"Hng.... Taekwoon-ah, kau masih belum selesai?" ujar Hakyeon mengusap matanya.
Sepasang obsidian dinginnya berpindah dari buku ke bawah, tempat di mana sosok bernama Cha Hakyeon tengah memeluk perutnya. Ia mendecih.
"Menyingkirlah dariku, Cha bodoh."
"Tidak mau~" jawabnya manja. Bukannya menurut, Hakyeon justru menghirup aroma tubuh Taekwoon dalam-dalam, mengirimkan sensasi unik pada sang empunya tubuh.
"Hakyeon-ah, aku harus menyelesaikan ini," desaknya tak acuh.
"Kau sudah mengatakan itu sejak sejam yang lalu. Bahkan tingkahmu mulai mirip Wonshikie! Kau tak mendengar aku ngomong apa, kan?"
"A-Aku dengar," kilahnya.
"Memangnya aku bilang apa?"
Taekwoon menggaruk tengkuknya sebagai pengalihan. Ciri khasnya setiap mau kabur dari tudingan maut Hakyeon. Pria yang lebih kecil mengerutkan bibirnya cemberut.
"Jika kau benar-benar debut bulan depan, jadwalmu akan nabrak dengan jadwal syutingku. Aku tak janji bisa datang mendukungmu karena ada jadwal minor lainnya."
Lawan bicaranya terdiam, larut dalam pikiran. Selain kebingungan memikirkan kosa kata, dia kepikiran kenapa Hakyeon tiba-tiba menyampaikan perihal itu. Biasanya dia antusias mengatakan akan datang bagaimanapun caranya.
"Kok melamun?" Hakyeon mengapit pipinya. Diturunkannya agar pandangan mereka bertemu. "Taekwoonie~"
"Hmm?" gumamnya sok tak acuh. Padahal dia terbius habis-habisan oleh mata sendu Hakyeon.
"Kau kurusan. Sangaaaat kurus. Diet ya? Kita makan bareng sehabis kau rekaman besok, mau?" Capek mendongak, Hakyeon pun menurunkan tangannya. Dinaik-turunkannya pipi di sekitar perut Taekwoon sembari memeluk pinggang pria itu protektif. Sungguh, siapa yang mau menolak tubuh hugable ini?
"Tidak, Yeonie. Akhir-akhir nafsu makanku turun."
"Itulah kenapa kau kurus. Ayo makan daging."
"... Aku pikirkan nanti."
"Kau harus beristirahat juga. Nanti kau sakit. Hmm...."
Jatuh tertidur.
Taekwoon menggelengkan kepalanya. Selalu seperti ini. Hakyeon datang tanpa diundang, mengeluarkan jurus skinship berlebihan yang tidak disukainya sampai dia terbiasa akan sentuhan itu, kemudian merajuk-rajuk minta perhatian. Tapi kali ini dia mumet merevisi ide ke bait-bait lagunya. Tak heran Hakyeon sampai tertidur mengingat dia sengaja mampir ke dorm untuk menemuinya.
'Berat,' satu tangannya terulur menyentuh bingkai wajah Hakyeon. Menyingkirkan poni-poni yang mengganggu.
Senyum mengembang di wajah. Ekspresi polos Hakyeon dikala tidur mampu melepaskan penatnya seketika. Ia melirik jam. Jarum menunjukkan angka 1 dan 3. Dia tidak menyangka telah selarut ini.
Sangat hati-hati dan penuh rasa tegang, ia memindahkan posisi Hakyeon ke samping. Namun sepertinya lingkaran tangan Hakyeon tidak berkurang sedikit pun, malah justru berpindah ke sekitar lehernya agar lebih leluasa mendekapnya.
"Benar-benar deh," kekehnya, menarik selimut hingga menutupi dada.
Taekwoon setengah terlelap ketika dirasanya ada yang memijit tengkuknya. Sambil mengerang, ia membuka sebelah mata, merutuk mendapati Hakyeon tersenyum dalam mimpinya.
"Taekwoon-ah," bisik Hakyeon. "Saranghae."
Tanpa bisa dicegah, seringai bermain-main di bibir pria yang lebih tinggi. Dia mempersempit jarak di antara mereka kemudian menempelkan bibir mereka. Hanya sebuah kecupan ringan sebelum menempatkan kening Hakyeon di dadanya.
"Aku juga mencintaimu."
.
.
.
A/N:Wah, ini beneran drabble tercepat yang kubikin hahaha. Awalnya gara-gara lihat pict couple lewat di TL FBku terus aku keinget Neo www
Yang ini pictnya >3<
Tbh, ini draftnya udah kelar sebelum fanmeeting tapi baru kupost sekarang karena ngebetulin typo ㅎㅎㅎ
Jangan lupa comment dan votenya, byulbit-deul ♡♡♡
Sincere,
SeiRushiel, 190129
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Night
RomanceBiasanya mereka berjauhan. Terutama Jung Taekwoon yang dikenal malas bersentuhan terlalu banyak. Bukan karena apa, tapi Cha Hakyeon selalu membuatnya gugup. Lain lagi dengan Hakyeon, dia dikenal keras kepala dan memegang teguh tanggung jawab sebaga...