Setelah hari itu Jennie jatuh sakit. Sekarang dirinya hanya tidur di bawa selimut tebalnya. Badannya pegel dan panas. Ditambah ia diserang penyakit flu dan batuk. Lengkap sudah penderitaan Jennie sekarang.
Tisu bertebaran di nakas. Obat-obatan juga tertata rapi disana. Kepala Jennie baru saja dikompres Mino tadi, lalu Mino pergi kerja. Jennie hanya dirumah sendirian dengan pembantu yang biasa ada dirumahnya.
Handphonenya dari tadi berbunyi,membuat kepalanya pusing mendengar banyak notif masuk, ia lupa mematikan nada deringnya tadi.
Banyak notif masuk bertuliskan 'GWS' tapi Jennie tau itu bukan untuknya. Sejak kapan orang mengirimnya itu ,kecuali empat sahabatnya.Ia membuka grup angkatan. Hampir semua mayoritas murid cewek mengirimkan kata 'gws' kepada sang wakil ketua OSIS yang sedang sakit,sepertinya.
Tunggu, wakil ketua osis? Hanbin dong!
Seorang Hanbin bisa sakit? itu lah yang dipikirian Jennie. Lalu ia menertawakan layar handphone sambil mengatakan "rasain noh sakit juga kan! ", lalu kembali tidur lagi karena kepalanya pusing dari tadi pantengin layar handphonenya terus.❤️❤️❤️
Sekarang sudah jam 12 siang. Jennie masih saja terlelap di kasur empuknya itu. Seseorang masuk ke kamarnnya, masih dengan setelan jasnya. Orang itu masuk sambil membawa sekamtong kresek berisi makanan untuk Jennie.
"Jen bangun," ucap orang itu sambil menggoyangkan tubuh Jennie yang masih lelap dalam tidurnya itu.
"Bang..."
Jennie bangun, menyandarkan badannya.
Ia mengucek matanya lalu menggaruk rambutnya. Menyadarkan dirinya dari tidur nya itu."Nih, abang bawa bubur, dimakan."
Mino menaruh kantong kresek isi bubur di nakas sebelah kasur Jennie.
"Kalau udah makan nanti minum obat yang ini, habis itu satu jam lagi minum yang ini. Nanti kalau abang belum pulang malam minum yang ini-"
Ucapan Mino terhenti, Jennie memeluknya erat. Mino membalas pelukannya.
Mino tau, Jennie merasa sendirian dirumah ini.
"Habis ini gue balik kantor lagi, lu makan ya Jen," ucap Mino melepas pelukan Jennie. Jennie mengangguk menganggap mengerti dengan lucu.
Tok Tok Tok!
Seseorang mengetuk pintu kamar Jennie. Jennie dan Mino refleks menatap pintu kamar Jennie.
Kepala seseorang muncul dari sana.
"Ada tamu den Mino," ucapnya lalu kembali berkerja lagi."Gue kebawah dulu ya Jen," ucap Mino, mengacak rambut Jennie lalu keluar dari kamar Jennie.
Jennie bosan dikamarnya, apakah empat sahabatnya itu akan menjenguk Jennie nanti? Ya sepertinya karena Jisoo sudah mengiriminya pesan bila mereka akan menjenguknya.Seseorang dengan kemeja kotak-kotak dan celana jeans ia pakai masuk ke dalam kamar Jennie, tentu tadi mengetuk pintu dulu.
Ia juga menggunakan masker dan topi, dan lucunya ia meng-hansaplas sesuatu di mukanya.Jennie terkejut. Ingin teriak rasanya, mengapa orang ini ada dirumahnya. Bukannya dia juga sakit, ngapain kerumah Jennie?! dengan seenaknya orang itu duduk di tepi kasur Jennie.
"Gak mukul gue? oh iya lu sakit!" ucap orang itu menambah kekesalah Jennie.
"LU NGAPAIN KESINI?!"
Jennie memukuli orang itu dengan bantalnya."Aw- nengok tuan putri lah, ga boleh?"
Jennie dibuat tambah kesal, tapi tak bisa berbuat apa apa karena badannya lemas."Gausah marah-marah dulu, gue kesini emang mau jenguk lu kok,"
"Bin, lu sakit juga ngapain kesini?"
Hanbin yang tadi melihat sekitar kamar Jennie lalu menatap Jennie.
"Bosen dirumah gabut-"
"Kok lu tau gue sakit?"
Belum juga Hanbin selesai bicara sudah dipotong sama Jennie. Emang kalau ketemu Hanbin bawaanya sensi aja.
"Gue tanya sama guru piket yang ga masuk sapa aja, ternyata lu juga gak masuk jadinya gue cap cus kesini,"
Jennie terdiam. Memang tak tau mau menjawab apa. Tapi kalau dipikir-pikir Hanbin gabut banget sampai nanya ke guru piket yang ga masuk sapa aja.
Jennie berusaha mengambil bubur yang ada di nakas samping kasurnya tetapi gara-gara badannya lemas ia tak bisa mengambilnya. Hanbin yang peka dengan gelagat Jennie membantu mengambil kresek hitam tersebut.
Jennie mengeluarkan sebuah tempat sterofoam dari kresek tersebut. Lalu ia diberi sendok oleh Hanbin. Jennie membuka tempat sterofoam tersebut. Menyendok bubur itu dengan lemah lalu memasukkannya ke mulut.
Hanbin yang melihat itu mengambil alih bubur Jennie. Ia menyuapkan bubur tersebut kepada Jennie tetapi Jennie berontak tidak mau.
"Ayo makan Jen!" ucap Hanbin lembut. Tangannya masih setia membawa sendok di depan mulut Jennie.
"Ogah disuap sama lu, mending sama abang aja!" ucap Jennie menutup mukanya menggunakan selimut.
"Ini abang lu yang nyuruh bego!"
Hanbin bohong tentang itu, biar Jennie mau makan aja. Sekalian modus 😏
"Gausah ngegas mas,"
Jennie masih saja menutup mukanya dengan selimut. Hanbin hanya menghela nafas. Ternyata Jennie masih ada sikap keanak-anakannya."Jen, biar lu cepet sembuh makan jen. Habis itu minum obat, blablabla.."
Dari pada Hanbin banyak bacot, Jennie langsung memasukkan sesendok bubur ke dalam mulutnya.
"Nah anak baik!"
Jennie mengunyahnya dengan rasa tak enak. Dan menelan makanannya dengan kasar.
"Eh, maaf Jen.Di mulut lu ada bubur."
Hanbin baru saja akan membersihkan secuil bubur/? yang ada di muka Jennie, tetapi tangannya sudah ditepis dahulu oleh Jennie.
"Gue bisa sendiri," ucap Jennie lalu membersihkan mukanya sendiri,tetapi noda itu masih ada di mukanya Jennie.
Hanbin memegang tangan Jenni yang ia buat membersihkan mukanya tadi lalu Hanbin membersihkannya. Muka Jennie bersemu.Bagaimana ia bisa menjadi orang bodoh sih, membersihkan mukanya sendiri saja tidak bisa!
Hanbin bukannya menyingkirkan tangannya dari wajah Jennie malah berpindah ke tengkuk Jennie, tatapannya masih tetap ke arah mata Jennie. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Jennie.Semakin dekat. Ada sihir dari mana Jennie menutup matanya, Hanbin juga menutup matanya.Hampir dekat kedua bibir mereka, hidung mereka sudah hampir bersentuhan. Ayolah, jaraknya tinggal 2 cm lagi dan bibir itu
'PLAK'
"bego ya lo."
"JENNIE KITA DATA- ups ada yang lagi lovey-dovey, kita tunggu diluar ya Jen!"
Jennie langsung melemparkan bantal ke wajah Hanbin untuk menjauhkan wajahnya dari Jennie.
"JICHU COMEBACK!!"ucap Jennie dengan wajah cemberut.
"m-maaf ya Jen. Gue pulang dulu."
Hanbin beranjak dari kamar, di depan pintu Hanbin mendengar suara cicikan sahabat-sahabat Jennie. Pasti mereka melihat ia dan Jennie hampir....di dalam hati pun Hanbin tak berani mengatakan kalimat itu.
Iya,Hanbin memang tak waras tadi. Maafkan Hanbin yang khilaf ini.
Lalu sekarang gantian sahabat Jennie yang masuk ke kamar Jennie.
"Seharusnya gue gak ganggu kalian ya tadi, maaf gara-gara gue kalian gak jadi ciuman."ucap Jisoo lalu diselingi gelak tawa Rose dan Lisa.
"Diem ae lu!"
🥰
Hai wkwkwk...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince and the Bad Girl [JENBIN]
FanfictionVella Jennie Anastasya. Ia gadis yang ceria dulunya, sebelum sang ibunda meninggalkannya. Walaupun masih ada kakak dan ayahnya, Jennie merasa kesepian. Ia menjadi gadis ugal ugalan dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Tetapi, seseorang datang...