Tepat setelah adzan magrib, Romeo sampai di kediamannya. Seharusnya ia segera memasuki rumah, namun langkahnya terhenti ketika matanya menangkap aktifitas manusia di seberang rumahnya yang telah lama kosong.
Matanya mengernyit kala lampu lampu di rumah itu kembali di hidupkan. Gerbang rumah yang terbuka makin membuat Romeo dirundung tanda tanya. Hingga matanya memicing kala melihat seorang lelaki seumuran ayahnya tengah menyirami tanaman tanaman yang sekarang tersusun rapi.
Langkahnya mulai mendekat. Mencoba mencari tahu lebih banyak agar dugaannya semakin kuat. Hingga lelaki itu menyadari kehadirannya, dan mata mereka bertatapan. Romeo sontak membulatkan matanya.
"Om Wira?." Tanya Romeo memastikan. Langkah kakinya mendekat, hampir seperti berlari.
"Wah Romeo." Sapa Wira. Lelaki tua itu tersenyum melihat anak sahabatnya yang kini berdiri gagah di hadapannya.
Mereka berpelukan dengan singkat. Lelaki tua itu menepuk pundak Romeo sedikit keras.
"Ganteng banget kamu sekarang." Ujar Wira disertai tawa. Romeo hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal karena salah tingkah.
"Om balik lagi ya?." Tanya Romeo cenderung berharap.
"Iya, tuntutan pekerjaan." Jawab Wira.
Romeo hendak bertanya tapi suara seorang gadis membuatnya mengurungkan niatnya.
"Papa... ada kecoa di kamar juliet! Pokoknya juli.." ucapan gadis itu pun terhenti. Ketika netranya menangkap sosok berbadan tegap yang diyakininya sahabatnya dulu.
Romeo mematung. Jantunganya berdetak tak normal sekali lagi. Disana, diambang pintu rumah om Wira. Seorang gadis berambut panjang dengan celana selutut dan kaos berwarna biru yang membuatnya terdiam.
"Romeo..." ujar gadis itu lebih dulu. Ia melangkah maju, dengan senyum merekah menghiasi wajahnya.
Romeo masih terdiam, entah apa yang dipikirkannya hingga ia tak menjawab juliet.
"Romeo?." Uhar juliet sekali lagi. Kali ini Juliet mengernyit bingung, netranya kemudian beralih pada sang papa yang juga sama herannya memandang Romeo yang terdiam.
"Ini beneran Romeo kan pa?." Tanya Juliet pada papanya. Meskipun dirinya sangat yakin, tapi keterdiaman laki laki dihadapannya ini membuatnya meragu.
Wira mengangguk, ia kemudian menepuk pundak Romeo. Reaksi yang diberikan Romeo masih sama. Memandangi wajah Juliet dengan tatapan tak percaya.
"Ck, sombong banget sih." Ujar Juliet. Ia memutuskan mengakhiri kontak mata dengan Romeo.
Hal itu membuat Romeo mengdipkan matanya dan dengan cepat memeluk tubuh Juliet di hadapan Papa gadis itu.
"Gue kanget tau..." ujar Romeo saat ia memeluk tubuh gadis itu. Sang gadis sontak keheranan. Berusahan menatap wajah sahabatnya meski sulit. Pelukan pria itu sungguh kuat.
Wira tertawa. Memaklumi tingkah Romeo yang masih kekanak kanakan.
"Papa kedalam dulu ya sayang takut ganggu." Goda Wira masih dengan tawa yang keras.
Sontak Juliet memelototi papanya itu. Ia juga berusaha melepaskan pelukan Romeo yang begitu erat meski sulit.
"Gue susah napas Romeo!." Teriak Juliet sembari memukul punggung Romeo.
Dengan pasrah Romeo pun melepaskan pelukannya. Memandang Juliet lekat masih dengan Rindu yang begitu memikat.
"Ck, lo gak kangen gue apa?." Tanya Romeo sebal.
"Ya kangenlah." Uhar Juliet spontan. Hal itu memicu timbulnya senyum di wajah Romeo yang membuat Juliet salah tingkah.
Hari ini memang hari baik bagi Romeo.
KAMU SEDANG MEMBACA
problem of love
Teen Fictionkisah cinta Roseanna memang tak seindah kelihatannya. memiliki pasangan bernama Romeo sudah membuatnya sangat bersyukur. Romeo yang pengertian, baik dan mencintainya. setidaknya menurut Rose. dalam hati, Romeo tahu bahwa ia tak mengerti Rose. bers...