Aku terduduk di dalam mobil, memandangi setiap inci eksterior tubuhku yang separuhnya tersusun dari logam.
Ah, wanita itu sudah gila. Dia kira apa yang telah aku lakukan selama ini?
Mengejar Rivers sama seperti mengejar bayangan. Tipu muslihatnya sukses menjadikanku buronan terbesar di Vargald, apalagi darah wakil presiden pernah merembes di sidik jariku.Kala itu, aku naif. Rivers merubah wujudnya sesuka hati, membuat peluruku bertengger pada orang-orang tak bersalah yang kukira adalah dirinya.
Sejak itu, aku telah belajar untuk tidak mempercayai siapapun. Aku belajar untuk memeluk bayanganku sendiri.
ーDuabelas tahun laluー
"Rivers terus-terusan meluncurkan nuklir kepada setiap perusahaan yang ingin bekerjasama dengan kita. Bajingan itu juga memperlakukan pekerjanya semena-mena. Kita bisa curi aset berharganya, lalu kita bagikan kepada para pekerjanya," jelas Connor sambil membentangkan gulungan kertas di lantai.
"Sepertinya aku harus merakit bom baru," sahut Frieda yang sedang sibuk berkutat dengan dronenya.
Connor tersenyum. Ia berjalan dan memeluk Frieda dari belakang.
"Frieda, kau sudah terlalu banyak bekerja. Kita istirahat sebentar, bagaimana?"Frieda beranjak dari kursinya dan tertawa kecil. Ditatapnya mata belahan jiwanya itu. Ia lalu mendekat dan mencium bibir Connor perlahan.
Connor berdehem, lalu berdiri tegak. Ia membentangkan sebuah bukuーentah buku apaーdi hadapannya.
"Connor Angelo Grynx, bersediakah kau menjadi pasangan hidup Frieda van der Jacht?" ujarnya dengan suara berat yang dibuat-buat.Frieda tertawa melihat tingkah kekasihnya itu.
"I do!" sahut Connor, menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh dirinya sendiri.
Ia merubah suaranya lagi.
"Frieda van der Jacht, bersediakah kau menjadi pasangan hidup Connor Angelo Grynx?""Of course I do," jawab Frieda sembari menahan tawa.
Connor menarik Frieda dan mengecup bibirnya, "Astaga, aku sungguh tidak sabar menikahimu."
Alarm yang terpasang pada ponsel pintar mereka berbunyi.
Connor menepuk jidatnya.
"Aduh, kita terlalu asik beristirahat. Kita selesaikan malam ini, ya? Besok anak kita Karlone berulang tahun, dia tidak akan senang melihat orangtuanya sibuk sendiri di laboratorium."Frieda mengangguk, lalu mencium pipi Connor dan kembali ke tempat duduknya.
***
"Selamat ulang tahun untuk anak Papa yang paling keren di dunia!" seru Connor yang langsung berlari dan menggendong Karlone di pundaknya.
Frieda langsung berkacak pinggang.
"Wah, Karlone kan anak Mama juga. Gelukkige verjaardag, Karlone," ujarnya sambil mencium pipi anaknya itu.Karlone tertawa bahagia. "Terima kasih. Karlone sayang Papa dan Mama," ucapnya dengan pelafalan huruf R yang masih cadel.
Mereka menyanyikan lagu dan memotong kue coklat dua tingkat itu. Connor dan Frieda melakukan trik-trik sulap konyol yang sukses membuat Karlone terkekeh. Hanya ada kebahagiaan dalam kamus mereka saat itu, hingga ponsel Connor berdering tiba-tiba.
"Halo? Ah.."
Seketika, air mukanya berubah.
Ia berpaling ke arah Frieda dan mengangguk,
"Ini saatnya."Karlone memandang kedua orangtuanya dengan penuh kebingungan, "Saatnya apa, Pa?"
Hening.
"Saatnya buka kado!" teriak Connor mengejutkan seisi rumah.
Raut wajah Karlone berubah seketika. "Hore, buka kado!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Karlone Grynx
Action"...lensa digital yang melekat di bola mataku mulai melacak setiap mahluk yang berada di meja kasino. Aku tertegun ketika sistemnya menampilkan potret laki-laki heterokromia dengan tatapan dingin yang kulihat di pintu masuk tadi." Salahkan cinta, ob...