01

32 5 8
                                    

"Irish! Irish! Bangun nak" ucap seorang pria paruh baya sembari menggoncangkan tempat tidur kecil milik cucu angkatnya itu.
Irish yang masih mengantuk mencoba membuka kelopak matanya dengan paksa, memandangi
kakek tirinya dengan raut wajah yang kebingungan.
"Ada apa kek?" Safir dan emereladnya masih berkilau agak sembab, "dia habis menangis" kakek tua itu membatin.
"Eh? Aku tidak menangis kok, hanya kurang tidur saja. Serius."
Kata terakhirnya seakan menekankan maksud dari kalimat yang dia ucapkan, sebab dia tahu apa yang tengah difikirkan oleh kakeknya.
"Elizabeth irish, sekarang namamu menjadi Mörette irish. Sudah, jangan protes."
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Irish menganggukan kepalanya sembari menyibakkan rambut panjangnya yang masih kucel . Sejak kemarin irish belum mandi sama sekali, raut wajahnya masih kusut bak tanah gurun yang tandus.
"Yasudah kakek mau beres beres dulu. Kamu juga bereskan sendiri tempat tidurmu! Jangan manja, kau sudah besar." semprot kakek mörette sambil berjalan keluar kamar. Irish merapikan selimut sambil tersenyum simpul menanggapi titah kakeknya.

Hari sudah dimulai, mentari menampakan seberkas cahayanya yang hangat, kokok ayam bersahut sahutan menandakan saatnya manusia menjalankan aktifitasnya masing masing.
Kakek mörette sedang membereskan perapian bekas semalam. Abunya masih hangat, api dinyalakan beberapa jam sebelumnya. Dia tidak tidur semalaman. Sehabis membereskan perapian, kakek tua itu memasak makanan yang enak untuk dia dan cucu tirinya itu.
Sedangkan, sebelum melihat segarnya sayuran tumbuh dipekarangan, Irish lebih suka menatap lekat lekat dirinya sendiri di cermin. "Mata ini, mengganggu" gumamnya pelan.

"Irish. Bisakah kau bantu kakek untuk menyiram sayur sayuran itu?" kakek Mörette berteriak dari pekarangan rumahnya, Irish yang tengah melamun tersentak dengan perintah kakeknya itu. Ia segera bergegas menuju pekarangan rumahnya sembari membawa air untuk disiramkan.
"Wah! sayuran yang kita tanam segar segar ya kek? Sepertinya kita akan untung banyak bulan ini." Mata Irish melotot melihat sayur kol yang berada dihadapannya.
"Irish! Jangan ceroboh, mana penutup matamu?!"
Tanpa berkata apapun Irish langsung pergi mengambil penutup mata di meja kamarnya. "Hilang? Kemana penutup mataku?" Irish panik dan berteriak memanggil kakeknya.

Kakek mörette segera menghampiri Irish, dia khawatir akan penutup mata Irish yang hilang. "Coba cari di laci atau kamar mandi, mungkin kemarin kau lupa menaruhnya" . Irish sibuk kesana kemari mencari penutup matanya yang hilang, namun kakek Mörette mencurigai jendela Irish yang tidak terkunci rapat.

Next eps 2 >>

ThetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang