Syair terbangun saat merasakan dinginnya angin. Ia membuka matanya perlahan sampai benar-benar terbuka. Namun yang ada dihadapannya mengejutkannya. Ia melihat Oka yang sedang bersandar pada pagar balkon memandangnya sambil menaikkan sebelah bibirnya.
"Begitukgsah tugas seorang istri? Bermalas-malasan saat suami lelah bekerja?" tanya Oka sambil melipat tangannya didepan.
Syair langsung bangun dari posisi tidurannya. Ia berdiri mendekati Oka dan berhenti didepannya.
"Maafkan aku, sungguh maafkan aku. Aku tidak sengaja ketiduran." kata Syair begitu menyesal karena tidak menyambut kepulangan Oka layaknya seorang istri pada umumnya
"Oh tak masalah, aku baru ingat bahwa kau hanya istri diatas kertas. Bagaimana bisa aku melupakan ini. Mungkin karena aku terlalu lelah. Kau mana pantas menjadi istri dari orang sepertiku." kata Oka sambil tersenyum sinis ke arah Syair.
Syair yang sudah terbiasa pun masih tetap menundukkan kepalanya. Ia tidak berani menatap Oka. Entah kenapa ia merasa takut, ia takut melihat wajah Oka datang mungkin saja akan melukai hatinya.
" Mungkin aku harus mencari istri yang sebenarnya sebelum aku tua"
Syair yang kaget pun segera mengangkat kepalanya dan memelototi Oka
"Apa maksudmu Oka? Kamu sudah menikah denganku" tanya Syair merasa tersakiti
"Bagaimana jika aku tidak mencintai istriku?" tanya Oka dengan wajah yang serius dan menahan kesedihan.
Entah kenapa hatinya sedikit tidak tega saat mengatakan ingin mencari istri yang sebenarnya. Disatu sisi ia memang ingin mencari gadis yang dicintainya.
Namun disisi lain, ketika melihat wajah tersakiti Syair tadi membuat Oka tersadar jika ia telah menyakiti temannya. Ada rasa sedikit tidak tega melihat wajah Syair, namun ketika mengingat gadisnya ia menjadi sangat membenci wanita didepannya ini.
"Bisakah kamu menerimaku? Ku mohon, cobalah pelan-pelan menerimaku. Aku tidak meminta yang lebih, aku hanya ingin kamu menghargaiku. Setidaknya anggaplah aku sebagai istrimu meski kamu tidak mencintaiku, Oka." Syair merasa sangat rendah saat ini, ia memohon kepada suaminya sendiri.
Oka yang mulai merasa tidak tega melihat Syair namun sangat membencinya pun merasa bimbang. Ia memilih meninggalkan Syair yang menatap kepergian Oka dengan wajah sendunya.
" Tidak bisakah kamu menerimaku?" Gumam Syair dengan air mata yang sudah menetes saat Oka sudah keluar dari kamarnya.
Oka yang menuju kamar langsung menuju balkon kamarnya. Entah, ada apa dengannya hari ini. Tadi saat ia masuk ke kamar Syair dan melihat wajah Syair yang terlihat lelah ketiduran, hatinya merasa sedikit sakit.
Ia teringat masa-masa senangnya saat ia bercanda dengan Syair, bertengkar karena hal-hal yang tidak penting, saling menyemangati jika salah satu sedang dalam masalah atau kesulitan.
Lalu ia teringat wajah Syair saat ia menyakitinya. Ia merasa menjadi orang yang jahat terhadap temannya sendiri.
Jika boleh jujur, sejujurnya Oka takut kehilangan temannya yang setia itu, namun ia juga sangat membencinya.
"Aaarrggghhh. Kenapa aku jadi begini" Oka mengacak -acak rambutnya.
Ia terdiam beberapa saat. Ia memikirkan, bagaimana jika kedua orang tuanya sampai mengetahui apa yang ia lakukan terhadap Syair.
Apakah ia justru akan mengecewakan kedua orang tuanya. Namun, jika ia tetap melanjutkan pernikahan ini, akankah ia bahagia, sedangkan ada seseorang yang ia cintai.
"Bisakah aku menemukanmu dalam waktu dekat ini. Jika aku menemukanmu, aku akan terlepas dari semua ini, aku akan menikahi mu dan mengatakan semua dengan jujur pada orang tuaku" kata Oka dengan memegang surat yang dia letakkan dalam figura.
"Ya. Aku harus menemukanmu dan menikahimu. Kehilangan teman tidak seberapa jika aku tidak menemukanmu" putus Oka sambil meyakinkan dirinya.
Ia akan berusaha lebih keras untuk menghancurkan perasaan Syair. Lalu ia membuka laptopnya dan mulai mencari informasi tentang gadis misterius yang ia cintai itu.
"Beginikah rasanya mencintai dan merindukan seseorang yang tidak kuketahui?" tanyanya pada diri sendiri sambil tersenyum
"Aku akan menemukanmu, sayang"
---------
~Syair Melodi~
Setelah kepergian Oka. Aku duduk sambil memegang dadaku. Aku merasa sangat tersakiti saat Oka mengatakan ingin istri yang sebenarnya.
Bagaimana bisa Oka mengatakan itu dengan mudahnya dihadapkanku. Apa Oka tidak memiliki perasaan. Tidak Bisakah Oka melihat ketulusanku.
Bahkan Oka selalu mengira kebaikan yang ku berikan selama ini adalah cara untuk mendekatinya. Aku bahkan jatuh cinta setelah lama berteman dengannya.
Kadang aku merasa ingin sekali marah. Namun dengan siapa aku harus marah. Dengan orang tuaku? Sedang yang mereka inginkan adalah kebahagiaanku.
Apakah aku harus menyudahi pernikahan ini? Sedangkan aku sangat mencintai suamiku itu.
Lantas apa yang harus kulakukan. Lama-lama aku merasa takut. Aku takut jika sudah jatuh terlalu dalam kepada Oka namun Oka malah meninggalkanku.
"Ya Tuhan, apakah aku mencintai orang yang salah?"
Aku hanya diam memandang taman yang diterangi lampu. Ya, aku memang tertidur sampai malam. Dan akh yakin, nanti aku akan kesulitan untuk tidur.
Krukkkkkk
Dan disaat yang menyedihkan seperti ini, perutku pun ikut menyedihkan. Aku memang belum makan dari tadi siang, dan meskipun lapar, aku sangat tidak berselera untuk makan saat ini.
------------
Tanpa Syair sadari, gumamannya tadi didengar dengan Oka yang sedang berada dibalkon kamarnya. Kamar mereka memang bersebelahan dan Oka selalu mendengar jika Syair menangis dibalkon.
Oka memang sedikit tidak tega, namun keputusannya sudah bulat. Ia akan menghancurkan Syair supaya Syair memilih meninggalkan Oka. Ia akan lebih keras lagi mulai sekarang
-----------------------------------------------------------
Hallo.
Sebelumnya, author mau minta maaf sama readers kalo selama ini lama banget updatenya. Author bakal usaha biar bisa cepet updatenya mulai sekarang.Makasih juga buat readers yang udah kasih vote ataupun komentar yang bikin author tambah semangat nulis cerita.
Jangan sungkan sampaikan kritik ataupun saran kalian ke author. Author bakal terima dengan senang hati.
Oh iya.
Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi readers yang merayakan. Dan mohon maaf lahir dan batin untuk semua pembaca🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Husband
RandomAku akan tetap mencintaimu, tidak peduli engkau menyakiti seberapa banyak. Aku akan berjuang mempertahankan pernikahan dan cintaku. Bertahan sampai titik dimana aku akan lelah dan menyerah. ~Syair Melodi~ Asal kau tau, aku menikahimu bukan karena...