Bagian Empat, Persimpangan.

1.4K 135 10
                                    

-

-

Pagi yang cerah, tidak terlalu panas karena sang mentari sepertinya sedang berbaik hati tidak terlalu memancarkan sinarnya. Suasana damai iniㅡ

"Selamat pagi teman bangsatku"

ㅡ hilang sudah karena saat Tay menuju ruang makan, tampak Off Jumpol tengah duduk di kursi meja makannya dengan senyuman aneh itu. Tay geli.

"Bisa tidak, mengabari kalau ingin datang? Bagaimanapun juga ini apartemenku"

"cuih, biasanya juga kau tidak keberatan"

"tapi nanti jika aku memiliki kekasih, aku tidak mau kau tiba-tiba datang seperti ini"

"cari dulu kekasihnya, baru bicara" skakmat dari Off Jumpol.

"bangsat kau Off Jumpol aku-"

"-sudah sudah bertengkarnya" dari arah dapur muncul Gun dengan membawa beberapa piring berisi makanan memotong pembicaraan sahabat karib tersebut.

Mereka bertiga memang seperti ini, seperti benang kusut, selalu terikat satu dengan yang lainnya. Off dan Gun memang tidak tinggal disini, namun, kuantitas mereka berdua tidak datang ke partemen Tay mungkin dapat kau hitung dengan jari. Terlebih lagi, apartemen Tay memang cukup luas dan terletak di tempat yang tidak terlalu ramai ini membuat tempat itu menjadi markas mereka untuk merundingkan misi 'pekerjaan'.

Bahkan, tidak jarang juga Off dan Gun akan memutuskan untuk menginap demi menjaganya apalagi ketika dirinya jatuh sakit karena, siapa lagi yang akan peduli pada Tay Tawan semenjak ibunya meninggal? Benar. Tidak ada. Jadi mereka berdua sudah seperti saudara baginya.

Dunia seorang Tay memang rumit, kau harus bersembunyi jika ada polisi, dan berlagak menjadi orang 'normal' di depan lingkungan sekitar bukanlah hal yang mudah.  Namun, nyatanya itu sudah menjadi bagian dari hidupnya.

-

-

"Jadi Peng..." Off menggantungkan kalimatnya

"apa?"

"bagaimana semalam?"

"maksudmu?"

"sudah bertemu New-mu?"

Tay tersentak, dia bahkan berhenti dari kegiatan makanannya. Aneh, ia sadar jika dirinya terkejut, namun, mengapa harus terkejut? Terlebih lagi dia merasa tiba-tiba ia tidak bisa berpikir. Otaknya buntu. Aneh.

Setelah terdiam beberapa saat, Tay membuka suara "aku tidak ingin membahasnya"

"P'Tay, tapi bagaimanapun juga kau harus-"

"Baby" Off memotong pembicaraan kekasihnya dengan memegang tangan Gun, ia menoleh padanya dan mendapat sinyal 'sudah jangan dipaksa' dari Off.

Setelah beberapa saat mereka makan dengan tenang Off sekali lagi membuka pembicaraan demi meminimalisir kecanggungan "Peng, ada yang menghubungiku" katanya, dan tiba-tiba saja atmosfer diantara mereka bertiga berubah menjadi atmosfer 'kerja'.

"Pekerjaan?"

Salah satu hal yang membuat Tay merasa nyaman dengan 'bekerja' dengan sahabatnya adalah saat-saat seperti ini, dirinya tidak perlu berpakaian rapi dan dalam keadaaan formal untuk membahasnya. Di meja makan dalam keadaan baru bangun tidur juga sudah cukup.

"Yup"

"Siapa?"

"Namanya Nachat Juntapun, dia adalah seorang pemilik perusahaan kontraktor yang cukup terkenal, karena jasa perusahaanya sering dipakai oleh pemerintah meskipun perusahaan swasta" kata Off.

Sugestiku, dan Dirimu. ㅡ a TayNew FanfictionWhere stories live. Discover now