Hello DraRryHeads! Aku balik dengan transletan yang lain, wohooo! cerita fluff seperti biasa antara Dray~ and 'Rry~ , so if u don't like don't read;)
Disclaimer : Seluruh Dunia Sihir beserta karakter-karakternya milik 'JK.Rowling', alur cerita ini milik 'babyvfan', aku cuman penranslet amatir yang suka cerita ini trus coba aku transletin, semoga sukaaaa~
-----------------------------
Seorang Draco Malfoy yang berumur lima tahun tidak tau bagaimana caranya membuat anak kecil yang terdiam didepan pintu kamarnya bisa masuk dan bermain bersamanya. Mata hijau berkilauan sang anak melirik ke seluruh bagian kamar Draco dan berhenti di kasur king-size yang terletak di tengah kamar dengan boneka binatang seukuran dirinya atau bahkan lebih tinggi(?) terletak ditengah kasur.
~/**\~
Setiap kali orang tuanya punya tamu yang datang ke Manor, Draco selalu diperintahkan untuk mengajak anak dari tamu mereka pergi ke kamarnya atau ke kamar bermain, supaya para orang dewasa bisa berbicara dengan tenang.
Pada awalnya Draco menyukai tugasnya yang satu ini, menjaga anak kecil dari tamu orang tuanya. Tugas ini membuat Draco merasa lebih dewasa. Tugas ini juga tidak terlalu sulit, karena Draco akan punya teman bermain seumuran selama beberapa jam dan dia punya kesempatan untuk menunjukan seluruh mainannya kepada mereka.
Tapi akhir-akhir ini, tugas tersebut mulai berubah dari mengasikkan menjadi membosankan. Anak kecil dari tamu yang selalu orang tuanya undang ke Manor, tidak lagi seru diajak bermain. Tidak ada yang bisa menghibur Draco lebih dari beberapa detik sebelum akhirnya keberadaan mereka membuat Draco bosan. Biasanya mereka itu sangat membuat Draco kesal.
Pada saat sarapan pagi ini, Ibu Draco memberitau dirinya kalau mereka akan kedatangan tamu sebentar lagi. James dan Lily Potter juga anak laki-laki mereka, Harry Potter, yang seumuran dengan Draco.
"Orang baru yang bisa kau jadi kan teman." Kata Cissa sambil tersenyum.
Dengusan berhasil lolos dari mulut tertutup ayah Draco, yang tentu saja langsung membuat senyuman ibunya berubah menjadi decakan.
Draco tidak bisa menyangkal kalau dia setuju dengan ayahnya. Harry yang ini pasti sama seperti anak kecil sebelum-sebelumnya : bodoh dan membosankan.
Tapi ternyata Harry berbeda.
Hal pertama yang Draco perhatikan saat melihat dia —selain sepatu yang ia kenakan, Draco akui kalau mereka lumayan bagus— adalah matanya. Besar, berkilau dan benar-benar hijau. Seperti potongan batu emerald dengan beberapa sentuhan cahaya yang keduanya membuat seorang Draco Malfoy tertarik. Walaupun sang ibu -Lily Potter- punya mata yang sama seperti anaknya, tapi menurut Draco, milik Harry lebih...menarik.
Kedua, adalah ekspresi yang dia kenakan saat mereka berkenalan. Ibu Harry tersenyum, lalu Ibu Draco membalas senyumannya kemudian berpelukan. Menyuruh —secara tidak langsung— pada anak mereka untuk melakukan hal yang sama.
Draco sudah hafal dengan seluruh gerakan untuk yang satu ini. Dia akan mengeluarkan tangannya dan menunggu dengan sabar tangan lawan untuk menjabatnya supaya mereka bisa berkenalan ala PureBlood terhormat. Draco menunggu tangan Harry untuk menjabatnya, tapi tangan tersebut tidak kunjung menjabatnya. Draco tidak tau apakah anak ini tidak mengerti cara berkenalan atau memang tidak peduli dengan uluran tangan Draco. Harry dengan santainya hanya berdiri dan memandang Draco. Matanya melirik kearah jubah hitam yang Draco pakai kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Stages Of Kissing [Completed]
FanficSTORY : babyvfan COVER : cremebunny Dari saat Draco bertemu anak kecil asing dengan mata hijau yang berkilau, dia tau kalau mereka pasti akan selalu dekat. Kalau mereka pasti akan selalu menjadi sahabat. Kalau mereka akan berbagi tawa bahkan beberap...