sepanjang perjalanan, limario dan jisoo terus meracau tidak jelas. untung saja jalanan sudah sepi karna memang sudah sangat larut. namun tiba-tiba...
Bruggh...
suara jisoo terjatuh,
'dasar merepotkan' batin limario. bagaimana bisa jisoo tak sadarkan diri disaat seperti ini, sialan bahkan jisoo sendiri yang menarik limario keluar dari restoran tadi dengan semangat. tetapi sekarang ia sendiri yang tersungkur lemah seperti ini.
jika bukan temannya pasti limario sudah meninggalkan manusia chikin itu sendirian. akhirnya dengan terpaksa, limario berusaha menarik tangan jisoo dengan sempoyongan. memang dasar dua orang bodoh.
'jika saja kau tak makan begitu banyak chikin mungkin tak akan seberat ini jisoo-ya aish!' umpat limario.
sungguh, jisoo sama sekali tak terbangun, padahal limario menariknya dengan paksa sampai beberapa kali kepala jisoo terbentur pinggiran trotoar. memang kejam. bahkan sekarang limario lebih mirip sedang 'menyeret jisoo' seperti mobil mobilan, tangan jisoo sudah mirip tali jika disamakan dengan mobil mobilan.
limario berusaha kuat dan tidak terjatuh walaupun ia berjalan sempoyongan dan sempat beberapa kali terjatuh saat menyeret jisoo. namun ada sesuatu yang menghentikan langkah limario. ia berusaha mengerjabkan beberapa kali mata sayu nya, mencoba menfokuskan matanya pada sesuatu yang tertangkap di bola mata coklat itu.
LIMARIO POV
aku berusaha melihat dengan jelas. tapi rasanya mataku tetap kabur karna beberapa minuman yang kuminum tadi. sekilas tampak ada seseorang berdiri disana, ia memakai baju putih. benarkah itu orang? semalam ini?. a-ani! bukankah jalan ini terkenal sepi. lalu dia? hantu?
..
.
yak! hantu?!
omo-omo
jadi benar itu hantu?!
omo dia mendekat!
"j-jangan mendekat!"
"yak! kubilang jangan mendekat!"
"sungguh aku belum ingin mati"
"bahkan aku belum membayar uang sewa pada bibi huhu" teriaku padanya.
persetan dengan jisoo yang masih tak sadarkan diri. aku berusaha berjalan mundur, mengawasi pergerakan mahkluk tersebut. sungguh, aku ingin menemui nenek, tetapi aku belum ingin mati. ya tuhan, siapapun, jebal tolong aku.
AUTHOR POV
limario terus berjalan mundur hingga sampai akhirnya ia terjatuh karena tersandung oleh tali sepatunya sendiri. tubuhnya terhempas ke belakang membuatnya sulit untuk bangun, terlebih lagi limario sedang mabuk berat sehingga ia tak berdaya sama sekali saat ini.
perempuan berbaju putih itu terus mendekat, hingga saat dirinya sudah berada di depan limario, perempuan itu berlutut mensejajarkan dirinya dengan limario. limario pun terperanjat kaget,
perempuan itu menyentuh bahunya. dengan sigap ia menghempas tangan gadis tersebut dan berusaha untuk berdiri. namun gadis itu menahan limario. sang gadis tampak kebingungan."apa kau sedang mabuk?"
"yak! jangan menyentuhku, aku belum ingin mati" -limario
"ah benar ternyata sedang mabuk"
limario pun tak sadarkan diri.
gadis itu terdiam sejenak memandang wajah limario dengan mata kucingnya. wajahnya memanas sekarang. ia memandang limario dari ujung rambut sampai ke bibir, 'tampan' batin gadis itu. namun lamunannya buyar saat . . .
kringg... kriing... kringg...
"yeobseoyo? ( halo?) hei jennie-ya, kemana saja kau?!"
"ah mianhae oppa, sepertinya aku kehilangan dompetku saat berjalan tadi, jadi aku ingin mencarinya"
"aish dimana kau sekarang? aku akan kesana"
"baik oppa aku akan mengirim lokasinya"
tutt... tutt... tutt...
>>><<<
[ tbc ]
gua back ngiha....wkwkwk lumutan y kalian? monmaap :'( *peluk readers* jd draft kemaren sempet ke apus semua, ga tau bisa gt darimana cmn tbtb ilang dong wkwkw makanya sempet males jg buat nge update ni cerita hadeh. monmaap ya
vote & comment
nyeonggan!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Number One Fanboy
FanficLimario Manoban, seorang pelajar berusia 16 tahun yang menjadi fanboy garis keras seorang Jennie Kim. Jiwa seorang fanboy sudah sangat melekat di diri Limario. Hingga suatu saat. "Jennie adalah kekasihku!?! menger--" Ucapan Limario terpotong. Tubuh...