#21

5.7K 199 10
                                    

Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada orang lain yang menguping pembicaraan mereka dari pintu kamar Syair.

Orang tersebut langsung pergi saat Vina berpamitan dengan Syair. Ia menuju kamarnya dan langsung menuju tempat tidur.

Ya. Orang itu adalah Oka. Oka membaringkan tubuhnya dan memandang langit-langit kamarnya.

"Sebegitu besarkah kamu mencintaiku?"

Oka mengingat saat ia masih berteman dengan Syair. Ia pun memilih keluar untuk menemui Vina.

"Vina" panggil Oka saat ia melihat Vina.

"Iya tuan? Apa yang bisa saya bantu, tuan?" tanya Vina sambil menunduk

"Aku hanya ingin memastikan. Apa Syair sudah meminum obatnya?" tanya Oka yang entah kenapa langsung merasakan panas dipipinya.

"Sudah tuan" kata Vina sambil sedikit tersenyum saat melirik wajah Oka

Apa tuan nya itu malu karena khawatir dengan istrinya. Yang jelas Vina merasa senang dan berharap tuannya segera jatuh cinta pada Syair.

"Baguslah" kata Oka lalu pergi meninggalkan Vina yang masih tersenyum.

Saat Oka melewati kamar Syair, entah kenapa ia ingin melihat keadaan Syair. Ia membuka pelan pintu tersebut dan melihat Syair yang tidur terlentang.

Oka masuk perlahan dan berjalan mendekat ke arah Syair. Ia berdiri disamping ranjang lalu jongkok menghadap Syair.

Perlahan tangannya bergerak untuk menyentuh rambut Syair dengan lembut.

"Kau tau? Aku sangat menyayangimu. Kau teman perempuan yang paling dekat denganku. Mungkin kau akan terkejut jika tau bahwa aku pernah menyukaimu" kata Oka sambil sedikit tertawa

"Saat itu aku berusaha mendekatimu. Namun aku segera tau jika kau baru saja pacaran dengan seseorang."

"Butuh waktu lama aku mencoba untuk tidak menganggap kau lebih dari teman, sampai seseorang yang tidak kuketahui berhasil mengalihkan pikiranku darimu" kata Oka masih mengelus rambut Syair.

"Saat aku sudah mencintai seseorang yang tak kukenal itu, orang tua ku menyuruhku melamarmu. Kau tau? Itu mengubah pandanganku padamu. Saat itu, aku mulai sangat membencimu. Aku berniat menyakitimu. Bahkan aku sudah melakukannya. Membenci, menyakiti dan melukaimu, bukan hanya fisik namun juga batin"

"Namun, entah kenapa hatiku selalu bimbang setelah menyakitimu. Aku bimbang, antara menyesal atau senang."

"Aku senang karena merasa puas. Namun saat melihat matamu yang sendu namun bibirnmu tetap tersenyum meski aku menyakitimu, itu membuat hatiku serasa ditusuk"

"Tiap pagi saat kau menyapaku dan membawakan ku bekal. Tiap malam saat kau menyambutku pulang. Aku tau kau lelah dengan drama yang ku buat. Tapi kau tetap tersenyum."

"Dan itu membuat rasa benciku padamu semakin bertambah. Benci karena kau membuatku bimbang. Benci karena kau kembali membawaku ke masa-masa saat aku menyukaimu"

"Jantungku berdebar kencang saat kau tersenyum. Namun aku berusaha menyangkalnya, karena aku tau aku membencimu"

"Ku mohon, jangan sakit seperti ini lagi. Itu membuatku khawatir. Jangan berbuat baik bahkan tersenyum dihadapanku. Aku tidak mau kau mengacaukan hatiku lagi. Karena aku ingin mencari wanita yang telah mengalihkan pikiranku darimu dulu."

"Aku membencimu tapi aku menyayangimu, mungil" kata Oka yang tanpa diduga mengecup dahi Syair setelah memanggil Syair dengan panggilan yang sering ia gunakan dulu.

Oka berdiri dan meninggalkan Syair. Ia keluar kamar dan menutup pintu kamar Syair dengan pelan.

Setelah pintu tertutup, seseorang yang dari tadi menutup matanya kini membuka mata. Ia mengambil posisi duduk sambil memegang kening lalu memegang dadanya yang berdebar sangat keras.

Syair mengambil buku kecil di laci mejanya. Ia menulis dibuku tersebut

Tuhan. Apa yang aku dengar tadi benar? Oka pernah menyukaiku? Sungguh, aku merasa sangat senang. Aku telah mengetahui fakta bahwa seseorang yang kucintai pernah mencintaiku juga.

Apakah aku boleh senang? Atau aku harusnya sedih. Aku tidak tau mana yang seharusnya kurasakan. Disatu sisi aku merasa senang. Sangat senang.

Namun disisi lain aku merasa sedih. Aku sedih karena Oka sudah tidak mencintaiku. Meskipun ia menyayangiku, namun ia masih membenciku.

Tuhan. Aku harus bagaimana supaya Oka bisa membuka kembali hatinya untukku. Kumohon berikan aku petunjuk.

Jika memang Oka benar-benar tidak bisa lagi untuk mencintaiku, maka aku akan berhenti untuk memperjuangkannya.

Sungguh, aku juga menginginkan kebahagiaan Tuhan. Bukan hanya kebahagiaanku, namun kebahagiaan keluargaku.

Namun, aku tidak akan lupa untuk berusaha saat ini. Aku akan selalu tersenyum dan menunjukkan bahwa aku memang tulus mencintainya.

Aku akan membuatnya bimbang. Bahkan aku akan membuat ia jatuh padaku jika Kau mengijinkanku.

Terimakasih telah memberiku petunjuk dengan mendengar semua yang Oka katakan tadi Tuhan.

Aku akan berjuang karena aku mencintainya.

Syair menutup bukunya lalu meletakkan kembali ke laci mejanya. Ia terlentang dan melihat langit-langit kamarnya sambil tersenyum.

"Aku akan memperjuangkanmu Oka" kata Syair sebelum ia menutup matanya.


My Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang