[Kagami Taiga, 17 tahun, kelas dua di SMA swasta Seirin. Kini ditetapkan sebagai buronan polisi atas kasus Perampokan dan Kekerasan. Korbannya adalah rumah dari profesor yang merangkap juga sebagai dokter spesialis jantung-]
Berita palsu sialan.
Dia baru mengetahuinya karena menguping radio di rumah nenek tua sore tadi. Dari Pagi ini dia ditetapkan sebagai tersangka dan menjadi buron...
Sekarang, dia berlari tak tentu arah di gelapnya gang kota Tokyo, terengah, lapar dan kurang tidur. Dia berlari sekencang yang dia bisa, tersandung benda-benda yang tak sempat ia identifikasi, menabrak sesuatu beberapa kali, menimbulkan suara yang cukup berisik, apa itu tadi suara kucing? Sepertinya ia menginjak ekornya, entahlah.
BRUG
"Shit!" Air ledeng yang menetes lewat pipa yang rusak membuat gang yang lembap dan berlumut menjadi berbahaya. kaos kesayangannya menjadi kotor. "Uhuk! Uhuk!" Kagami mengatur napas sejenak sebelum bangkit dan berlari kembali. Dia tak punya waktu!
Sirine polisi dan teriakan kasar menghantui pendengaraannya, dari arah belakang terdengar suara tembakan -Kenapa mereka menembakinya?- dan derap kaki. Entah itu polisi atau orang orang berpakaian hitam itu, Kagami tak tau, yang ia tau pasti jangan sampai tertangkap keduanya.
Luka tusukan pisau oleh pemilik kedai yang- katanya- akan menampungnya sementara menjualnya pada yakuza. Bahkan aparat yang berwenang tak bisa ia percaya! (Teriakan dan cengkeraman kasar itu masih dia ingat dengan jelas) Tak ada yang bisa ia percaya sekarang!
panik
panik
panik
memang apa salahnya? yang dia lakukan hanya bertahan hidup. mana dia tau kalau penopang hidupnya saat ini adalah hasil percobaan rahasia? Sampai-sampai yang mengejarnya saat ini adalah Yakuza yang bekerjasama dengan Mafia luar negeri dan aparat pemerintah! Apa memang seharusnya dia mati saja waktu itu?
Tidak
Kagami Taiga tak akan mati, dia akan hidup.
Ini seperti menang lotre tapi ternyata keliru, Kalau dia sampai mati karena ini, dia akan protes pada Tuhan!
"Kagami-kun! Lewat sini!" dia tak tau itu suara siapa tapi dia menurut saja karena insting. Dia berbelok tajam ke salah satu gang yang lebih kecil, muat hanya untuk satu orang, lalu dia mengikuti orang berjaket yang lari di depannya. Dia berlari mengikuti orang itu yang sepertinya sudah hapal seluk beluk gang kota ini.
Setelah cukup mereka berlari, Kagami pun tak mendengar keributan itu, dia perkirakan ini sudah mendekati tepi kota dan dia sudah jauh dari kejaran. "Terima ka-" Orang di depan Kagami membuka tudung jaket yang dipakai dan berbalik.
"Kuroko?!"
"Sst!"
Kuroko terengah-engah dan meminta beberapa waktu untuk mengatur napasnya. Setelah terbatuk beberapa kali dan menarik napas dalam untuk terakhir kalinya, Kuroko meminta Kagami untuk diam dan mengikutinya, Kagami menurut saja setelah di pelototi saat bertanya mau kemana dengan suara agak keras.
Sampailah mereka pada sebuah bangunan mirip rumah yang tersembunyi sempurna di balik bayang gedung tinggi di sekitarnya. Masih bersih, tak ada coretan jalanan pada umumnya, walaupun Kagami yakin bangunan ini sudah cukup lama tak ditinggali. Kagami melihat kondisi nya sekali lagi, cukup terawat, hanya cat yang terkelupas dan rumput liar di sekitar jalan setapak yang tumbuh tinggi.
"Masuklah" kata Kuroko yang membuat Kagami kaget setengah mati.
Sedikit takut karena terbesit bangunan berhantu dipikirannya, tapi dia tetap masuk. Di sana sudah ada Aomine dan Kise. Lalu Midorima, Murasakibara dan Akashi terhubung lewat Skype di laptop yang entah milik siapa, terletak di meja tengah tengah ruangan luas yang hampir kosong itu. Masing masing dari mereka menyapanya, Kagami membalas sapaan mereka dengan anggukan dan sedikit senyum miring. Masih waspada meskipun semuanya adalah wajah yang dia tau.
"Kenapa kalian ada disini?"
"Kau duduk saja disana dan jawab pertanyaan kami, Bakagami." Balas Aomine dengan nada di tekan. Raut wajah mereka tak Kagami kenali, dan meskipun bau orang tak pernah berbohong, Kagami merasa asing dengan suasana yang mereka timbulkan. Bahkan ia tak bisa membalas kata-kata Aomine walau agak tersinggung.
[Langsung saja, Kagami.] Akashi mulai berkata begitu Kagami duduk di sofa.
[Kami berniat membantumu melewati ini] perhatian kagami langsung terenggut karena satu kalimat yang dilontarkan Akashi.
[Kami yakin dan sepakat untuk tak mempercayai apa yang media katakan, bahkan kami berbohong pada aparat kepemerintahan tentangmu.] Ah, menyentuh sekali.
Tapi, Koganei-senpai yang katanya menampungnya sebentar menelepon polisi, dia berkata pada Kagami kalau urusan seperti ini lebih cepat diselesaikan lebih baik As if! Kagami pasti mati kalau itu terjadi! Kata orang-orang dia bodoh, tapi dia tak dungu!
Dan, paman pemilik kedai Udon itupun juga begitu, tapi akhirnya dia mengkhianatinya. Melaporkannya. Bahkan melukainya. Kagami tau kalau prasangka ini tak boleh apalagi mereka temannya, dekat, tapi, tak ada salahnya belajar dari pengalaman. Kagami tak mau tertipu lagi.
[Karena itu, kami ingin kau menceritakan semua yang terjadi padamu dan semua yang kau tau mengenai keadaanmu] Mereka masih tak tau tentang jantungnya.
Kagami ragu, dia skeptis, apa dia akan terkhianati lagi? Lagipula benar kata Koganei, mereka semua, punya kehidupan disini yang tidak boleh dirusak, rekor catatan bersih mereka harus dijaga agar tidak kotor karena pernah berurusan dengan polisi, dan semua yang terlibat sekarang, toh kalau Kagami, kalau matipun, dia tidak akan khawatir memikirkan imbasnya, keluarganya adalah orang-orang yang tidak akan terpengaruh oleh hal ini, mereka kuat, hal itu menurun padanya.
Bagi ruang lingkup Kagami dan keluarganya, hal ini akan berlalu seperti biasa, seperti saat beberapa sanak saudaranya meninggal dengan kematian yang tidak wajar, dan selesai entah bagaimana.
Ditambah lagi, ini sangat berbahaya. Bagi teman-temannya, orang2 yang ada di sekelilingnya saat ini.
Kagami mengangkat kepalanya, ia ingin mereka mundur. Tapi mulutnya tertahan saat matanya melihat mata Kuroko. Mata birunya jernih dan melihat lurus kepadanya. Dan sebelum ia menyadari, Kagami bercerita.
"Kau... masih ingat kecelakaanku bulan lalu?"
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Electric Hearts Project
FanfictionAku, Kagami Taiga, 16 tahun-menuju tujuh belas pemain basket, Ace dari tim, hidupku sempurna Sekarang sedang menjadi buronan DENGAN TUDUHAN PALSU! Aku tidak percaya siapapun Apa aku akan mati seperti ini? A Kuroko no basuke fanfiction, all character...