Flashback - Part 2

32 8 13
                                    

Semakin kesini makin semangat buat nulis 😁 So para readers jangan lupa vote dan commentnya 🌟⬇

*******
1 Tahun yang lalu

Andika turun dari motor yang di kendarainya, melepas helm kemudian menggantungkan di sisi spion kanan. Ia menggendong tas ranselnya yang jika di perhatikan tampak ringan tak berisi apapun. Andika menyusuri lorong sekolah dengan tatapan dingin.

"Pagi mas dik... a" Pak Gatot salah satu cleaning service di sekolahnya yang biasa menyapa andika terlihat kebingungan. sebelum hari ini Andika biasa menyapa ramah Pak Gatot bahkan tak segan membantunya membersihkan sampah-sampah yang berada di pinggir lapangan.

Tidak hanya Pak Gatot yang dia acuhkan, kepala sekolah yang berada di depannya pun dia abaikan. Sungguh andika berbeda hari ini.

"Dika! Tadi aku dapet pesen dari bu Lisa habis istirahat kita harus ke perpustakaan buat belajar tambah oliampiade di Jakarta nanti" Erica berbicara di samping andika yang terus berjalan menuju kelasnya tanpa membalas ucapnnya sedikit pun

"Dik.. Dik... Dikaa.. kamu dengerin aku kan? Nanti itu.." Tiba-tiba ucapan erica terhenti saat Andika mendadak memberhentikan langkahnya dan menatap Erica dalam.

"ada hal penting yang harus gue omongin ke lo tapi gak sekarang. Dan gue lagi males bahas olimpiade itu" Setelah selesai mengatakan itu Andika meninggalkan erica yang masih berdiri mematung menatap andika dengan kebingungan"

***

Kantin terlihat penuh sesak saat jam istirahat, bangku yang di sediakan untuk makan penuh banyak dari mereka yang tidak kebagian memutuskan membawa makanan mereka ke kelas masing-masing.

Di pojok kantin terdapat meja panjang yang di isi oleh 3 siswa cowok dan 1 siswa cewek. Sebenarnya meja itu cukup untuk di duduki oleh 6 orang namun seluruh warga sekolah seakan menghindari tempat itu karna yang menempati meja itu adalah geng yang di takuti oleh semua siswa di SMA Melodica.

Seorang siswa memberanikan diri mendekati geng itu "Hei Dika..Gila! ada apa lo kemari? Ayo duduk sini sebelah gue. Vin.. lo geser sebelah dulu! Kita punya tamu spesial hari ini" kemudian Rian tertawa kencang memenuhi tempat itu.

Andika duduk di samping Rian ada rasa sedikit canggung berada di tempat yang sebelumnya tidak pernah ia pedulikan.

"Eh.. Kalian pasti udah pada kenal sama temen baik gue di smp dulu. Andika namanya anak Mia 1 nih" Andika memberika senyum sekilas kepada teman-teman Rian yang tidak begitu ia kenali.

"nih depan gue agung, sebelahnya vino, terus nih cewek gak jelas yang suka ngikutin kita Sasha namanya" Andika menyalami mereka satu per satu, namun berbeda ketika bersalaman dengan Sasha cewek genit ini enggan melepaskan tangan Andika.

"Udah.. salamannya. Demen banget lu pegang yang bening-bening" Rian melepas paksa jalinan tangan mereka. Sasha dengan terpaksa menerima perlakuan rian dan membuang muka ke arah lain.

"Jadi.. gimana bro, lo serius mau gabung? Ini bukan mainan anak-anak yang kalo lo udah bosen terus lo bisa keluar gitu aja. Sekali lo main lo harus terus berada di permainan ini. Apapun yang terjadi lo harus tanggung resikonya sendiri"

Rian berbicara serius dengan Andika, semua orang yang duduk di bangku itu menunggu jawaban Andika.

"Gue Serius, Gue janji gak akan kecewain lo dan kalian semua yang ada di sini." Andika berbicara dengan mantab. Memberikan tatapan serius kepada yang lainnya.

"Oke gimana guys. Kalian setuju Dika masuk geng kita?" Rian bertanya kepada teman-temannya

"Emang Lo bisa naik motor? Maksudnya... gak Cuma ngendarain tapi bisa race juga." Agung bertanya kepada Andika.

Andika mendengar ucapan tersebut memberikan senyum mengejek "asal lo tau aja, yang dulu ngajarin ketua kalian ini naik motor ini siapa?"

Andika berhenti sejenak lalu menunjuk dirinya dan menyebutkan satu kata 'gue'. Sontak semua yang berada di bangku itu tertawa kencang.

Rian menyundul kepala Andika. Ia merasa malu sekaligus tertawa mengingat kejadian masa kecilnya itu "Anjirr... kagak usah buka masa lalu juga" Kemudian Rian dan Andika tertawa bersama.

***

Di ruang perpustakaan Erica sedang menunggu kehadiran Andika. Ia masih mengingat tadi pagi dia telah memberitahu Andika bahwa setelah Istirahat ia harus pergi ke perpustakaan untuk belajar tambahan.

Namun hingga jam menunjukkan pukul 10.30 Andika belum juga datang. Erica memutuskan untuk menghubungi Andika, belum sempat Erica memencet tombol 'call' terdengar bunyi pintu terbuka dan menampilkan Andika yang muncul dengan seragam yang telah ia keluarkan, terlihat berantakan.

"Dika.." Erica melambaikan tangan kepada Andika. Erica berdiri dari kursinya lalu menghampiri Andika yang hampir sampai di tempatnya.

"Eh dika.. aku tungguin dari tadi. Ayo duduk sini" Erica mempersilahkan andika duduk disebelahnya.

Andika duduk dengan tenang kemudian berbicara dengan Erica "Gue mau ngomong sama lo Er. Ini masalah olimpiade"

Andika meneguk air liurnya lalu melanjutkan kembali "Gue keluar dari olimpiade, gue udah bilang sama ke guru pembimbing kita. Lo bisa cari orang lain atau batalin ikut olim itu. Sekali lagi sorry, gue gak bisa lanjutin ini"

Andika berdiri dari tempat duduknya, namun sebuah tangan mencegah langkahnya "kenapa lo tiba-tiba mundur gitu aja?? Kita udah di final dan lo mutusin gitu aja? Keterlaluan banget lo dika!"

Nafas Erica mulai sesak, ia begitu kesal sekaligus ingin menangis. Ia benar-benar kecewa dengan sikap Andika.

Andika berbalik mengahadap erica dan mengatakan satu kalimat menyakitkan "Alasan gue Cuma satu, gue muak jadi anak baik"

Kemudian Andika menghempaskan tangan Erica dengan kasar dan meninggalkan erica tanpa menoleh sedikit pun. Detik itu pun erica terduduk dan menangis.

Sejak saat itu keduanya berhenti bertegur sapa, bahkan menghindari pertemuan yang baik di sengaja maupun tidak sengaja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Feeling [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang