3rd : Percobaan

6.5K 1.1K 333
                                    

Disclaimer : Seluruh Dunia Sihir beserta karakter-karakternya milik 'JK.Rowling', alur cerita ini milik 'babyvfan', aku cuman penranslet amatir yang suka cerita ini trus coba aku transletin, semoga sukaaaa~
-----------------------------

Draco mengetahuinya, saat dia berumur tiga belas tahun, ada satu pengalaman yang selalu datang pada setiap orang dan mereka tidak pernah tau kapan datangnya. Orang tua hanya melihatnya sebagai pengalaman biasa yang membuat anak mereka lebih dewasa.

Pengalaman ini lebih mengerikan daripada gunungan tugas yang para Profesor berikan padanya di Hogwarts. Sesuatu yang menurutnya bisa menandingi Dia-Yang-Namanya-Tidak-Boleh-Disebut dalam hal keganasan.

Puberti.

Draco kesal dengan bagaimana lemahnya dia pada perubahan tubuhnya sendiri. Memperkuat bagian yang satu tapi melemahkan bagian yang lain secara bersamaan, membuat semua hal terasa lebih sulit dan aneh. Termasuk persepsinya terhadap dunia yang berubah dari mudah ke sangat aneh.

Seperti matanya yang selalu memandang tubuh orang lain misalnya.

Selama tahun kedua, Draco yakin bukan hanya dirinya saja yang mengalami proses gila ini. Dilihat dari raut wajah teman-temannya, Draco tau kalau mereka sedang melewati hal yang sama.

Draco yang dulunya tidak pernah peduli dengan penampilan para gadis, tiba-tiba sangat mengaguminya. Melihat detail dari wajah, tubuh dan lekukan tubuh mereka yang tidak bisa disembunyikan dari jubah sekolah.

Muddblood Granger itu salah satunya. Dia berhasil membuat Draco memandangnya lebih lama saat dia membuka sweaternya di aula besar. Pansy juga sempat menarik perhatiannya dengan cara memamerkan kakinya yang mulus dan jenjang.

Dan bukan hanya para gadis yang membuat Draco seperti itu, beberapa lelaki juga ada yang membuat dirinya memandang mereka dengan cukup lama.

Seseorang dengan rambut kecoklatan yang memiliki wajah setampan baju khas buatan designernya. Kapten Quidditch baru yang punya otot bagus. Terutama orang familiar yang memiliki mata hijau dengan rambut hitam berantakan yang sedang istirahat sehabis latihan Quidditch, dengan hanya menggunakan boxser, kaus tipis dan handuk yang bertengger di bahunya, tidak sadar sama sekali kalau Draco sudah memandangnya lebih dari dua menit penuh.

Draco juga tidak sadar kalau dia sedari tadi dipanggil, sampai orang yang memanggilnya menyebut namanya tiga kali dengan suara yang semakin meninggi, baru-lah dia sadar, tapi matanya tetap melirik kearah Harry. Lebih spesifik lagi, kearah bibir pink Harry.

"Apa? Kenapa?"

Harry menaikkan sebelah alisnya. Kebinggungan terlihat jelas di mata hijau itu. Draco memaksa dirinya untuk tetap tenang, disamping perasaan aneh yang mulai muncul saat Harry memicingkan matanya.

"Aku bilang, apakah kau baik-baik saja? Kau terlihat kebinggungan."

Pada saat kalimat 'kebingungan' keluar dari bibir sahabatnya itu, Draco merasakan darah tiba-tiba mengalir deras kearah lehernya. Untuk keseribu kalinya, Draco harap kulitnya tidak terlalu terang.

"Aku baik-baik saja." Kata Draco, dengan suara yang terdengar lemah bahkan bagi dirinya sendiri.

Draco berdeham dan mengeluarkan senyuman yang lebih terlihat menawan ke arah Harry.

Five Stages Of Kissing [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang