#4

7.3K 151 0
                                    

~Syair Melodi~

Sudah tengah malam dan aku belum bisa memejamkan mata. Aku masih memikirkan, bagaimana bisa Oka melamarku. Meski berteman dengannya, aku tidak terlalu dekat dengannya semenjak aku menyukainya, itu karena aku selalu berdebar ketika berbicara dengannya. Dia selalu menyapaku, dan biasanya aku hanya tersenyum. Aku bingung, aku tidak pernah menyatakan perasaanku, aku hanya diam-diam memperhatikannya dari jauh. Hanya ibu dan sahabatku yang tau bahwa aku menyukainya. Dan apa yang terjadi? Dia berkata dia mencintaiku? Sungguh, ini membuat kepalaku pusing.

"Hahhh, bagaimana bisa seperti ini. Dia mencintaiku? Sejak kapan? Bodohnya aku. Seharusnya tadi aku bertanya padanya" gerutuku sambil memandang langit-langit kamarku.

Senang dan bingung bercampur kurasakan. Aku senang akhirnya orang yang aku cintai selama ini mencintaiku. Tapi aku bingung dan gelisah. Apa ini benar? Entah kenapa aku merasa Oka tidak terlalu bahagia sepertiku saat ia melamarku.

"Ya Tuhan. Kenapa aku malah berfikiran buruk pada Oka" aku menyembunyikan wajahku didalam selimut. Otakku mencoba mencerna semua yang terjadi sampai tak sadar aku tertidur.

Kringggg... Kringggg..

Bunyi alarm membangunkanku. "Astaga, baru sebentar aku tertidur. Alarm kejam, teganya ia membangunkanku" batinku sambil melirik sinis ke arah alarmku. Aku mendudukan diriku ditepi ranjang, memandang jendela kamarku yang lupa belum ditutup karena tertidur.
"Semoga hari ini menjadi hari yang indah" gumamku. Bergegas aku menuju kamar mandi. 30 menit aku membersihkan diri, aku mulai bersiap-siap ke restoku. Aku keluar apartemen dan

"Aaaaaaaaaaa"

Laki-laki didepanku hanya memandangku dengan wajah datarnya. Menyebalkan. Bahkan dia tidak meminta maaf hampir membuatku mati jantungan.

"Kenapa kamu kaget melihat pria tampan sepertiku? Bukankah harusnya kamu menyambutku dengan senyumanmu? Atau mungkin morning kiss?" tanyanya mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum misterius.

"Kamu gila? Bagaimana bisa aku menyambutmu dengan senyum manisku. Kamu bahkan seperti hantu, muncul tiba-tiba. Untung aku tidak punya penyakit jantung" kataku memasang wajah kesal.

"Aku tidak muncul tiba-tiba. Aku disini 30 menit yang lalu. Kamu saja yang tidak tau aku disini"

"Kenapa kamu tidak memencet belnya?"

"Sudahlah. Bagaimana dengan morning kissnya?"

"In your dream!"

"Haha, aku hanya bercanda. Ayokk" katanya sambil menarik tanganku.

"Hey, kita mau kemana?"

"Kencan" jawabnya singkat.

Suasana begitu hening didalam mobil. Baik aku maupun Oka tidak ada yang bersuara. Astaga, kenapa jantungku seperti sedang lomba lari.

"Apa kamu sudah sarapan?" tanya Oka tiba-tiba.

"Belum, aku biasa sarapan direstoku"

"Baiklah, kita sarapan dulu"

Setelah 15 menit, akhirnya kita sampai disebuah restoran bergaya klasik. Kami memilih duduk dipojok dekat jendela. Setelah memesan makanan, kami kembali hening.

"Ehemmm.. Oka?"

"Ada apa?" tanyanya memperhatikanku.

"Bisakah kamu berhenti menatapku?"
kataku menahan malu, aku yakin pipiku sudah seperti kepiting rebus.

"Apa kamu malu?"

"Makanannya udah datang" jawabku mengalihkan pembicaraan karena memang makanan kami sudah datang.

Setelah selesai makan, Oka membawaku ke mall. Sekarang kami berada dibioskop. Dia mengajakku melihat film romantis. Selama film diputar, Oka tak melepaskan tanganku. Tentu saja itu membuatku tidak bisa berkonsentrasi melihat filmnya. Menyebalkan. Kenapa dia bertingkah terlalu santai sedangkan aku gugup setengah mati. Apa karena dia sudah terbiasa seperti ini. Astaga. Bagaimana bisa aku lupa kalau ia terkenal sebagai playboy yang sialnya aku cintai.

"Syair. Kamu mau pernikahan kita nanti seperti apa?" tanyanya saat kita berada dimobil.

"Aku mau pernikahan yang sederhana saja. Tidak perlu mewah" jawabku melirik kearahnya yang sedang fokus melihat jalan dengan tangan kirinya mengenggam tangan kananku.

"Sayangnya aku mau pernikahan kita mewah, dan aku akan mengundang banyak orang"

"Kenapa?"

"Supaya semua tau jika kamu milikku" jawabnya tersenyum sambil mempererat pegangan tangannya. Kurasa jantungku sedang berhenti. Pipiku rasanya seperti terbakar. Aku tersenyum sendiri mendengarnya.

Tanpa Syair sadari, Oka tersenyum misterius. "baru segini saja kau sudah seperti ini, lihat saja. Kamu akan hancur ditanganku" batin Oka sambil melirik ke Syair yang sedang tersenyum.

My Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang