Tawa Rava

29 12 0
                                    

Tak habis-habisnya Arsha berkomat kamit sendiri karena ia mendapatkan teguran dari salah satu seniornya di cheerleader. Ia kesal setengah mati dan menatap tajam gadis yang bernama Angeline dihadapannya.

"Ngapa liat gue kayak gitu ada masalah?" tanya Angeline saat melihat tatapan mengitimidasi dari Arsha.

"Gak ada," ucap Arsha cuek lalu mengalihkan pandanganya disekitar lapangan basket.

Angeline menghampiri Arsha yang sedang berdiri di pinggir lapangan bersama teman-teman lainnya.

"Gue tanya sekali lagi, lo ada masalah apa sama gue?!" ketus Angeline membuat Arsha geram dibuatnya.

"Kak jangan marah marah dong, nanti cepet tua baru tau rasa, terus nanti kalo udah tua ga ada yang mau kak," cerocos Arsha yang membuat amarah Angeline semakin ke ubun-ubun.

Arsha hanya terkikik geli berhasil membuat marah seniornya.

Akhirnya latihan cheerleader dimulai untuk yang ketiga kalinya setelah gagal sebelumnya. Arsha kini gugup karena ia akan menjadi Flyer, ia akan dilambungkan keatas dan dijatuhkan lagi kebawah.

"Oke siap!" seru pembina ekskul itu dengan lantang.

" 1!2!3! Mulai!"

Kedua senior nya mulai memegang kedua kakinya dengan gerakan serempak dengan teman-temannya yang lain , mereka dilambungkan keatas dan dihempaskan lagi kebawah.

Entah karena badan Arsha yang terlalu berat atau memang seniornya yang tidak suka kepadanya.

Alhasil saat ia dihempaskan kebawah, Angeline berpura-pura tidak kuat dan membuat kepala Arsha terbentur lantai.

Lumayan keras memang atau bahkan cukup keras sehinga menimbulkan bunyi saat kepala Arsha jatuh kelantai.

Ia meringis sedikit lalu membuka matanya, ia melihat Angeline yang tersenyum puas sambil mengucapkan 'sorry'.

Arsha yang geram dibuatnya langsung menjauhkan tubuhnya dari seniornya dan berpindah mendekati teman-teman ekskul yang lainnya.

Wajahnya yang seputih susu itu memerah terkena sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah-celah atap lapangan indoor.

Ia mengibas-ngibaskan kedua tangannya menetralisir panas yang mendera.

Banyak tatapan mata yang tertuju kepada lekuk tubuh Arsha yang indah. Bagaimana tidak ia hanya mengenakan seragam cheerleader berbahan ketat dengan rok diatas lutut yang membuat paha mulusnya terlihat.

Setelah kurang lebih dua jam berlatih mereka dibubarkan dari lapangan dan menuju kelasnya masing-masing.

Jam menunjukkan pukul 16.30 itu artinya siswa maupun siswi SMA Garena sudah dipulangkan. Berbeda dengan Arsha, ia harus latihan Cheerleader terlebih dahulu sebelum pulang.

" Tumben pulang lama," ujar Rava menatap Arsha kesal.

"Hehe, biasa latihan dulu," balas Arsha enteng sambil menyerahkan tas nya kepada Rava yang langsung disambut oleh sang empu.

Memang itulah kebiasaan Rava selama ia bertemu dengan Arsha. Ia akan menjadi babu untuk Arsha karena perintah mamanya sendiri.

Mereka berjalan melewati lorong-lorong kelas yang sudah lumayan sepi hanya ada beberapa kelas yang terisi karena mengikuti bimbel tambahan dan para siswa yang mengikuti ekskul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang