CHAPTER 21

1.6K 61 1
                                    

Stella kini berada di kantor Steve, ia sungguh sungguh dengan ucapan nya yang hendak ingin memintai pendapat kakak nya itu

"Ms.Leonidas?"

Stella menoleh saat ada yang memanggilnya

Itu Thomas, orang kepercayaan kakak nya.

"Thomas, dimana kakak?"tanya Stella langsung

"Maaf nona tuan saat ini tidak berada di kantor, beliau sedang pergi bersama Ms.Petrov"

Stella memutar bola mata jengah mendengar jawaban dari orang kakak nya ini, lagi lagi Aurora

"Kemana mereka pergi?"

"Saya tidak tau nona, tuan hanya mengatakan untuk mengosongkan jadwal nya untuk hari ini karna ingin menemani kekasih nya ke suatu tempat"papar Thomas

Stella mengangguk pelan, "yasudahlah, aku pergi saja"

Thomas sedikit membungkuk kan bandan nya pada adik dari atasan nya itu sebelum berlalu

Stella kembali ke mobil sport nya, beruntung sekali Aurora bisa bersama lelaki yang dia cintai

Stella... Iri.

Stella mengenyahkan pikiran nya dan mulai melajukan mobil nya

Ia akan ke mansion kekasih kakak nya itu, semoga mereka ada di sana

⏭⏮⏭⏮

Setelah dari hotel tadi aku langsung pulang ke mansion ku, Steve bersama ku. Ia bilang ia tidak ada jadwal hari ini

Sedangkan aku memang sengaja mengosongkan jadwal ku hari ini.

Aku berdiri memandang taman bunga yang ada di belakang mansion, taman bunga itu adalah buatan daddy untuk mommy

Taman yang sangat Indah.

Sebuah lengan kekar memeluk perut rata ku dari belakang, aku sudah tau siapa pelaku nya

"Kau mau aku buatkan taman yang seperti itu sayang?"tanya nya membuat ku menggeleng pelan, ia menyandarkan kepala nya pada bahu ku

Aku tidak terlalu suka dengan bunga, tapi entah kenapa aku menyukai taman yang ada di mansion ini.

"Aku merindukan mu"ujar Steve tiba tiba

Aku membalikkan badan ku menjadi berhadapan dengan nya, kini tangan nya bertengger manis pada pinggul ku, "kita sudah sering bertemu Steve"jawab ku sambil terkekeh kecil

Dia menangkup kedua pipi ku, "tapi aku merindukan ini"ucap nya sambil mengusap pelan bibir bawah ku

Wajah ku memanas mendengar ucapan nya, kenapa dia begitu santai saat mengucap kan itu

"Wajah mu memerah sayang"kekeh nya sambil menggesekkan hidung kami berdua

Sudah tidak ada jarak lagi di antara kami, hidung kami saling menempel. Jika aku bergerak sedikit saja maka bibir kami akan menempel

Steve menutup matanya dan mulai menempelkan bibir tipis nya pada bibir ku, aku menutup kedua mataku dan membalas ciuman dari nya

Kami menyalurkan seluruh perasaan kami lewat ciuman ini, ia memegang tengkuk ku dan memperdalam ciuman kami

"Sepertinya aku datang di saat yang tidak tepat"

I am on your back (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang