Gadis itu berjalan dengan riang sambil mengandeng tangan pria yang sedari tadi diam.
Dudududu~
Gadis itu bersenandung sambil merapatkan tubuhnya ke pria jangkung itu.
Pria itu kesal setengah mati saat mendapat perintah dari mamanya untuk menjaga perempuan tengik yang genitnya minta ampun.
"Lo bisa gak , gak usah nempel sama gue!" sungutnya.
Gadis itu menoleh lalu kembali bersenandung.
Merasa diabaikan oleh sang empu akhirnya ia memberhentikan langkahnya, "Cabe! Lo bisa gak ngejauh dari gue!" sentak Rava kemudian.
Arsha cemberut lalu melepaskan pegangan tangannya. Dengan cepat Rava langsung mengusap-usap tangannya dengan tisu yang selalu ia bawa di saku bajunya.
Siswa siswi yang melihat pun sudah biasa melihat pemandangan pagi seperti ini.
"Rav, emang tangan gue ada sianida nya sampe lo lap-lap gitu?" Arsha bingung karena menurutnya ia sudah mencuci bersih tangannya sebelum berangkat sekolah.
Rava mengangguk sekilas lalu melemparkan tisu itu ke tong sampah terdekat.
"Bahkan sianida yang ada ditangan lo itu lebih mematikan dari pada sianida yang lain." Arsha yang mendengarnya sangat kesal.
Ia menghentak hentakkan kakinya ke tanah ialah masa ke awan.
"Rav—"
"Pake embel embel kak. Inget itu". Potong Rava lalu melanjutkan perjalanannya kekelas.
"RAVAAAAAAA!!!!!!!!!" teriak Arsha bak siti badriah membelah cakrawala nya syahrini.
🕊️🕊️🕊️
Hari ini adalah hari kesialan bagi Rava. Pasalnya hari ini ia dihukum saat jam pelajaran olahraga bersama dengan Arsha.
Alsan mereka sangat mudah yaitu karena Arsha yang terus menganggu Rava sehingga membuat sang empu terciduk oleh gurunya yang sedang berbicara.
Kelas Rava dan kelas Arsha memang kebetulan saat jam ketiga mereka melakukan pelajaran olahraga dan itu membuat kesenangan tersendiri bagi Arsha dan kesialan tersendiri bagi Rava.
Keringat sudah bercucuran di sekitar pelipis Rava tapi cowok itu masih meneruskan larinya hingga tiga putaran lagi sedangkan Arsha gadis itu ia sudah tak diragukan lagi kemampuannya karena ia adalah atlet lari jarak jauh jadi menurutnya ini adalah hal yang wajar.
"Hosh! hosh!" Rava mendudukan bokongnya dengan mulus di lapangan indoor itu.
Sedangkan Arsha menatap Rava bingung,"Cuman segitu aja kemampuan kamu?" tanya Arsha dengan polosnya.
Rava menatap tak percaya lalu mendengus kesal, "Gue masih bisa nerima tantangan lari dari pak Darni sebanyak apapun dan gue cuman istirahat aja!" seru Rava kesal karena merasa diremehkan.
"Dan jangan panggil 'aku-kamu' jijik gue dengernya," sambung Rava membuat Arsha gemas dibuatnya.
"Iya deh mulai sekarang aku ga akan bilang 'aku-kamu' lagi ke Rava," ucap Arsha yang langsung disambut senyuman tipis dari rava.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHARA [ON GOING]
Teen Fiction"Tentang asap yang hangus dalam hujan" Rava altaries Ganendra, cowok dengan segudang kepintaran merupakan salah satu most wanted yang banyak dikagumi oleh para siswi di SMA Garena. Cowok dingin yang selalu berbicara irit ditambah dengan mulut pedasn...