Kagami terbangun dari tidurnya karena tersentak. Tubuhnya masih mengingat rasanya waktu itu, kejadian naas yang tak disangka-sangka siapapun. Setelah duduk dan lebih tenang dia mengusap tengkuknya, baru ia sadari di sekujur tubuhnya penuh keringat dingin. Lalu mata crimsonnya yang lelah melihat sinar matahari yang menembus lewat celah korden, sepertinya cerah, sama persis seperti hari itu.
Dia menyibak selimutnya dan berjalan ke –ruangan yang seharusnya- kamar mandi. Bangunan ini berstruktur seperti rumah, air dan listriknya tentu saja sudah mati, karena itu terdapat beberapa kotak lilin, sekotak korek dan beberapa ember air di sana kalau salah satu dari kisedai (plus Kuroko) sedang tidak ingin pulang atau sedang kabur, seperti dirinya.
[Sisa waktu sampai pengisian kembali: 4 jam]
Setelah cuci muka dan ganti baju, dia menghabiskan pagi untuk menelusuri rumah kosong itu.
Benar benar tak ada apa-apa. Jika ini milik mereka, Kagami kira bakal ada banyak barang. Contohnya: PSP, makanan instan, majalah model, buku-buku, papan shogi atau catur... atau minimal permainan monopoli dan kartu. Tidak mungkin mereka bolak-balik kesini membawa hal yang seperti itu, apa ada di tempat lain?
Tapi dia sekarang butuh sumber listrik. Dimana dia bisa mendapatkannya?
"Senang melihatmu begitu relaks disini, Bakagami"
Kaget, Kagami langsung berbalik "Midorima! Kau tak sekolah?"
Midorima mendengus "Aku sekalian berangkat sekolah-nanodayo. Aku tak ingin kau menggerogoti barang-barang disini jadi aku membawakanmu sarapan." Nadanya judes, seperti biasa. Tapi...
Agak tak terduga "Oh... terima kasih" hanya itu yang bisa Kagami katakan selagi tangannya menerima kantong plastik berisi tiga bungkus roti, sekotak susu dan air mineral.
Perhatian banget.
"Ya sudah, aku pergi dulu. Jangan bertingkah macam-macam-nanodayo" begitu saja, Midorima berbalik dan berjalan menuju pintu, kembali ke jalur menuju sekolah. Mungkin Kagami tak tau tapi rasanya si pemuda hijau itu mengambil jalan memutar? Kayaknya tidak mungkin rumah Midorima dan sekolahnya berjarak sejauh itu, rumah ini ada di sekitar pinggiran kota.
Ish, dasar Tsundere
"Oh, iya hati hati!"
Midorima melihatnya sebentar dengan tatapannya yang dingin itu. Kagami balas menatapnya tak mengerti, bertanya 'ada apa?' dengan matanya lalu menelengkan kepala. Lalu Midorima mendengus lagi dan menutup pintu.
'Tch, dia terlalu santai' pikir Midorima, mungkin.
Setelah sarapan, Kagami memakai Jaket bertudung yang satu ukuran lebih besar darinya dan menutupi separuh wajahnya (Dia curi dari jemuran orang saat lari), memakai sepatu yang merknya tak pernah dia pakai, dan parfum yang jelas jelas tak pernah dia gunakan. Setelah menyelempangkan tas dan memakai masker dia pergi keluar.
"Arf!"
"AAH!" Kagami tak sengaja berteriak saat kaget karena Nigou ada disana. Mata anjing ini benar benar sama persis dengan Kuroko jadi dia mengalami tekanan batin. Merasa seperti menipu Kuroko, lagi. "Tunggulah disini, oke? Aku keluar sebentar"
"Ngg?" Nigou menelengkan kepalanya. Sedikit merengek dan meraih celana Kagami dengan satu kaki depannya, bertingkah lucu. Tapi! Itu tidak mempan ke Kagami bung!
"Tidak, kau tak boleh ikut" Kagami mulai berlari sambil menujuk Nigou "Pokoknya tetaplah disana" katanya terakhir sedikit keras sebelum dia berbelok ke sebuah gang.
Kagami ingin menemui profesor itu sekali lagi. Profesor yang menanamkan sumber masalah ini kepadanya yang tak tau apa-apa, yang hanya korban. Dia mau protes, dia mau informasi, dia mau apa saja yang bisa dia gunakan agar posisinya sedikit lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Electric Hearts Project
FanfictionAku, Kagami Taiga, 16 tahun-menuju tujuh belas pemain basket, Ace dari tim, hidupku sempurna Sekarang sedang menjadi buronan DENGAN TUDUHAN PALSU! Aku tidak percaya siapapun Apa aku akan mati seperti ini? A Kuroko no basuke fanfiction, all character...