.

"Bkan ini beda lg pkoknya lbih seru bisa jd plajaran buat kamu jg," - Felix.

"Lo gk cerita yg mcm2 kan ke anak gue?"

"Gk lah Minju," - Felix ktawa.

"Abang mau mampir ke minimarket sbntar bun mau beli cemilan sama minuman," - Kavin berhentiin mobilnya trus turun.

"Kamu temenin sana biar Kaila sama aku," gue ngambil Kaila dr pangkuan Hyunjin. Dia lgsg ngejar Kavin.

"Itu ntar klo brantem di dlm gmna? Gila lo!" - Bang Chan.

"Yaelah bang ya gk lah! Lo kan tau ponakan lo kyk mana, sifatnya emg keras tp dia gk akan berani mukul ayahnya sndri."

"Ya takut aja pan dia lg marah sama Hyunjin," - Bang Chan.

"Liat aja ntar mereka psti baikan, iya kan dd? Loh kok diemut tangannya," gue narik jari Kaila dr mulutnya.

"Dia haus mungkin, mau lo ksih minum?" - Felix.

"Boleh deh, bentar botolnya mana ya?"

"Nih," - Bang Chan ngasih botol susu ke gue.

"Minum dlu ya sayang," gue bnerin posisi Kaila trus nyusuin dia dr botol.

"Nah tuh mereka balik," - Bang Chan.

"Pkoknya ayah harus janji ya," - Kavin.

"Iya ayah janji kamu tenang aja bsok psti udah ada di rumah," - Hyunjin.

"Apa nih? Apa yg udah di rumah?" Gue natap mereka gantian.

"Ada deh," - Hyunjin + Kavin.

"Yang," gue natap Hyunjin.

"Ini rahasia laki2 sayang," - Hyunjin.

"Oh gtu, oke dd liat tuh ayah sama abang mulai main rahasia2an."

"Aku mau beliin dia perlengkapan basket buat dipasang di rumah," - Hyunjin.

"What?! Hei, itu-"

"Udah nnti mereka brantem lg, lo mau?" - Bang Chan.

"Mending mereka perang dingin bang drpda buang2 duit bgtu, gk inget nih msih punya satu?"

"Klo gk dipasang nnti abang plg mlm trus loh bunda," - Kavin cengengesan.

"Ya ya terserah kamu aja ya, gk anak gk bapak sama aja pinter ngerayu maknya."

"Tuh kan ayah blg jg apa? Psti bunda izinin," - Hyunjin.

"Kavin msih mau denger crita om?" - Felix.

"Msih dong om nnti ceritain ya," - Kavin.

"Iya tenang aja," - Felix.

"Gue sama siapa?" - Bang Chan.

"Om Chan ikut kita aja nnti Kavin mau nanya2 sesuatu," - Kavin.

"Mau nanya soal apa? Yg kmren? Emg blm berhasil jg?" - Bang Chan.

"Blm om susah bgt deh gregetan," - Kavin.

"Hrusnya kamu blajarnya sama ayah kamu tuh dia jagonya," - Bang Chan.

"Ayah mah kdg klo ngasih ilmu setengah2 om," - Kavin.

"Iya udah pertama blajar sama om dlu nnti om ksih resep yg pling manjur," - Bang Chan.

"Emg abang lg blajar apa sama om? Mcm2 ya?"

"Gk mcm2 kok bunda cuma blajar cara gaet cwe dgn baik dan benar....."















To be continue.....

Temen Abang - Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang