sorry

756 69 0
                                    

Hari ini Acha jalan sama temen-temennya. Dah lama katanya ga hangout bareng. Seungkwan jadi ketuanya karena semangat banget pengin makan di mekdi.

"Jalan kemana dulu nih" tanya Andin pas mereka udah kumpul.

"Nyari diskon aja yuk" ajak Asma.

"Yaudah cabut"

Mereka pun jalan beriringan. Keliling mall buat nyari diskon seperti biasanya.

Dasarnya cewek, bahkan Seungkwan kalau udah lihat barang diskon udah kayak lihat surga.

"Gila sweaternya lucu banget anjay" Asma langsung milih dengan semangat.

Arin sama Seungkwan ngelihat sepatu yang bikin mereka mupeng sedari tadi. Tapi sayangnya yang diincer nggak diskon astagfirullah.

"Rin ga kuat, ganti yuk" Seungkwan udah ga tahan disini, akhirnya narik Arin dari area sepatu.

"Sama Kwan. Bisa lepas kendali gue"

Akhirnya Arin sama Seungkwan nyusul Acha yang lagi liat-liat atasan.

"Loh udah dapet?" tanya Acha.

"Boro-boro dapet, orang ga diskon. Duit gue pakek beliin di olshop lagi kemarin" gerutu Arin.

"Gue juga ga nemu yang bagus nih nyari Asma sama Andin yuk"

Akhirnya mereka jalan bertiga nyari dimana Andin dan Asma. Dan ternyata Asma sedang menyandera Andin untuk milih sweater yang dibingungin dari tadi.

"Ma gue kan udah bilang bagusan yang baby blue lo tetep ga mau"

"Ih gimana ya Ndin, gue baru beli warna baby blue juga. Tapi ini lucu banget anjir"

Asma itu emang yang teribet diantara mereka. Ada aja maunya, tapi pertimbangannya selalu yang paling ribet juga.

"Udah yuk cabut aja" Ajak Acha yang udah mulai pusing lihat gerumbulan orang lalu lalang sama baju digantungan.

"Bentar dong Cha. Pilihin nih, yang cream apa baby blue" Asma nunjukin sweater yang sedari tadi bikin dia bingung.

"Baby blue" jawab Acha.

"Kalo lo Rin?"

"Sama"

"Kwan?"

"Laper"

Akhirnya Asma memutuskan untuk ngambil yang baby blue, "Yaudah deh ambil yang baby blue aja"

Mereka pun jalan ke kasir dan setelah ngebayar mereka. Cari makan.

"MEKDI JALAN" Seungkwan jalan duluan diikuti oleh empat ciwi dibelakangnya.

"Bangsat kenapa tiba-tiba berhenti sih" protes Asma soalnya dia lagi ngebales chatnya Dokyeom dan berkahir nabrak Seungkwan yang di depan.

Andin nyikut Asma ngasih isyarat.

Tepat di depan mereka ada Wooseok. Andaikan itu Yugyeom pasti udah heboh dikatain.

"Gue pengin ngomong sama Acha. Bisa kan Cha?" Wooseok langsung ngomong tanpa basa-basi.

Semua mata mandang Acha yang nampak gusar. Tak lama Acha mengangguk dengan anggukan. Semua temannya akhirnya menjauh.

"Lo yakin?" tanya Asma sebelum dia melangkah pergi.

"Tenng aja. Nggak usah nunggu gue, kalian balik aja dulu"

Asma, Andin, Arin, dan Seungkwan pun meninggalkan dua anak manusia itu.

Acha tak bergeming. Menunggu skenario yang sudah dibawah Wooseok saja baginya.

"Jalan yuk" Wooseok menggandeng Acha. Ya seperti layaknya mereka jalan dulu. Acha tak berontak, hanya mengikuti alur.

Mereka jalan keluar mall menemukan tempat nyaman untuk bicara. Dan sampailah mereka di sebuah cafe dengan suasana tenang dan pencahanyaan temaram. Acha sempat berhenti memandang tempat yang tak asing itu.

"Disini- nggak apa-apa kan, Cha?" tanya Woosoek.

Acha memandang sosok tinggi itu sebentar, memantapkan hati untuk masuk, "Okay"

Mereka pun masuk. Suasanya masih sama. Cafe dimana mereka dulu sering menghabiskan waktu disini. Awal mereka menemukan cafe ini dulu karena kehujanan saat pulang sekolah. Wooseok menghentikan motornya di cafe ini dan semenjak itu cafe ini adalah tempat favorit mereka.

"Loh kemana aja kalian kok lama banget nggak kesini" sapa Arman pemilik cafe ini.

Acha senyum, "Banyak tugas Kak."

"Yaudah sana gih, ntar panggil aja kalo udah selesai"

Acha ngikutin Wooseok dari belakang. Mereka duduk di ujung yang mana pemandangannya langsung menghadap ke sawah. Maklum cafe ini mewah, mepet sawah.

"Mau pesen apa Cha?" tanya Wooseok.

"Terserah"

Wooseok sedikit tersentak, ini bukan Achanya. Ya memang sebenarnya iya, Acha bukan lagi miliknya.

"Bang-"

Nggak lama datang salah pelayan satu cafe ini.

"Capuccino dua ya"

Setelah pelayan itu pergi keheningan kembali tercipta. Acha cuman nundukin kepala, ga tau harus berbuat apa.

Wooseok sendiri sedari tadi gelisah. Ingin mencoba membuka sebuah pembicaraan tapi takut menyakiti gadis di depannya ini. Lagi.

"Cha-"

Acha mendongak. Sorot matanya sebenarnya menuntut sebuah penjelasan. Namun lidahnya terlalu kelu untuk meminta.

"Gue minta maaf soal kejadian malam itu" Wooseok berhasil mengeluarkan kalimat yang sungguh ingin ia sampaikan pada Acha. Iya sebuah permintaan maaf.

"Malam itu mungkin gue yang ga mikir panjang. Gue yang ga percaya sama lo, pacar gue"

Hati Acha goyah. Memori pesta ulang tahun teman sekolah Wooseok kembali berputar.

"Gue tau. Gue bener-bener brengsek. Gue udah milih cewek lain dan ngebuat malu cewek gue sendiri."

----

AKU PADAMU | YOUNGHOON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang