"Alea?"
Gadis bersurai coklat itu tak menjawab dan terus menatap kosong ke arah jendela. Kesunyian bangsal yang ditempatinya diikuti tetesan cairan infus yang mengalir ke selang di tubuhnya."Alea? Raka mau ketemu." ucap ibundanya yang sedari tadi mengajaknya bicara. Ketika mendengar nama Raka tubuh Alea sontak kejang. Alea merasakan sakit yang amat besar di kepalanya ketika mendengar nama itu.
Sedangkan empunya nama yang membuat Alea menderita tengah mengintip kondisi Alea dari jendela bangsal gadis itu. Sudah lima bulan setelah gadis itu divonis dan mengalami depresi berat. Raka yang ingin menjenguknya kerap kali diamuk oleh Alea yang tak mau bertemu dengannya. Raka hanya bisa menunduk dan menyesal dengan apa yang sudah ia perbuat selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
REWIND
Fanfiction"never thinking to rewind because of what you made is happened and just happened, no way to rewind it."