Dimulai

201 63 44
                                    


Pagi yang cerah untuk memulai hari pertama masuk sekolah di SMA Melodica. Seluruh siswa telah berkumpul di lapangan utama. Disisi utara lapangan di isi oleh siswa kelas 10 ditengah lapangan siswa kelas 11 dan sisi selatan di isi siswa kelas 12. Upacara pun dimulai

Dibarisan paling belakang dari kelas 12 Erica tampak sibuk mencari seseorang.

"Hai Er. Huh!" sapa Mia sahabat Erica yang terlihat lelah sehabis lari dari depan gerbang sekolah.

"kebiasan deh mi telat. baru juga hari pertama"

"hehe.. biasa lo tau sendiri gue harus nganterin adik gue ke smp nya" jawab mia dengan masih menormalkan nafasnya.

***

"Ayo yang telat baris di depan!!" teriak Bu Fia guru BK

"Andika kamu maju kedepan".

"kenapa kamu bisa telat?" tanya bu fia

"kesiangan bu, jalan macet" jawab andika seadanya.

"kamu itu kakak kelas berprestasi harusnya kamu bisa kasih contoh yang baik buat adik kelas kamu" Ia hanya diam. Enggan menjawab pernyataan dari guru BK nya tersebut.

"sekarang kamu lari putar lapangan basket 5 kali setelah itu kamu baru boleh masuk" perintah bu fia dengan muka memerah.
"baik bu" jawab andika sembari mencium tangan bu fia.

***

"saya selaku kepala sekolah SMA Melodia mengucapkan selamat datang bagi siswa baru di kelas 10 dan juga saya mengingatkan kepada siswa kelas 12 yang sebentar lagi akan mengikuti UNBK untuk giat dalam belajar karena sekolah berharap kalian dapat lulus 100% tahun ini" Ucap Pak Kamil

"cepet banget ya mi bentar lagi kita lulus. Habis ini gue kemana ya?" tanya erica masih menatap pak kamil berbicara.

"kemana aja bisa kali er, lo kan banyak prestasi mau daftar kuliah atau kerja juga cepet dapetnya. Tapi gue saranin sih mending kuliah aja"

Erica hanya diam, Ia memang memiliki banyak prestasi baik akademik maupun non akademik. Tapi ia merasa enggan untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan.

" kalo lo mau kemana mi?" tanya erica dengan sedikit menoleh ke arah mia.

"kemana ya? Adik gue masih sekolah. Kalau gue kuliah adik gue gimana. Lo tau sendiri ibu gue cuma guru biasa. Buat biaya hidup sehari-hari aja masih kurang"

terkadang erica merasa kasihan pada sahabatnya ini. Mia cukup pintar tapi lagi-lagi faktor ekonomi menjadi penghalang mimpinya. Kehidupan ini memang rumit.

***

"Suarabaya kayaknya panas ya bro" tanya Agung salah satu teman geng Andika.

"Apaan sih lo! " Jawab andika kelelahan setelah memutari lapangan basket

"selow aja dong bro haha... entar malem mau ikut gak? Acara kumpul- kumpul aja sih"agung mencoba merangkul andika .

"acara apaan? Ogah gue kalo Cuma kumpul gak jelas" andika melepas tangan agung dari pundaknya.

Agung mencoba mendekat ke arah andika melihat kanan kiri. Dirasa aman kemudian ia berbisik ke andika. "Acaranya di rumah Rian. Kita gak cuma ngumpul. Kita juga mau bahas balapan yang bakalan diadain sabtu depan" andika coba berpikir. Memang ia menyukai balapan liar. Dia bisa mendapat uang yang cukup besar jika memenangkan balapan tersebut.

"Oke deh. Entar lo kirim aja alamatnya si Rian ke gue" Agung menyunggingkan senyum

"siap bro! Oh ya lo jangan lupa bawa camilan ya bro. Hahaha..."

"Sialan lo giliran cemilan aja lo minta gue" Agung langsung berlari kearah kelasnya. Hanya mereka berdua yang camilan apa yang dimaksud.

Hola... Selamat datang di Cerita terniat yang pernah ku tulis ^_^
Jangan lupa Vote and Comment yaaa..

See You Next Part

The Feeling [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang